Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas IV

25 Contoh penggunaannya: galak mangkat apem 2. Pangkon, selain digunakan untuk mematikan konsonan dapat berfungsi sebagai batas bagian kalimat atau rincian yang belum selesai. Misalnya: Aku tumbas jeruk, apel, nanas. 3. Pangkon dapat dipakai untuk menghindarkan dari tulisan aksara Jawa yang bersusun lebih dari dua tingkat. Contohnya adalah sebagai berikut: benik klambi rimbag dwipurwa

C. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas IV

Siswa Sekolah Dasar kelas IV rata-rata memiliki usia antara 10-11 tahun. Para ahli menggolongkan anak-anak usia ini berada pada tahap akhir masa kanak- kanak. Tahap ini ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Periode ini juga merupakan periode kritis di 26 mana anak diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting demi kehidupannya nanti. Keberhasilan seorang anak untuk menyelesaikan tugas perkembangannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, dan juga oleh lingkungan sekolahnya, termasuk guru. Guru memiliki peran yang sangat penting membantu anak menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya, misalnya pengembangan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak, guru harus memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak. Karakteristik perkembangan pada masa akhir kanak-kanak tersebut mencakup perkembangan fisik, kognitif, bahasa, moral, dan emosi. Terkait dengan pembelajaran Aksara Jawa menggunakan multimedia, pemilihan tema, tampilan, hingga konten dari multimedia tersebut haruslah disesuaikan dengan perkembangan siswa. Pertimbangan didasarkan pada perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa siswa. Banyak ahli telah mengidentifikasi perkembangan manusia, sejak prenatal hingga dewasa akhir. Piaget dalam Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 105 menyebutkan bahwa masa kanak- kanak akhir berada pada tahap operasional konkrit. Pada tahap ini cara berpikir anak yang sebelumnya masih bersifat konkret, dapat mulai diajak untuk berpikir abstrak. Proses perkembangan kognitif merupakan suatu aktivitas mental yang akan ditunjukkan oleh anak dalam perilakunya. Nandang Budiman 2006: 45 27 menyebutkan ciri-ciri perkembangan kognitif siswa pada tahap operasional konkret, yaitu: 1. Mampu beradaptasi dengan gambaran menyeluruh yang merupakan kemampuan dalam menyatukan ingatan, pengalaman, dan objek yang dialami anak. 2. Mulai memandang sesuatu dari berbagai segi dengan mempertimbangkan sudut pandang orang lain. 3. Mampu mengatur urutan suatu unsur dari ukuran besar ke kecil dan sebaliknya. 4. Mampu mengklasifikasikan suatu objek berdasar kelompok yang sama. 5. Mampu berpikir kausalitas, yakni pemahaman anak terhadap penyebab suatu peristiwa atau kejadian. Perkembangan anak memiliki tahap-tahap tertentu, begitu pula dengan perkembangan bahasa anak. Nandang Budiman 2006: 65 berpendapat bahwa kemampuan bahasa yang dimiliki anak pada tahap sebelumnya senantiasa menjadi fondasi perkembangan bahasa berikutnya. Oleh karena itu, guru sebagai orang tua kedua bagi siswa di sekolah, diharapkan sebagai suatu pembimbing yang baik sehingga siswa dapat memenuhi tugas perkembangannya. Perkembangan bahasa anak sangat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya. Hal tersebut berarti bahwa pemerolehan bahasa anak akan semakin tinggi sejalan dengan meningkatnya perkembangan kognitif. Anak yang perkembangan kognitifnya baru masuk tahap pra-operasional, akan sulit memahami bahasa sastra yang menggunakan gaya bahasa. Pengembangan multimedia pada penelitian ini memperhatikan aspek perkembangan kognitif dan bahasa siswa, sehingga diharapkan siswa dapat memahami materi aksara Jawa dengan mudah. 28

D. Kajian Mengenai Media Pembelajaran