Mebangun hubungan Sasaran pertama dalam langkah ini adalah supaya klien

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tindakan. Dipertimbangkan juga strategi yang berasal dri berbagai macam pendekatan. Bagaimana caranya mengubah hambatan afektif, melakukan pengelolaan stress stress management, meningkatkan kemampuan penyelesaiaan masalah atau mengubah pola interaksi maladaptive. Proses terapeutis atau konseling merupakan sesuatu yang berkelanjutan dan berlangsung terus-menerus, merupakan suatu lingkaran sampai akhirnya masalah dapat terselesaikan. Hal ini berarti seorang konselor harus terus-menerus mengevaluasi apa yang dilakukannya, dan mengubahnya bila suatu strategi tidak dapat dilaksanakan atau dilanjutkan.

D. Evaluasi dan Terminasi

Suatu proses konseling pasti akan ada akhirnya. Dalam langkah keempat ini, dilakukan evaluasi terhadap hasil konseling, dan akhirnya terminasi. Indikatornya adalah sampai sejauh mana sasaran tercapai. Pertanyaan evaluasi progress yang penting mencakup: apakah hubungan ini membantu klien? Dalam hal apa membantu? Bila tidak membantu, mengapa tidak? Bila tidak semua sasaran tercapai, sampai sejauh mana sudah tercapai?. Keputusan untuk menghentikan adalah usaha bersama antara klien dan konselor, meskipun klien merupakan determinaror utama bila sasaran sudah tercapai. Rangkuman Ada empat langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan bimbingan konseling sosial antara lain: 1 membangun hubungan; 2 identifikasi dan penilaian masalah; 3 memfasilitasi perubahan terapeutis dan 4 evaluasi dan terminasi. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB VII PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM BIMBINGAN KONSELING SOSIAL Dalam menguraikan tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam bimbingan konseling social, Lis Haryati 2009 menyatakan bahwa setiap pendekatan memiliki pandangan yang berbeda tentang sifat manusia, pribadi manusia, kondisi manusia dan lain-lain. Dari pandangan tentang manusia akan melahirkan konsep dan landasan filosofis mengenai bimbingan dan konseling social yang akan digunakan. Oleh karena itu, merujuk pada filosofis ini Lis Haryati yang mengutip pandangan Gerald Cory 2005 menguraikan berbagai pendekatan dalam bimbingan konseling social sehingga ada delapan pendekatan dalam bimbingan konseling social, yaitu: pendekatan psikoanalitik, pendekatan eksistensial humanistik, pendekatan client- centered, pendekatan gestalt, pendekatan analisis transaksional, pendekatan tingkah laku, pendekatan rasional emotif dan pendekatan realitas.

A. Pendekatn Psikoanalitik

Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energy psikis dan pengalaman-pangalaman dini. Motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang. Adapun perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik- konflik pada masa kanak-kanak yang direpresi. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Pendekatan Eksistensial–Humanistik

Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, kebebasan untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, ketika sendirian dan ketika berada dalam hubungan dengan orang lain, keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan untuk mengatualkan diri.

C. Pendekatan Client-Centered

Pendekatan ini memandang manusia secara positif, bahwa manusia memiliki suatu kecenderungan kea rah berfungsi penuh. Dalam konteks hubungan konseling, klien mengalami perasaan- perasaan yang sebelumnya diingkari. Klien mengaktualkan potensi dan bergerak kea rah peningkatan kesadaran, spontanitas, kepercayaan diri dan keterarahan.

D. Pendekatan Gestalt

Manusia terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan dan tingkah laku. Pandangannya anti deterministic dalam arti individu dipandang memiliki kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh masa lampau berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang.

E. Pendekatan Analisis Transaksional

Manusia dipandang memiliki kemampuan memilih, apa yang sebelumnya ditetapkan, bias ditetapkan ulang. Meskipun manusia bias menjadi korban dari putusan-putusan dini dan scenario kehidupan, aspek-aspek yang mengalihkan diri bias diubah dengan kesadaran.