Model Pengembangan Desain Pembelajaran Dick Carey

46 c. Tahap Develop. Tahap yang terakhir adalah merangkai produk yang telah didesain menjadi suatu produk yang lengkap dan siap diuji cobakan. Langkah- langkah pada tahap ini yaitu: menyiapkan teks, menulis kode program, membuat gambar, membuat suar dan video, megumpulkan komponen- komponen, menyiapkan bahan yang mendukung, melakukan alpha test, merevisi produk, melakukan beta test, melakukan revisi produk akhir, memperoleh persetujuan klien, dan memvalidasi program yang telah dihasilkan. Pada penelitian ini, karena produk yang dikembangkan adalah multimedia pembelajaran, tahap Design dimodifikasi dengan tahap dari model pengembangan Alessi Trollip. Langkah-langkah tersebut disederhanakan menjadi tiga langkah, yaitu mengembangkan ide, membuat flowchart, dan membuat storyboard.

3. Model Pengembangan Desain Pembelajaran Dick Carey

Dick dan Carey 2005 mengembangkan model desain sistem pembelajaran yang telah lama digunakan untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Model yang dikembangkan didasarkan pada penggunaan pendekatan sistem atau system approach terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Implementasi model desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis dan menyeluruh agar dapat menciptakan desain sistem 47 pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi masalah-masalah pembelajaran. Berikut adalah langkah-langkah dari sistem pembelajaran yang dikembangkan Dick Carey. a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran dapat dikembangkan baik dari rumusan tujuan pembelajran yang sudah ada pada silabus maupun dari hasil analisis kinerja atau performance analysis. Rumusan tujuan pembelajaran dapat juga dihasilkan melalui proses analisis kebutuhan atau need analysis dan pengalaman-pengalaman tentang kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. b. Melakukan analisis instruksional. Analisis instruksional digunakan untuk menentukan keterampilan dan pengetahuan relevan yang diperlukan oleh siswa untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Dalam melakukan analisis instraksional, beberapa langkah diperluakan untuk mengidentifikasi kompetensi, berupa pengetahuan cognitive, keterampilan psychomotor , dan sikap atitudes yang perlu dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. c. Menganalisis karakteristik siswa dan konteks pembelajaran. Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait keterampilan yang dipelajari dan tugas yang dihadapi oleh siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan. Analisis terhadap karakteristik siswa 48 meliputi kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa, gaya atau prefensi cara belajar learning styles, dan sikap terhadap aktifitas belajar. d. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus. Berdasarkan hasil analisis instruksional, seorang perancang desain sistem pembelajaran perlu mengembangkan kompotensi atau tujuan pembelajaran spesifik instructional objectives yang perlu dikuasi oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat umum. e. Mengembangkan strategi pembelajaran. Program pembelajaran yang dikembangkan dapat dipadukan dengan penggunaan strategi pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. f. Mengembangkan dan memilih bahan ajar. Contoh jenis bahan ajar yang dapat digunakan dalam aktivitas pembelajaran yaitu buku teks, buku panduan, modul, program audio video, bahan ajar berbasis komputer, program multimedia, dan bahan ajar yang digunakan pada sistem pendidikan jarak jauh. g. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran. Hasil dari proses evaluasi formatif dapat digunakan sebagai masukan atau input untuk memperbaiki draf program. Terdapat tiga jenis evaluasi formatif dapat diaplikasikan untuk mengembangkan produk atau program pembelajaran, 49 yaitu: 1 evaluasi satu-satu, 2 evaluasi kelompok kecil, 3 evaluasi lapangan. h. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran. Revisi terhadap draf program pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian yang dirangkum dan ditafsirkan untuk memperbaiki kekurangan pada program. i. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif. Evaluais sumatif dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi sesuai dengan standar yang digunakan oleh perancang program.

G. Kajian Mengenai Strategi Pembelajaran