Gambar 4.2 Grafik hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan IC
50
sel MCF-7 dan sel T47D.
Dari hasil uji sitotoksik, ekstrak yang akan dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya adalah ekstrak etil asetat EEABA terhadap sel MCF-7. EEABA
memiliki nilai IC
50
paling rendah 136,490 µgml dibandingkan dengan ekstrak n-heksan ENHBA 159,747 µgml dan ekstrak etanol EEBA 957,499 µgml.
Dipilih sel MCF-7 karena sel ini telah resisten terhadap beberapa obat antikanker seperti doxorubicin. Kombinasi doxorubicin dan EEABA diharapkan dapat
memberikan hasil yang sinergis sehingga dapat dikembangkan sebagai obat antikanker.
4.6 Uji Kombinasi EEABA-Doxorubicin terhadap MCF-7
Uji kombinasi dilakukan dengan perlakuan kombinasi EEABA- doxorubicin terhadap sel MCF-7. Seri konsentrasiEEABA-doxorubicin secara
berturut-turut adalah 17; 34; 51; 68 µgml ekstrak dengan 18; 14; 38; 12 IC
50
dan 25, 50, 100, 200 nM doxorubicin dengan 116; 18; 38; 12 IC
50
. Kombinasi
IC
50
Universitas Sumatera Utara
doxorubicin dengan ekstrak uji memberikan indeks kombinasi seperti yang tercantum pada Tabel 4.3. Hasil menunjukkan perlakuan kombinasi ekstrak
EEABA-doxorubicin memberikan efek sinergis terhadap sel MCF-7.Pada pengamatan morfologi sel MCF-7 dapat diamati morfologi sel yang mati akibat
perlakuan tunggal ekstrak dan doxorubicin serta kombinasi keduanya.
Tabel 4.3 Nilai indeks kombinasi CI doxorubicin dengan EEABA
EEAB A µgml
Doxorubicin nM 25
50 100
200 17
0,30 0.47
1.15 2.16
34 0.39
0.51 0.82
1.36 51
0.50 0.40
0.63 0.89
68 0.51
0.43 0.57
0.79 Ket. CI Optimal. Indeks Kombinasi perlakuan kombinasi EEABA dengan
doxorubicin terhadap sel MCF-7. Dihitung menggunakan persamaan Notarbartolo sesuai metodologi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi EEABA-doxorubicin mampu memberikan efek sinergis CI1 pada sel MCF-7 secara dependent dose
terhadap konsentrasi EEABA. Efek sinergisme yang didapatkan dari hasil uji
kombinasi dimungkinkan adanya kemampuan kombinasi tersebut untuk mencegah resistensi obat akibat pompa efflux Pgp yang terjadi pada sel kanker
payudara MCF-7.Resistensi sel kanker biasanya dikaitkan dengan tingginya ekspresi Pgp dan kelainan pada EGFR Epidermal Growth Factor
Receptor.Ekspresi berlebih Pgp diregulasi oleh faktor transkripsi NF- κB. Proses
aktivasi NF- κB membutuhkan IKK Inhibitor κB kinase untuk memfosoforilasi
inhibitor κB IκB sehingga NF-κB lepas dan mentraskripsi gen target Gilmore, 2006.
Aktivasi faktor transkripsi ini secara berlebihan akan memicu ekspresi protein lain seperti Pgp. EGFR telah diketahui dapat mengaktivasi inhibitor kappa
Universitas Sumatera Utara
B kinase IKK Sethi,et al., 2007. EGFR dan IKK, keduanya merupakan protein kinase dan termasuk dalam dalam jalur MAP kinase dalam transduksi sinyal yang
berpengaruh pada ekspresi Pgp. Pencegahan resistensi obat dapat dilakukan dengan penekanan terhadap aktivasi Pgp dan ekspresinya, sehingga kombinasi
antara EEABA dengan doxorubicin mampu bekerja secara efektif pada sel target. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terhadap buah andaliman, ekstrak buah
andaliman mampu menghambat TNF mediator tumor sehingga menyebabkan TNF menurun sehingga aktivitas NF-kB menurun yang berefek mampu
menghambat exspresi Pgp Yanti, et al., 201; Deng, 2001. Pada akhirnya, berbagai penelitian termasuk penelitian ini semakin
memperkuat dugaan bahwa efek sinergisme EEABAdiperantarai oleh mekanisme penghambatan aktivitas Pgp sehingga agen kemoterapi doxorubicin dapat bekerja
lebih efisien pada sel kanker payudara MCF-7 dengan ekspresi berlebih Pgp. Penelusuran mekanisme molekuler secara jelas perlu dilakukan, sehingga
didapatkan target spesifik dalam terapi kanker payudara ini.
4.7 Uji Apoptosis