Konjungsi Subordinatif Klasifikasi Konjungsi Intrakalimat Berdasarkan Jenisnya

menerangkan klausa yang lain, maka secara semantis klausa itu dapat disubstitusi dengan frasa yang menduduki fungsi keterangan atau komplemen klausa yang lain Alwi dkk 2003: 397. Perhatikan contoh di bawah ini. 27 Pemuda itu bunuh diri karena putus dengan pacarnya. 28 Dia menyatakan bahwa ia mencintai anak Haji Rahmat.

c. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase, atau klausa yang dihubungkan Alwi, 2003: 298. Konjungsi yang bersifat korelatif artinya konjungsi-konjungsi tersebut harus hadir berpasangan atau berkorelasi dengan kata yang menjadi pasangannya. Bentuk-bentuk korelatif yang berpasangan tersebut cenderung bersifat standar, baku, dan idiomatis. Maka, bentuk pasangan korelatif sama sekali tidak dapat diubah atau dimodifikasi. Seperti dalam kata berikut. baik ... maupun ... sedemikian rupa ... sehingga ... tidak hanya ..., tetapi juga ... apakah ... atau ... bukan hanya ..., melainkan juga ... entah ... entah ... demikian ... sehingga ... jangankan ..., ... pun ... Tabel 1. Daftar Konjungsi Intrakalimat dalam Bahasa Indonesia No Konjungsi No Konjungsi No Konjungsi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 adalah agar agar supaya akan tetapi andaikata apabila asal asalkan atau bahwa bahwasanya baik ... maupun baik ... baik begitu biar biar ... asal biarpun biarpun ... tetapi bila bilamana dan dan lagi daripada demi di samping entah ... entah hanya hingga ialah jangan-jangan jangankan ... sedangkan jika jika ... mana 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 jikalau kalau kalau-kalau kalau ... maka kalaupun ... karena kecuali kemudian kendati kendatipun ketika kian ... kian lagi lalu lantas lebih- lebih lebih- lebih lagi lebih- lebih pula maka makin ... makin manakala melainkan mentang- mentang meski meskipun meskipun ... tetapi misalnya mula- mula ... kemudian namun oleh karena padahal sambil sampai 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 sampai-sampai seakan-akan seandainya sebab sebelum sedangkan sehingga sejak ... hingga sejak ... sampai sekalipun sekiranya selain seolah-olah seraya serta sesudah setelah sungguhpun supaya tanpa tapi tatkala tempat tetapi umpamanya waktu walau walaupun yakni yaitu yang Diolah dari sumber Chaer 1990, 59-102

2. Klasifikasi Konjungsi berdasarkan Fungsinya sebagai Penanda Pertalian

Semantik Makna Timbulnya makna yang dinyatakan oleh konjungsi itu disebabkan oleh pertemuan antara klausa yang satu dengan klausa yang lain dalam kalimat luas, dengan bantuan kata penghubung konjungsi. Berdasarkan makna yang dinyatakannya, konjungsi dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

a. Makna Alat

Yang dimaksud dengan makna alat ialah apabila klausa yang satu menyatakan alat bagi klausa lainnya konjungsi yang tergolong dalam makna alat ialah konjungsi: dengan, tanpa . Seperti pada kalimat: 26 Mesir selalu berusaha memberi jalan keluar dengan mengajukan usul- usul baru. 27 Jepang maju dengan pesatnya dengan memberi kesempatan penanaman modal asing.

b. Makna Cara

Yang dimaksud dengan makna cara ialah apabila klausa yang satu menyatakan cara bagi klausa lainnya konjungsi yang tergolong dalam makna cara ialah konjungsi: dengan, tanpa . Seperti pada kalimat: 28 Untuk jadi wakil rakyat, misalnya, Anda cukup punya hubungan darah dengan tokoh penting atau punya simpanan ekstra di bank. 29 Partai-partai besar mengamankan kepentingan masing-masing dengan mengetatkan pintu masuk bagi partai-partai baru ataupun para pemimpin mereka.

