Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan CV Raysa Properti Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DAN

LINGKUNGAN NON FISIK TERHADAP STRES

KERJA KARYAWAN PADA CV RAYSA

PROPERTI MEDAN

OLEH :

RAYSA 070502204

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul "Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan CV Raysa Properti Medan". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik regresi linier berganda dan analisis kuantitatif. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows. Populasi penelitian ini yaitu berjumlah 42 orang karyawan CV Raysa Properti Medan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus yang terdiri dari 42 orang karyawan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak variabel lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan. Secara parsial variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh dominan dengan positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan.

Kata Kunci : Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik dan Stres Kerja Karyawan


(3)

ABSTRACT

This research titled "The Effect of Physical and Non Physical Work Environment Toward Employee’s Work Stress of CV Raysa Properti Medan". This study aims to determine the effect of Physical and Non Physical Work Environment toward employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan

This method research used are multiple linear regression analysis of statistical and quantitative analysis. Analyze data using statistical data processing software is SPSS 17.0 for windows. The study population was numbered 42 employees CV Raysa Properti Medan. The sample in this study using census method which consists of 42 employees.

The result of this research showed that simultaneously physical and non physical work environment have positive and significant impact toward employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan. Partially variable physical work environment has dominant effect with positive and significant empact towards employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan.

Keywords : Physical and Non Physical Work Environment, Employee’s Work Stress


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih yang tak terkira saya ucapkan kepada Papa H. M. Akram Ray dan Mama Ainul Mardiah atas segala kasih sayang, doa dan dukungannya, serta kesabarannya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga. Mec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi, selaku Ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Magdalena Leonita Linda Sibarani selaku Dosen Pembimbing penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini.


(5)

6. Ibu, Dra. Komariah Pandia, M.Si. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini

7. Ibu Dra. Yulinda, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

8. Kepada seluruh Dosen Departemen Manajemen, Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi, untuk semua jasa dalam memberikan ilmu dan bantuan selama perkuliahan.

9. Kepada keluarga.tercinta Kak Putri, Kak Dewi, Bang Uta, Bang Ray Taufan, Bunda, Raybi dan si kembar, Amanda S.Psi.

10.Kepada Teman Spesialku Anggi, Sahabatku : Gajah, Gurami dan Jegang, Kak Tari, Beby dan kepada teman-teman Manajemen stambuk 2007. Terima kasih.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Amin ya Rabbal alamin

Medan, 22 Juni 2012 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS ... 8

2.1. Lingkungan Kerja ... 8

2.2 Lingkungan Kerja Fisik... 12

2.3 Lingkungan Kerja Non Fisik ... 15

2.4 Stres Kerja ... 16

2.5 Penelitian Terdahulu ... 24

2.6 Kerangka Konseptual ... 25

2.7 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Batasan Operasional ... 27

3.4 Operasionalisasi Variabel... 28

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 29

3.6 Populasi dan Sampel ... 30

3.7 Jenis Data ... 31

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.10 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. ... 38

4.1 Gambaran Umum Perusahaan……….. ... 38

4.1.1 Latar Belakang Perusahaan……… 38

4.1.2 Struktur Organisasi ... 38

4.2 Hasil Penelitian ... 42

4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas ... 42

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden ... 45

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel ... 48


(7)

1. Uji Asumsi Klasik ... 55

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

3. Pengujian Hipotesis ... 61

4. Pengujian Koefisien Determinasi ... 65

4.3 Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Penjualan CV. Raysa Properti Medan

Pada Tahun 2006 – 2010...4

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 29

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 30

Tabel 3.3 Jumlah Karyawan CV Raysa Properti Medan ... 30

Tabel 4.1 Uji Validitas 1 ... 43

Tabel 4.2 Uji Validitas 2 ... 44

Tabel 4.3 Uji Realibilitas ... 45

Tabel 4.4 Identitas Responden………...46

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Budaya Organisasi……….48

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Kepuasan Kerja……… 51

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Kinerja Karyawan………..53

Tabel 4.8 One-Sample Kolmogrov Smirnov………..56

Tabel 4.9 Uji Glejser………..58

Tabel 4.10 Multikolinearitas………....59

Tabel 4.11 Regresi Linier Berganda………....60

Tabel 4.12 Hasil F Hitung………62

Tabel 4.13 Hasil T Hitung………64


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV Raysa Properti………40

Gambar 4.2 Normal P-Plot………55

Gambar 4.3 Histogram Normalitas………...56


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Kuesioner………..76

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas………..78

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Validitas I………81

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Validitas II………..82

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden………...83


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul "Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan CV Raysa Properti Medan". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik regresi linier berganda dan analisis kuantitatif. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows. Populasi penelitian ini yaitu berjumlah 42 orang karyawan CV Raysa Properti Medan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus yang terdiri dari 42 orang karyawan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak variabel lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan. Secara parsial variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh dominan dengan positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan.

