digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk
dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
e Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak
dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu
ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan
yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya
dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
f Getaran Mekanis di Tempat Kerja
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan
dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena ketidak
teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekuensinya. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
konsentrasi bekerja, mengakibatkan kelelahan dan timbul beberapa penyakit, seperti penyakit mata, syaraf, peredaran darah, otot, dan
tulang. g
Bau-bauan di Tempat Kerja Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap
sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi
kepekaan penciuman. Pemakaian air condition atau AC yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.
h Tata Warna di Tempat Kerja
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata
warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar
terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat
warna dapat merangsang perasaan manusia. i
Dekorasi di Tempat Kerja Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik,
karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
j Musik di Tempat Kerja
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan
merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat
kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.
k Keamanan di Tempat Kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam
keadaan aman
maka perlu
diperhatikan adanya
keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas
Keamanan SATPAM. Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap
pegawai, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai sifat dan tingkah lakunya, kemudian
digunakan sebagai dasar untuk memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
c. Lingkungan Kerja Non Fisik
1 Definisi Lingkungan Kerja Non Fisik
Suasana kerja atau lingkungan non fisik non-physical working environment, menurut Sedarmayanti
“Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan
dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawah
an”.
25
Wursanto menyebut lingkungan kerja non fisik sebagai lingkungan kerja psikis yang didefinisikan sebagai “sesuatu yang
menyangkut segi psikis dari lingkungan kerja”.
26
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa lingkungan kerja non fisik
merupakan keadaan lingkungan tempat kerja karyawan yang berupa suasana kerja yang harmonis dimana terjadi hubungan atau
komunikasi antara bawahan dengan atasan hubungan vertikal serta hubungan antar sesama karyawan hubungan horizontal atau
bisa di katakan sebagai hubungan psikis yang tidak berkaitan dengan lingkungan yang bisa di pandang secara fisik. Dengan
adanya suasana kerja dan komunikasi yang harmonis, maka karyawan akan merasa betah di tempat kerja sehingga pekerjaan
yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik, efisien dan efektif.
25
Sedarmayanti,2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama. H. 26
26
Wursanto, 2009, Dasar Dasar Ilmu Organisasi.Yogyakarta:Andi, h.262
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Penerapan hubungan pekerjaan yang baik antar karyawan akan terlihat pada suasana kerja yang :
1 Tidak terdapat konflik antar karyawan
2 Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan
pekerjaaan yang menjadi tugasnya. 3
Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan. 4
Pelaksanaan pekerjaan diliputi oleh suasana santai dan keakraban,bukan suasana yang mencekam penuh ancaman.
5 Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan. Hubungan
kerja yang berhasil dibina antara bawahan dengan atasan akan memperlihatkan suasana antara lain :
a Para
karyawan betul
–betul menghormati,
menghargai kepemimpinan atasannya.
b Atasan dianggap rekan sekerja yang seluruh kebijakannya perlu
didukung, bukan seorang majikan yang menakutkan. c
Adanya perhatian yang besar dari atasan terhadap masalah bawahan untuk mencari jalan pemecahnya.
d Adanya usaha atasan untuk memperlihatkan ketauladanan kerja
bagi bawahan. e
Para bawahan selalu merasa termotivasi untuk bekerja karena adanya penghargaan atas prestasi yang mereka dapatkan. Oleh
karena itu suatu hubungan kerja antar bawahan dengan atasan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tercermin dalam lingkungan kerja fisik dan non fisik yang diberikan kepada karyawan secara baik dan benar.
2 Indikator-indikator Lingkungan kerja non fisik
Merupakan lingkungan kerja yang tidak dapat terdeteksi oleh panca indera manusia, namun dapat dirasakan. Beberapa indikator
lingkungan kerja yang bersifat non fisik menurut Wursanto disebutkan yaitu: ”1 adanya perasaan aman dari para pegawai
dalam menjalankan tugasnya, 2 adanya loyalitas yang bersifat dua dimensi, 3 adanya perasaan puas di kalangan pegawai”.
27
Dari ketiga indikator lingkungan kerja non fisik yang disebutkan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a
Perasaan Aman Pegawai Perasaan aman pegawai merupakan rasa aman dari
berbagai bahaya yang dapat mengancam keadaan diri pegawai. Wursanto, perasaan aman tersebut terdiri dari sebagai berikut.
28
1 Rasa aman dari bahaya yang mungkin timbul pada saat
menjalankan tugasnya. 2
Rasa aman dari pemutusan hubungan kerja yang dapat mengancam penghidupan diri dan keluarganya.
27
Wursanto, 2009, Dasar Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta:Andi, h.265
28
Wursanto, 2009. Dasar Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi h.269
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3 Rasa aman dari bentuk intimidasi ataupun tuduhan dari
adanya kecurigaan antar pegawai. b
Loyalitas pegawai Loyalitas merupakan sikap pegawai untuk setia terhadap
perusahaan atau organisasi maupun terhadap pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Loyalitas ini terdiri dari dua
macam, yaitu loyalitas yang bersifat vertikal dan horizontal. Loyalitas yang bersifat vertikal yaitu loyalitas antara bawahan
dengan atasan atau sebaliknya antara atasan dengan bawahan. Loyalitas ini dapat terbentuk dengan berbagai cara. Menurut
Wursanto untuk menunjukkan loyalitas maka dilakukan dengan cara.
29
1 Kunjungan atau silaturahmi ke rumah pegawai oleh
pimpinan atau sebaliknya, yang dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan seperti arisan.
2 Keikutsertaan pimpinan untuk membantu kesulitan
pegawai dalam berbagai masalah yang dihadapi pegawai. 3
Membela kepentingan pegawai selama masih dalam koridor hukum yang berlaku.
4 Melindungi bawahan dari berbagai bentuk ancaman.
29
Wursanto, 2009. Dasar Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi. h.269
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
c Kepuasan pegawai
Kepuasan pegawai merupakan perasaan puas yang muncul dalam diri pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Perasaan puas ini meliputi kepuasan karena kebutuhannya terpenuhi, kebutuhan sosialnya juga dapat
berjalan dengan baik, serta kebutuhan yang bersifat psikologis juga terpenuhi.
Lingkungan kerja non fisik tersebut merupakan lingkungan kerja yang hanya dapat dirasakan oleh pegawai. Karena itu,
lingkungan kerja yang dapatmemberikan perasaan-perasaan aman dan puas dapat mempengaruhi perilaku pegawai ke arah
yang positif sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi.
d. Kinerja karyawan
1 Definisi Kinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu telah disepakati bersama.
30
Sedangkan Mathis dan Jackson menyatakan bahwa :
30
Rivai, Vethzal Basri, 2005, Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, h 50