digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1. To learn to trus onself and others; 2.To achieve slf- knowledge and develop a sence of one’s unique identity; 3. To
recognize the communality of the participants’ needs snd problem and develop a sence of universality; 4.To increase self-
acceptance, self confidence, and self respect in order to achieve a new vieu of oneself; 5.To find alternative ways of dealing with
normal developmental issues and of resolving certain conflict;6 To increase self-direction, autonomy, and responsibility toward
oneself and others; 7.To became aware of one’s choices and to make choices wisely; 8.To make specific plan for changing
certain behavior and to commit oneself to follow through with this plans; 9. To learn more effective social skills; 10.To
became more sensitive to the needs and feeling of others; 11.To learn how to confront others with care, concern, honesty, and
directness; 12 To move away from morely meeting others, expectation and to learn to live by one’s own expectation; and
13. To clarify one’s values and decide whether and how to modify them.
Tujuan-tujuan tersebut diupayakan melalui proses dalam konseling kelompok. Pemberian dorongan supportive dan atau
pendekatan yang digunakan dalam konseling, diharapkan klien dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut Nelson-Jones, 1982. Sedangkan
tujuan operasionalnya disesuaikan dengan masalah klien, dan dirumuskan secara bersama-sama antara klien dengan konselor.
4. Manfaat Dan Keterbatasan Konseling Kelompok
Saat ini konseling kelompok telah diterapkan di berbagai institusi seperti misalnya: sekolah, rumah sakit, perusahaan, atau
lembaga-lembaga lain termasuk masyarakat luas, untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan Prawitasari 1997, perilaku anti social
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Latipun, 1999, pendidikan dan remaja Prayitno, 1995 dan lain sebagainya. Pendekatan kelompok dikembangkan dalam proses
konseling didasarkan atas pertimbangan bahwa pada dasarnya kelompok dapat pula membantu memecahkan individu atau sejumlah
individu yang bermasalah. Wiener mengatakan bahwa interaksi kelompok memiliki
pengaruh positif untuk kehidupan individual karena kelompok dapat dijadikan sebagai media terapeutik. Menurutnya interaksi kelompok
dapat meningkatkan pemahaman diri dan baik untuk perubahan tingkah laku individual George dan cristiani, 1981.
Selain itu terdapat berbagai keuntungan dengan memanfaatkan kelompok sebagai proses belajar dan upaya untuk
membantu klien dalam pemecahan masalahnya, sebagaimana dikemukakan oleh George dan Cristiani 1981 yang antara lain:
1.It is efficient counselor can provide service to many more client; 2. Group counseling provides a social interpersonal contexs
in wich to work on interpersonal problem; 3. Clients have the opportunity to practice new behavior; 4.It enable client to put their
tand different from others; 5. Clients form a support system for each others; 6. Clients learn interpersonal communication skill;
7 Client given the opportunity to given as well as to receive help. Namun demikian berbagai keuntungan itu tidak selalu
diperolehnya, bergantung kepada ketepatan pemberian respon, kemampuan konselor bagaimana ia mengelola kelompok, kesediaan
klien untuk mengikuti proses kelompok, kepercayaan klien kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses konseling Capuzzi dan
Cross, 1991. Selain
factor-faktor keunggulan
diatas, koneling
kelompok juga memiliki beberapa keterbatasan. Secara singkat keterbatasan konseling kelompok adalah sebagai berikut: 1. Setiap