Kata Kunci : Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik dan Stres Kerja Karyawan


(12)

ABSTRACT

This research titled "The Effect of Physical and Non Physical Work Environment Toward Employee’s Work Stress of CV Raysa Properti Medan". This study aims to determine the effect of Physical and Non Physical Work Environment toward employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan

This method research used are multiple linear regression analysis of statistical and quantitative analysis. Analyze data using statistical data processing software is SPSS 17.0 for windows. The study population was numbered 42 employees CV Raysa Properti Medan. The sample in this study using census method which consists of 42 employees.

The result of this research showed that simultaneously physical and non physical work environment have positive and significant impact toward employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan. Partially variable physical work environment has dominant effect with positive and significant empact towards employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan.

Keywords : Physical and Non Physical Work Environment, Employee’s Work Stress


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dalam organisasi yang bertugas mengelola unsur manusia secara baik agar tenaga kerja puas akan pekerjaannya. Manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting didalam suatu organisasi. Tanpa peran manusia, organisasi tidak akan berjalan, meski faktor-faktor lain telah tersedia karena manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi.

Pengelolaan sumber daya manusia secara maksimal membutuhkan manajemen yang berpihak kepada perkembangan dan kebutuhan karyawan sebagai pelaksana rencana kerja. Keberpihakan pada pemenuhan kebutuhan kerja karyawan akan mampu membangun loyalitas kerja yang lebih efektif dan efisien karena para karyawan memiliki rasa tanggung jawab terhadap keberadaan dan keberlangsungan perusahaan.

Usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, diantaranya adalah dengan memperhatikan stres kerja. Stres merupakan suatu kondisi/keadaan dimana seseorang mengalami ketegangan karena adanya kondisi yang mempengaruhinya. Kondisi tersebut dapat ditimbulkan dari dalam diri seseorang maupun lingkungan diluar dirinya. Stres dapat menimbulkan dampak yang negatif terhadap keadaan psikologis dan biologis bagi karyawan. Menurut Robbins (2002:318) stres merupakan kondisi dinamis dimana seseorang individu dihadapkan dengan


(14)

kesempatan, keterbatasan atau tuntutan sesuai dengan harapan dari hasil yang ingin dia capai dalam kondisi penting dan tidak menentu.

Ada berbagai penyebab yang memungkinkan karyawan menjadi stres sebagaimana dinyatakan menurut Nitisemito (2001:195) antara lain lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan keinginan karyawan. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas – tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan sebagainya. Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.

Menurut Robbins (2002:224) lingkungan kerja fisik juga merupakan faktor penyebab stres kerja pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah suhu, kebisingan, penerangan, mutu udara maupun ruang kerja dalam suatu perusahaan. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman.


(15)

Karena lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang – orang yang ada di dalam lingkungannya, maka pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreatifitas. Adapun lingkungan kerja yang tidak sesuai antara lain lingkungan sesama karyawan yang merupakan suasana yang tercipta karena interaksi dengan sesama karyawan, lingkungan kerja dengan atasan yang merupakan suasana kerja dengan pihak atasan, keterjaminan kerja yang kurang memadai bagi karyawan serta kurangnya rasa aman yang dirasakan karyawan yang kesemuanya ini dikategorikan dengan lingkungan kerja non fisik.(Nitisemito, 2001:183)

Setiap perusahaan tentunya memiliki masalah organisasional masing-masing, demikian juga perusahaan CV. Raysa Properti yang bergerak dibidang perumahan yang didirikan pada tahun 2000, dan sudah berhasil membangun banyak kompleks perumahan dibeberapa daerah di kota Medan dan beberapa wilayah di Sumatera Utara. CV. Raysa Properti memiliki 2 tipe perumahan yang berada di 2 wilayah berbeda yaitu tipe 8 m x 16 m, yang terletak di Jl, Sidodadi, Gedung Johor serta tipe 90 m2 dan tipe 100 m2, Jl. Eka Rasmi, Gedung Johor. Pada perkembangan saat ini, pembangunan perumahan berbagai tipe terus dilaksanakan dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat untuk berbagai tipe kebutuhan rumah.

