Prosedur Konseling Terapi Konseling Realitas William Glasser adalah psikiater yang mengembangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mengalami kegagalan. Ketika klien melaporkan alasan-alasan kegagalan ini, sebaliknya konselor menolak menerima dalih atau alasan-alasan yang dikemukakan klien, justru saat itu konselor membuat rencana dan membuat komitmen baru untuk melaksanakan upaya lebih lanjut. Konselor tidak perlu menanyakan alasan-alasan mengapa tidak dilaksanakan atau mengapa kegagalan itu terjadi. Yang lebih penting bagi konselor adalah menanyakan apa rencana lebih lanjut dan kapan mulai melaksanakannya. 8.Menghilangkan hukuman Hukuman harus ditiadakan. Konseling realitas tidak memperlakukan hukuman sebagai tehnik pengubahan perilaku. Hukuman menurut Glasser tidak efektif dan justru memperburuk hubungan konseling. Hukuman yang biasanya dilakukan dengan kata-kata yang mencela dan menyakitkan hati klie harus dihilangkan, setidaknya dalam hubungan konseling. Glasser menganjurkan agar klien tidak dihukum dalam bentuk apapun dan dibiarkan belajar mendapatkan konsekuensi secara wajar dari perilakunya sendiri.

6. Peranan Konselor

Konseling realitas didasarkan pada antisipasi bahwa klien menganggap sebagai orang yang bertangung jawab kepada kebaikan dirinya sendiri. Menerima tanggung jawab ini akan membantu klien untuk mencapainya sendiri atau menunjukkan kematangannya, karena itu harus percaya pada dorongan internalnya sendiri. Konselor dapat memberikan dorongan, dengan jalan memuji klien ketika melakukan tindakan secara bertanggung jawab dan menunjukkan penolakannya jika klien tidak melakukannya. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C. Terapi Konseling Kelompok

Pelaksanaan konseling terus mengalami perkembangan, dari yang semula menekankan pada pendekatan individual. Hal yang mendasar penyelenggaraan konseling kelompok adalah bahwa proses pembelajaran dalam bentuk pengubahan pengetahuan, sikap dan perilaku termasuk dalam hal pemecahan masalah dapat terjadi melalui proses kelompok. Dalam suatu kelompok, anggotanya dapat memberi umpan balik yang diperlukan untuk membantu mengatasi masalah anggota yang lain, dan anggota satu dengan lainnya saling memberi dan menerima. Dengan demikian ditinjau dari jumlah klien yang dibantu, konseling dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu konseling individual dan konseling kelompok. Konseling individual berarti konseling yang diberikan kepada seorang klien, sedangkan konseling kelompok dilakukan terhadap beberapa klien. 1.Pengertian Konseling Kelompok Konseling kelompok group counseling merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik feedback dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam prosesnya menggunakan prinsip- prinsip dinamika kelompok group dynamic. Konseling kelompok menurut Gazda 1989 adalah: Group counseling is a dynamic interpersonal process focusing on conscious thought and behavior and involving the therapy functions of permissiveness, orientation to reality, catharsis, and mutual trust, caring, understanding, acceptance, and support. The therapy functions are created and nurtured is digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id small group though the sharing of personal concerns with one’s peer and the counselor’s Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka konseling kelompok secara prinsip adalah sebagai berikut: 1 konseling kelompok merupakan hubungan antara beberapa konselor dengan beberapa klien; 2 konseling kelompok berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari; 3 dalam konseling kelompok erdapat factor-faktor yang merupakan aspek terapi bagi klien; 4 konseling kelompok bermaksud memberikan dorongan dan pemahaman kepada klien, untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.

2. Beberapa Pendekatan Kelompok

Pendekatan kelompok sebenarnya sangat banyak. Beberapa bentuk intervensi psikososial yang menggunakan pendekatan kelompok adalah bimbingan kelompok, psikoterapi kelompok, dan kelompok diskusi terfokus. Pendekatan-pendekatan kelompok tersebut dapat dibedakan menurut jenisnya, sebagai berikut:

1. Psikoterapi kelompok Psikoterapi kelompok merupakan bantuan yang diberikan oleh

psikoterapis terhadap klien untuk mengatasi disfungsi kepribadian dan interpersonalnya dengan menggunakan interaksi emosional dalam kelompok kecil. Karena itu psikoterapi kelompok lebih memfokuskan pada ketidaksadaran, menangani pasien yang mengalami gangguan “neurotic” atau problem emosional berat lain, dan biasanya dilakukan untuk jangka panjang. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Konseling kelompok

Konseling kelompok merupakan kelompok terapeutik yang dilaksanakan untuk membantu klien dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Konseling kelompok umumnya ditekankan untuk proses remedial dan pencapaian fungsi- fungsi secara optimal. Konseling kelompok mengatasi klien dalam keadaan normal, yaitu tidak sedang mengalami gangguan fungsi- fungsi kepribadian. Pada umumnya konseling diselenggarakan untuk jangka pendek atau menengah.

3. Kelompok latihan dan pengembangan

Kelompok latihan dan pengembangan merupakan pendidikan kesehatan mental dan bukan kelompok terapeutik. Biasanya digunakan untuk melatih sekelompok orang yang berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tertentu, misalnya peningkatan ketrampilan sosialnya, cara kehidupan kesendirian, menghadapi pensiun atau post power sindrom dan hari-hari tua, orang tua tanpa partner dan lain sebagainya. Tujuannya secara umum bersifat antisipatif dan pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya hambatan jika hal tersebut benar-benar dialami.

4. Diskusi Kelompok Terfokus

Diskusi kelompok terfokus focus group discussion merupakan kegiatan diskusi, tukar pikiran beberapa orang mengenai topic-topik khusus yang telah disepakati oleh anggota kelompok. Topik-topik yang dibicarakan menjadi bahan yang diminati an disepakati oleh anggota kelompok. Peserta diskusi tidak harus