Diskusi Kelompok Terfokus Terapi Konseling Kelompok

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Latipun, 1999, pendidikan dan remaja Prayitno, 1995 dan lain sebagainya. Pendekatan kelompok dikembangkan dalam proses konseling didasarkan atas pertimbangan bahwa pada dasarnya kelompok dapat pula membantu memecahkan individu atau sejumlah individu yang bermasalah. Wiener mengatakan bahwa interaksi kelompok memiliki pengaruh positif untuk kehidupan individual karena kelompok dapat dijadikan sebagai media terapeutik. Menurutnya interaksi kelompok dapat meningkatkan pemahaman diri dan baik untuk perubahan tingkah laku individual George dan cristiani, 1981. Selain itu terdapat berbagai keuntungan dengan memanfaatkan kelompok sebagai proses belajar dan upaya untuk membantu klien dalam pemecahan masalahnya, sebagaimana dikemukakan oleh George dan Cristiani 1981 yang antara lain: 1.It is efficient counselor can provide service to many more client; 2. Group counseling provides a social interpersonal contexs in wich to work on interpersonal problem; 3. Clients have the opportunity to practice new behavior; 4.It enable client to put their tand different from others; 5. Clients form a support system for each others; 6. Clients learn interpersonal communication skill; 7 Client given the opportunity to given as well as to receive help. Namun demikian berbagai keuntungan itu tidak selalu diperolehnya, bergantung kepada ketepatan pemberian respon, kemampuan konselor bagaimana ia mengelola kelompok, kesediaan klien untuk mengikuti proses kelompok, kepercayaan klien kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses konseling Capuzzi dan Cross, 1991. Selain factor-faktor keunggulan diatas, koneling kelompok juga memiliki beberapa keterbatasan. Secara singkat keterbatasan konseling kelompok adalah sebagai berikut: 1. Setiap digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id klien perlu mempunyai pengalaman individual, baru bersedia memasuki konseling kelompok. Dengan demikian klien tidak akan kesulitan untuk langsung masuk konseling kelompok tanpa diawali dengan tahapan-tahapan sebelumnya. Pengalaman pada konseling individual sangat diperlukan bagi klien; 2. Konselor akan menghadapi masalah lebih kompleks pada konseling kelompok dan konselor secara spontan harus dapat memeberi perhatian kepada setiap klien. Kemampuan secara spontan memberi perhatian untuk banyak klien dan mengamati satu per satu tingkah lakunya sepanjang hubungan konseling adalah keharusan dan hal ini tidak mudah dilakukan oleh seorang konselor; 3. Kelompok dapat berhenti karena masalah” proses kelompok”. Waktu yang tersedia tidak mencukupi dan membutuhkan waktu yang lebih lama dan ini dapat menghambat perhatian terhadap klien; 4. Kekurangan informasi individu yang mana yang lebih baik ditangani dengan konseling kelompok dan yang mana harus ditangani dengan konseling individual; 5. Seseorang dapat muncul untuk sulit percaya kepada anggota kelompok, akhirnya perasaan, sikap, nilai dan tingkah lakunya dapat terbawa ke dalam situasi kelompok. Jika hal ini terjadi hasil yang optimal dari konseling kelompoktidak dapat dicapai. Jika dilihat dari sisi kliennya, menurut George dan Cristiani 1990 konseling kelompok tidak cocok untuk klien yang karakteristiknya sebagai berikut: 1. Dalam keadaan kritis; 2. Menganggap masalahnya bersifat konfidensial dan penting untuk dilindungi; 3. Sedang dalam penginterpretasian test yang dihubungkan dengan self-concept; 4. Memiliki ketakutan bicara yang luar biasa; 5.Benar-benar tidak efektif dalam ketrampilan hubungan interpersonal; 6. Memiliki kesadaran yang sangat terbatas; 7. Klien mengalami penyimpangan seksual, dan 8. Klien membutuhkan perhatian yang sangat besar dan terlalu besar jika diselenggarakan dalam bentuk koneling kelompok.