Keberhasilan yang dicapai perusahaan tentunya tidak luput dari kinerja para karyawan CV. Raysa Properti yang selalu berusaha dalam pencapaian target sehingga mampu memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Kinerja karyawan dapat dilihat dari Tabel hasil penjualan berikut ini :


(16)

Tabel 1.1

Target dan Realisasi Penjualan CV Raysa Properti Medan Tahun 2006 – 2010

No. Tahun Target

Penjualan (Rumah)

Pencapaian Penjualan

(Rumah)

1. 2006 15 rumah 12 rumah

2. 2007 15 rumah 5 rumah

3. 2008 15 rumah 9 rumah

4. 2009 15 rumah 11 rumah

5. 2010 15 rumah 6 rumah

Sumber : CV. Raysa Properti Medan (2011)

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat adanya fluktuasi jumlah penjualan rumah CV. Raysa Properti Medan untuk dua wilayah kompleks perumahan yang berbeda yang kesemuanya tidak mencapai standar target yang diharapkan perusahaan. Setelah dilakukan pra survey pada kantor pusat CV. Raysa Properti Medan, penyebab terjadinya penurunan kinerja tersebut dikarenakan adalah berasal dari permasalahan eksternal dan internal perusahaan. Masalah eksternal dimana terjadi ketidakstabilan kondisi perekonomian global maupun dalam negeri yang berdampak pada naiknya harga-harga bahan bangunan yang menyebabkan naiknya harga rumah yang dijual serta beberapa masalah internal perusahaan. Sedangkan masalah internal perusahaan salah satunya berasal dari masalah lingkungan kerja yang terdiri dari lingkungan kerja fisik dan non fisik pada perusahaan sehingga menimbulkan stres kerja terhadap karyawan CV. Raysa Properti Medan.

Lingkungan kerja fisik pada CV. Raysa Properti Medan terlihat cukup baik dari segi kebersihan, penerangan dan keamanan. Kondisi kantor selalu terlihat rapi dan bersih, keamanan terjamin dengan adanya petugas keamanan


(17)

yang mengawasi, dan penerangan yang cukup baik. Namun sebagian besar karyawan berpendapat bahwa lingkungan kerja fisik memberikan dampak pada penurunan kinerja dimana terbatasnya kondisi di dalam kantor yang sempit mengambat ruang gerak karyawan dalam beraktifitas, sirkulasi udara dan mutu udara yang kurang baik karena lokasi kantor yang berdekatan dengan lokasi pembangunan rumah sehingga banyak debu dan udara kotor yang mengganggu karyawan dalam bekerja. Masalah lain juga berasal dari kebisingan pembangunan rumah sehingga mengganggu konsentrasi karyawan dalam bekerja.

Segala permasalahan fisik ini berpengaruh terhadap penurunan pencapaian target penjualan dimana kondisi lingkungan seperti yang telah disebutkan diatas akan menyebabkan kurang nyamannya karyawan dalam bekerja bahkan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan karyawan sehingga karyawan mudah jatuh sakit yang nantinya akan menambah angka ketidakhadiran kemudian secara otomatis pencapaian kinerja akan terhambat. Selain masalah yang dihadapi di lingkungan fisik, para karyawan juga mengalami masalah di lingkungan non fisik, antara lain : atasan sulit untuk ditemui karena jarang berada di lokasi perkantoran. Selain itu kondisi persaingan yang tinggi antar beberapa karyawan juga menyebabkan kurangnya interaksi antar karyawan yang menyebabkan terhambatnya kerja sama antar karyawan. Persaingan antar karyawan khususnya di bagian pemasaran muncul karena mereka berusaha mengejar target sebaik mungkin. Masing-masing karyawan ingin mencapai target, agar memperoleh bonus dari perusahaan.


(18)

Interaksi sosial yang kurang baik antar karyawan berdampak pada meningkatnya jumlah keluhan karyawan dimana karyawan akan mudah menjadi tertekan secara psikologis serta ketidakpuasan kerja dikarenakan komunikasi sosial yang terjalin kurang berjalan dengan lancar. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan pada CV. Raysa Properti Medan.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah faktor lingkungan fisik dan lingkungan non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan pada CV. Raysa Properti Medan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor lingkungan fisik dan non fisik terhadap stres kerja karyawan pada CV. Raysa Properti Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi CV Raysa Properti Medan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam menangani stres kerja karyawan dengan pemahaman lebih lanjut mengenai


(19)

lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik sehingga berdampak pada kesinambungan perusahaan dan peningkatan prestasi karyawan kedepannya. 2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai wadah penulisan yang bersifat ilmiah serta memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang sumber daya manusia yang berkaitan dengan faktor lingkungan fisik dan lingkungan non fisik serta hubungannya terhadap stres kerja karyawan.