c. Makna Penjumlahan

Yang dimaksud dengan konjungsi yang menyatakan makna penjumlahan adalah apabila hubungan antara klausa yang satu dengan yang lain dalam suatu kalimat tersebut menyatakan penjumlahan yang dapat berupa penjumlahan peristiwa, keadaan dan sebagainya. Konjungsi yang tergolong dalam makna penjumlahan antara lain: dan, lagi, lagi pula, dan serta. Seperti dalam contoh berikut. 30 Orang itu banyak pengalamannya, lagi pula sangat dihormati tetangganya. 31 Ia bangkit dari tempat duduknya, serta memukul- mukul meja dengan tinjunya. 32 Ia harus meninggalkan Hartfort, dan menuju ke ibukota negara. 33 Banyak merokok itu boros dan lagi merusak kesehatan badan. 34 Tulisan Dokter itu kecil lagi tidak terbaca oleh perawat itu.

d. Makna Atributif

Makna atributif digunakan untuk menghubungkan subjek dengan keterangannya atau objek dengan keterangannya yang tergolong dalam makna atributif ialah konjungsi: yang . Seperti pada kalimat: 35 Sudah pasti acara yang lebih layak disebut sebagai “pesta rakyat” itu dinobatkan jadi acara tahunan. 36 Entah berapa ribu orang yang tumplak di Thamrin-Sudirman.

e. Makna Tujuan

Yang dimaksud dengan makna tujuan ialah apabila klausa yang satu menyatakan maksud bagi klausa lainnya. Konjungsi yang termasuk dalam makna tujuan antara lain: untuk, supaya, agar supaya, sehingga, agar, biar dan sebagainya. Seperti dalam contoh berikut.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF PADA RUBRIK POLITIK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2016 SEBAGAI Analisis Penggunaan Konjungsi Koordinatif Pada Rubrik Politik Dalam Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2016 Sebagai Materi Pembelajaran Bahasa

0 5 15

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF PADA RUBRIK POLITIK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2016 SEBAGAI Analisis Penggunaan Konjungsi Koordinatif Pada Rubrik Politik Dalam Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2016 Sebagai Materi Pembelajaran Bahasa

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Penggunaan Konjungsi Koordinatif Pada Rubrik Politik Dalam Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2016 Sebagai Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMP.

0 3 4

PENGGUNAAN AKRONIM PADA RUBRIK POLITIK DAN HUKUM DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI AGUSTUS-NOVEMBER 2013 Penggunaan Akronim Pada Rubrik Politik Dan Hukum Dalam Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-November 2013.

0 1 11

KOLOM OLAHRAGA PENGGUNAAN CAMPUR KODE Penggunaan Campur Kode Dalam Wacana Kolom Olahraga Koran Kompas Edisi Mei 2012.

0 1 14

PENGGUNAAN GAYA BAHASA REPETISI DAN PERSONIFIKASI PADA KOLOM PUISI SURAT KABAR KOMPAS EDISI Penggunaan Gaya Bahasa Repetisi Dan Personifikasi Pada Kolom Puisi Surat Kabar KOMPAS Edisi November 2012-Januari 2013.

0 1 14

PENDAHULUAN Penggunaan Gaya Bahasa Repetisi Dan Personifikasi Pada Kolom Puisi Surat Kabar KOMPAS Edisi November 2012-Januari 2013.

0 2 7

PENGGUNAAN GAYA BAHASA REPETISI DAN PERSONIFIKASI PADA KOLOM PUISI SURAT KABAR KOMPAS EDISI Penggunaan Gaya Bahasa Repetisi Dan Personifikasi Pada Kolom Puisi Surat Kabar KOMPAS Edisi November 2012-Januari 2013.

0 1 15

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI – FEBRUARI 2013 Analisis Penggunaan Diksi Dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari – Februari 2013.

0 1 13

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI-FEBRUARI 2013 Analisis Penggunaan Diksi Dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari – Februari 2013.

0 2 15