Konjungsi Koordinatif Klasifikasi Konjungsi Intrakalimat Berdasarkan Jenisnya
1. Konjungsi Subordinatif Waktu:
sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta,
sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga,
dan
sampai
2. Konjungsi Subordinatif Syarat:
jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, manakala
3. Konjungsi Subordinatif Pengandaian:
andaikan, seandainya,
umpamanya, sekiranya
4. Konjungsi Subordinatif Tujuan:
agar, supaya, biar
5. Konjungsi Subordinatif Konsesif:
biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendatipun
6. Konjungsi Subordinatif Perbandingan:
seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebaga i, laksana, ibarat, daripada, a lih-alih
7. Konjungsi Subordinatif Sebab:
sebab, karena, oleh karena, oleh sebab
8. Konjungsi Subordinatif Hasil:
sehingga, sampai, makanya
9. Konjungsi Subordinatif Alat:
dengan, tanpa
10. Konjungsi Subordinatif Cara:
dengan, tanpa
11. Konjungsi Subordinatif Komplementasi:
bahwa
12. Konjungsi Subordinatif Atributif:
yang
13. Konjungsi Subordinatif Perbandingan:
dar ipada
Dalam konjungsi subordinatif terdapat pula beberapa kata yang juga termasuk dalam kategori kata depan atau preposisi. Kata seperti
sebelum
dan
karena
yang dapat diikuti oleh klausa akan dianggap sebagai konjungsi dan kata
yang dapat diikuti oleh kata akan dianggap sebagai kategori preposisi. Kata
sebelum
pada kalimat
Dia berangkat sebelum saya datang,
kata
sebelum
dalam kalimat tersebut dapat dianggap sebagai ka tegori konjungsi dan dalam kalimat
Dia berangkat sebelum pukul lima,
kata
sebelum
akan dianggap sebagai preposisi. Ciri-ciri sintaksis dalam hubungan subordinatif menurut Alwi dkk 2003:
395 adalah sebagai berikut. a.
Subordinasi menghubungkan dua klausa yang salah satu diantaranya merupakan bagian dari klausa yang lain. Di samping itu, salah satu klausa yang
dihubungkan oleh konjungtor subordinatif dapat pula berupa kalimat majemuk. Perhatikan contoh berikut ini.
24 Ketua partai itu tatap menyatakan kebanggaannya
karena
ternyata partainya masih dapat meraih hampir empat belas juta suara pemilih
setelah
suara itu dihitung ulang. b.
Pada umumnya posisi klausa yang diawali oleh subordinator dapat berubah. Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
25 Para pejuang itu pantang menyerah
selama
hayat dikandung badan. 26
Selama
hayat dikandung badan, para pejuang itu pantang menyerah. c.
Hubungan subordinatif memungkinkan adanya acuan kataforis. Dalam kalimat „Walaupun
dia
suka lagu keroncong,
Hasan
tidak mau membeli kaset itu‟, pronomina
dia
dapat mengacu pada nomina nama diri
Hasan
walaupun tidak harus demikian.
d. Secara semantis, klausa yang mengikuti konjungsi subordinatif memuat
informasi atau pernyataan yang dianggap sekunder oleh pemaka i bahasa, sedangkan klausa yang lain memuat pesan yang utama. Di samping itu, karena
klausa yang mengikuti konjungsi subordinasi itu bersifat melengkapi atau
menerangkan klausa yang lain, maka secara semantis klausa itu dapat disubstitusi dengan frasa yang menduduki fungsi keterangan atau komplemen klausa yang lain
Alwi dkk 2003: 397. Perhatikan contoh di bawah ini. 27
Pemuda itu bunuh diri
karena
putus dengan pacarnya. 28
Dia menyatakan
bahwa ia mencintai anak Haji Rahmat.