3. Bagi Peneliti Lanjutan

Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang yang terkait dengan masalah faktor lingkungan fisik dan lingkungan non fisik serta terhadap stres kerja karyawan.


(20)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang baik bagi karyawan dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan motivasi kerja, dan akhirnya menurunkan kinerja karyawan bahkan memiliki kecenderungan menyebabkan stres bagi karyawan.

Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan pribadi maupun dalam membangkitkan semangat kerja pegawai sehingga dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Disamping itu pegawai akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja apabila fasilitas yang ada dalam keadaan bersih, tidak bising, pertukaran udara yang cukup baik dan peralatan yang memadai serta relatif modern.

Kondisi kerja yang mendukung diartikan sebagai kepedulian pegawai akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik, mereka cenderung lebih menyukai lingkungan fisik yang aman dan nyaman. Temperatur, cahaya, debu dan faktor-faktor lingkungan lainnya, seharusnya tidak terlalu ekstrem (terlalu banyak atau terlalu sedikit) seperti misalnya terlalu panas, terlalu remang-remang.


(21)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja bahwa Lingkungan kerja perkantoran meliputi semua ruangan, halaman dan area sekelilingnya yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja untuk kegiatan perkantoran. Persyaratan kesehatan lingkungan kerja dalam keputusan ini diberlakukan baik terhadap kantor yang berdiri sendiri maupun yang berkelompok.

2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito (2001:183) Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan.

Menurut Cikmat dalam Nawawi (2003:292) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah serangkaian sifat kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan persepsi bersama dari para anggota organisasi yang hidup dan bekerjasama dalam suatu organisasi.

Menurut Mardiana (2005:24), lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara


(22)

sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.

Menurut Forehand dan Gilmer dalam Agustini (2006:8), lingkungan kerja adalah suatu set ciri-ciri yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya dalam jangka waktu panjang dan mempengaruhi tingkah laku manusia dalam organisasi tersebut”.

Sedangkan Komara (2005:51) mengatakan bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala dan sosial-kultural yang mengelilingi atau mempengaruhi individu. lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, interaksi sosial pegawai dan lain-lain.

Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pegawai bekerja yang mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Nawawi (2003:226) faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja dapat berbentuk kondisi fisik (kondisi kerja) dan non fisik (iklim kerja). Kondisi fisik (kondisi kerja) adalah kemampuan mengatur dan memelihara ruang kerja agar selalu rapi, sehat dan bersih sehingga menjadi tempat kerja yang


(23)

menyenangkan dan membetahkan. Sedangkan kondisi kerja non fisik (iklim kerja) berkenaan dengan suatu keadaan yang terbentuk berdasarkan hubungan kerja antara atasan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan yang dirasakan menyenangkan.

a. Kondisi fisik (kondisi kerja) merupakan keadaan kerja dalam perusahaan yang meliputi penerangan tempat kerja, penggunaan warna, pengaturan suhu udara, kebersihan, dan ruang gerak.

b. Kondisi non fisik (iklim kerja) sebagai hasil persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja tidak dapat dilihat atau disentuh tetapi dapat dirasakan oleh karyawan tersebut. Iklim kerja dapat dibentuk oleh para pemimpin yang berarti pimpinan tersebut harus mempunyai kemampuan dalam membentuk iklim kerja tersebut.

2.1.3 Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja

Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres atau stres kerja, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal (Dwiyanti, 2001:75). Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedang faktor personal bisa berupa tipe kepribadian, peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi sosial-ekonomi keluarga di mana pribadi berada dan mengembangkan diri. Betapapun faktor kedua tidak secara langsung berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun karena dampak yang ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi ditempatkan sebagai sumber atau penyebab munculnya stres.


(24)

2.2 Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:23) “Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: 1) lingkungan kerja fisik, dan 2) lingkungan kerja non fisik. Indikator-indikator lingkungan kerja fisik adalah: 1) penerangan, 2) suhu udara, 3) sirkulasi udara, 4) ukuran ruang kerja, 5) tata letak ruang kerja, 6) privasi ruang kerja 7) kebersihan 8) suara bising, 9) penggunaan warna, 10) peralatan kantor, 11) keamanan kerja, 12) musik ditempat kerja.

2.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:21), “Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung”.

Menurut Sarwono (2005:51), “Lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja pegawai melakukan aktivitasnya”. Lingkungan kerja fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja para karyawan. Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu udara di tempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan, kepadatan, dan kesesakan. Faktor-faktor fisik ini sangat mempengaruhi tingkah laku manusia.

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Robbins (2002:226), lingkungan kerja fisik juga merupakan faktor penyebab stress kerja pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah:

a. Suhu

Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar. Dengan demikian untuk memaksimalkan produktivitas, adalah


(25)

penting bahwa pegawai bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada diantara rentang kerja yang dapat diterima setiap individu.

b. Kebisingan

Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa suara-suara yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan penurunan prestasi kerja sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif dan mengganggu konsentrasi pegawai.

c. Penerangan

Bekerja pada ruangan yang gelap dan samara-samar akan menyebabkan ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu pegawai dalam mempelancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari intensitas ahaya juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untuk pegawai yang lebih tua dibanding yang lebih muda.

d. Mutu Udara

Merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa jika menghirup udara yang tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan pribadi. Udara yang tercemar dapat menggangu kesehatan pribadi pegawai. Udara yang tercemar di lingkungan kerja dapat menyebabkan sakit kepala, mata perih, kelelahan, lekas marah, dan depresi.


(26)

Faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah rancangan ruang kerja. Rancangan ruang kerja yang baik dapat menimbulkan kenyamanan bagipegawai di tempat kerjanya. Faktor-faktor dari rancangan ruang kerja tersebut menurut Robbins (2002:250) terdiri atas :

a. Ukuran ruang kerja

Ruang kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Ruang kerja yang sempit dan membuat pegawai sulit bergerak akan menghasilkan prestasi kerja yang lebih rendah jika dibandingkan dengan karyawan yang memiliki ruang kerja yang luas.

b. Pengaturan ruang kerja

Jika ruang kerja merujuk pada besarnya ruangan per pegawai, pengaturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas. Pengaturan ruang kerja itu penting karena sangat dipengaruhi interaksi sosial. Orang lebih mungkin berinteraksi dengan individu-individu yang dekat secara fisik. Oleh karena itu lokasi kerja karyawan mempengaruhi informasi yang ingin diketahui.

c. Privasi

Privasi dipengaruhi oleh dinding, partisi, dan sekatan-sekatan fisik lainnya. Kebanyakan pegawai menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan mereka (khususnya dalam posisi manajerial, dimana privasi diasosiasikan dalam status). Namun kebanyakan pegawai juga menginginkan peluang untuk berinteraksi dengan


(27)

rekan kerja, yang dibatasi dengan meningkatnya privasi. Keinginan akan privasi itu kuat dipihak banyak orang. Privasi membatasi gangguan yang terutama sangat menyusahkan orang-orang yang melakukan tugas-tugas rumit.

2.3 Lingkungan Kerja Non Fisik

2.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:31) menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan.

Lingkungan kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Menurut Nitisemito (2001:171), perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri. Membina hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, bawahan maupun atasan harus dilakukan karena kita saling membutuhkan. Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan.

Menurut Mangkunegara (2005:126), untuk menciptakan hubungan hubungan yang harmonis dan efektif, pimpinan perlu: 1) meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosi pegawai dan bagaimana mereka berhubungan dengan tim kerja dan 2) menciptakan suasana yang


(28)

meningkatkatkan kreativitas. Pengelolaan hubungan kerja dan pengendalian emosional di tempat kerja itu sangat perlu untuk diperhatikan karena akan memberikan dampak terhadap prestasi kerja pegawai. Hal ini disebabkan karena manusia itu bekerja bukan sebagai mesin. Manusia mempunyai perasaan untuk dihargai dan bukan bekerja untuk uang saja (Munandar, 2001:371).

2.4 Stress Kerja

Sebenarnya stres kerja tidak selalu membuahkan hasil yang buruk dalam kehidupan manusia. Selye (dalam Jacinta F., 2002;21-22) membedakan stres menjadi 2 yaitu distress yang destruktif dan eustress yang merupakan kekuatan positif. Stres diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Semakin tinggi dorongan untuk berprestasi, makin tinggi juga produktivitas dan efisiensinya. Menurut Philip L. (dalam Jacinta F., 2002:19), menyatakan bahwa seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerja jika:

a. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak oraganisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stres kerja.

b. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu. c. Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk


(29)

Demikian pula sebaliknya stres kerja dapat menimbulkan efek yang negatif. Stres dapat berkembang menjadikan tenaga kerja sakit, baik fisik maupun mental sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal.

2.4.1 Pengertian Stres Kerja

Menurut Anoraga (2002:108), stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.

Menurut Veithzal (2004:516), stres kerja adalah suatu kondisi keterangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang karyawan, dalam hal ini tekanan tersebut disebabkan oleh lingkungan pekerjaan tempat karyawan tersebut bekerja. Sedangkan menurut Mangkunegara (2005:29), stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami dalam menghadapi pekerjaan.

2.4.2 Penyebab Stres Kerja

Menurut Carry Cooper dalam Munandar (2001:387) menyatakan bahwa sumber stres kerja ada empat yaitu sebagai berikut:

a. Kondisi pekerjaan

1. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, jika ruangan tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadahi, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.


(30)

2. Overload. Overload dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam tekanan yang tinggi. Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit sehingga menyita kemampuan karyawan.

3. Deprivational stres. Kondisi pekerjaan tidak lagi menantang, atau tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur sosial (kurangnya komunikasi sosial).

4. Pekerjaan beresiko tinggi. Pekerjaan yang beresiko tinggi atau berbahaya bagi keselamatan, seperti pekerjaan di pertambangan minyak lepas pantai, tentara, dan sebagainya

b. Konflik Peran

Stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh manajemen. Akibatnya sering muncul ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga ahirnya timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaan. Para wanita yang bekerja mengalami stres lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Masalahnya wanita bekerja ini menghadapi konflik peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga.


(31)

Setiap orang pasti punya harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Namun cita- cita dan perkembangan karir banyak sekali yang tidak terlaksana.

d. Struktur Organisasi

Gambaran perusahaan yang diwarnai dengan struktur organisasi yang tidak jelas, kurangnya kejelasan mengenai jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab, aturan main yang terlalu kaku atau tidak jelas, iklim politik perusahaan yang tidak jelas serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan menjadi stres.

Pengendalian yang buruk terhadap penyebab stres kerja dapat berakibat pada penyakit dan menurunnya penampilan dan produktivitas. Stres kerja dapat disebabkan oleh beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan yang rendah, iklim kerja yang tidak menentu, autoritas yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan perusahaan, dan frustasi.

Menurut Munandar (2001:381), faktor-faktor penyebab stres dalam pekerjaan dapat dikelompokkan atas beberapa yaitu sebagai berikut:

a. Faktor – faktor instrinsik dalam pekerjaan

Meliputi tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik berupa bising, vibrasi (getaran), higienis (kebersihan). Sedangkan tuntutan tugas mencakup.


(32)

Kerja shift merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Para pekerja shift lebih sering mengeluh tentang kelelahan dan gangguan perut daripada para pekerja pagi, siang dan dampak dari kerja shift terhadap kebiasaan makan yang mungkin menyebabkan gangguan perut.

2. Beban kerja

Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres.

3. Peran terhadap risiko dan bahaya

Risiko dan bahaya dikaitkan dengan jabatan tertentu merupakan sumber stres. Makin besar kesadaran akan bahaya dalam pekerjaannya makin besar depresi dan kecemasan pada tenaga kerja.

b. Peran individu dalam organisasi

Setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai yang diharapkan atasannya.

c. Pengembangan karir

Pengembangan karir merupakan pembangkit stres potensial yang mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih dan promosi yang kurang.


(33)

Harus hidup dengan orang lain merupakan salah satu aspek dari kehidupan yang penuh stres. Hubungan yang baik antar anggota dari satu kelompok kerja dianggap sebagai faktor utama dalam kesehatan individu dan organisaasi.

e. Struktur dan iklim organisasi

Kepuasan dan ketidakpastian kerja berkaitan dengan penilaian dari struktur dan iklim organisasi. Faktor stres yang ditemui terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat terlibat atau berperan serta dalam organisasi.

f. Tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan

Kategori pembangkit stres potensial ini mencakup segala unsur kehidupan seorang yang dapat berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa kehidupan dan kerja didalam satu organisasi dan dengan demikian memberikan tekanan pada individu. Isu tentang keluarga, krisis kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan organisasi yang bertentangan, konflik antara tuntutan keluarga dan tuntutan perusahaan semuanya dapat merupakan tekanan pada individu dalam pekerjaannya.

g. Ciri individu

Stres ditentukan oleh individunya sendiri, sejauhmana ia melihat situasinya sebagai penuh stres.


(34)

2.4.3 Gejala Stres Kerja

Menurut Jacinta F. (2002:23), menyatakan bahwa stres kerja dapat juga mengakibatkan hal- hal sebagai berikut:

a. Dampak terhadap perusahaan

1. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja

2. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja 3. Menurunnya tingkat produktivitas

4. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Randall Schuller, stres yang dihadapi tenaga kerja berhubungan dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja dan kecenderungan mengalami kecelakaan. Demikian pula jika banyak diantara tenaga kerja di dalam organisasi atau perusahaan mengalami stres kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan terganggu.

b. Dampak terhadap individu

Muncul masalah – masalah yang berhubungan dengan: 1. Kesehatan

Banyak penelitian yang menemukan adanya akibat-akibat stres terhadap kesehatan seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya.


(35)

Stres berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekhawatiran yang terus menerus yang disebut stres kronis. Stres kronis sifatnya menggerogoti dan menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara perlahan-lahan.

3. Interaksi interpersonal

Orang yang sedang stres akan lebih sensitif dibandingkan orang yang tidak dalam kondisi stres. Oleh karena itu sering salah persepsi dalam membaca dan mengartikan suatu keadaan, pendapat dan penilaian, kritik, nasihat, bahkan perilaku orang lain. Orang stres sering mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Pada tingkat stres yang berat, orang bisa menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri dan harga diri.

2.4.4 Mengelola Stres Kerja Karyawan

Menurut Sasono (2004:3), ada 2 pendekatan yang dapat diterapkan untuk mengelola stres yaitu pendekatan individu dan organisasional. Pendekatan individual mencakup pelaksanaan teknik manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, pelatihan relaksasi dan perluasan jaringan dukungan sosial. Sedangkan pendekatan organisasional mencakup perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja, penempatan tujuan yang realistis, perancangan ulang pekerjaan, peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan komunikasi dan pelaksanaan program kesejahteraan.


(36)

2.5. Penelitian Terdahulu

Susilo (2007) dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Pada PT. Indo Bali Di Kecamatan Negara, Kabupaten Jimbaran, Bali”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik dan non fisik secara simultan dan parsial terhadap stress kerja karyawan serta mengetahui pengaruh yang dominan terhadap stress kerja karyawan di PT. Indo Bali di Bali. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stress kerja karyawan. Sedangkan secara parsial lingkungan kerja fisik berpengaruh negatif signifikan terhadap stress kerja pada karyawan di PT. Indo Bali dan lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kerja.

Septianto (2010) dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan stres terhadap kinerja bagi karyawan operasional pada PT. Pataya Raya Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan ditolak. Serta variabel stres kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan ditolak. Namun demikian, stres kerja yang berada pada tingkat rendah sampai sedang akan menciptakan kinerja karyawan yang baik dan akan memperburuk karyawan jika dalam tempo waktu yang sangat lama dan berlebihan.


(37)

2.6. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah landasan utama dalam sebuah penelitian dimana sepenuhnya menjadi acuan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literatur (Kuncoro, 2003: 44).

Menurut Robbins (2002:224) Lingkungan kerja fisik juga merupakan faktor penyebab stres kerja pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah: a) suhu, b) kebisingan, c) penerangan, d) mutu udara.

Lingkungan kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Menurut Nitisemito (2001: 183), perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri. Membina hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, bawahan maupun atasan harus dilakukan karena karyawan saling membutuhkan. Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan yang dampaknya akan berpengaruh pada stres kerja karyawan.

Menurut Veithzal (2004:516) menyatakan stres kerja adalah suatu kondisi yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang karyawan, dalam hal


(38)

ini tekanan tersebut disebabkan oleh lingkungan pekerjaan tempat karyawan tersebut bekerja.

Berdasarkan teori tersebut di atas, dapat disusun skema sistematis kerangka konseptual penelitian, yaitu :

Sumber : Robbins (2002), Nitisemito (2001), Veithzal (2004) Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.7. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2005:84).

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah: “faktor lingkungan fisik dan non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan pada CV. Raysa Properti Medan”.

Lingkungan Fisik (X1)

Lingkungan Non Fisik (X2)


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis eksplanasi, yaitu penelitian yang dapat dikaji menurut tingkatannya yang berdasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya,yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan, dan menyelidiki hubungan kausalitas antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor pusat CV. Raysa Properti Medan yang berlokasi di Jl. Setia Budi No.242 Medan. Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2012.

3.3. Batasan Operasional

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu dibatasi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Variabel Independen (X) yaitu Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan Lingkungan Kerja Non Fisik (X2).


(40)

3.4. Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas atau independen variabel dari penelitian ini adalah :

1. Lingkungan fisik (variabel X1)

Lingkungan kerja dalam bentuk fisik atau berwujud dalam mendukung pencapaian kerja karyawan CV Raysa Properti. Indikatornya adalah: a) suhu, b) kebisingan, c) penerangan, d) mutu udara dan e) ruang kerja. 2. Lingkungan non fisik (variabel X2)

Lingkungan non fisik mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama pada CV Raysa Properti Medan.

b. Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung pada variable bebas. Adapun variabel terikat pada penelitian ini adalah stres kerja. Stres kerja suatu kondisi yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi karyawan CV. Raysa Properti Medan yang disebabkan oleh lingkungan pekerjaan tempat karyawan tersebut bekerja.


(41)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Sumber: Robbins(2002), Nitisemito (2001) dan Veithzal (2004) diolah Peneliti (2011)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran Lingkungan

fisik (X1)

Lingkungan kerja dalam bentuk fisik atau

berwujud dalam mendukung pencapaian kerja karyawan 1. Suhu 2. Kebisingan 3. Penerangan 4. Mutu udara 5. Ruang kerja

Likert

Lingkungan non fisik (X2)

Lingkungan non fisik mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama pada perusahaan

1. Hubungan dengan atasan

2. Hubungan sesama rekan kerja

Likert

Stres kerja (Y)

Suatu kondisi yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang

mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi karyawan yang disebabkan oleh lingkungan pekerjaan tempat karyawan tersebut bekerja.

1. Emosi

2. Proses berpikir 3. Kondisi pribadi


(42)

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2005:86).

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Item Instrumen Skor 1 2 3 4 5 Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1 Sumber : Sugiyono (2005)

3.6 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:74), populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada CV Raysa Properti Medan yang berjumlah 42 orang, yang dapat dilihat dari Tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3

Jumlah Karyawan CV. Raysa Properti Medan

No Bagian/Unit Kerja Jumlah

1 Bagian Pemasaran 24

2 Bagian Operasional 18

Jumlah 42

Sumber : CV. Raysa Properti Medan, Tahun 2011 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Pemilihan sampel yang dilakukan adalah seluruh populasi yaitu karyawan yang bekerja pada CV Raysa Properti


(43)

Medan sebanyak 42 orang. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode sampling jenuh (sensus), artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, yaitu responden yang mempunyai berbagai karakteristik yang sesuai dengan subjek penelitian (Sugiyono, 2005:78).

3.7 Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data dari CV. Raysa Properti Medan berupa jurnal, laporan keuangan dan sebagainya.

3.8 Metode Pengumpulan Data 1.Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab kepada responden yaitu karyawan CV. Raysa Properti Medan.

2.Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden.

3. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari data dari CV. Raysa Properti Medan seperti data-data laporan evaluasi kinerja,


(44)

laporan keuangan dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang responden di luar sampel penelitian lalu data diproses dengan menggunakan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 16.0. Uji validitas dan reliabilitas di lakukan pada 42 orang karyawan CV Flamboyan Raya. Hal ini dilakukan karena kedua tempat tersebut berdekatan dan memiliki kesamaan karakteristik dalam sampel penelitian yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perumahan.

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang dkk., 2008:69). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r > 0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria stres kerja karyawan adalah:

a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak


(45)

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan (Situmorang dkk., 2008:72). Bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

3.10 Teknik Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran umum mengenai karakteristik dan kriteria responden yang akan diteliti.

b. Analisis Statistik 1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:


(46)

a). Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,dkk 2008:95).

b). Uji Heteroskedastisitas

Tujuannya adalah untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan stres kerja karyawan sebagai variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, dkk., 2008:98).

c) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan


(47)

VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, dkk., 2008:129).

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 16.0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+e Di mana:

Y = Stres Kerja Karywan a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1 X1 = Lingkungan Kerja Fisik b2 = Koefisien Regresi X2

X2 = Lingkungan Kerja Non Fisik e = Standart Error

3. Uji Hipotesis

a) Uji F ( Uji Signifikansi Simultan )

Yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap stres kerja karyawan secara serentak. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:


(48)

Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Stres Kerja Karyawan).

Ha: b1 b2 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik) secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Stres Kerja Karyawan).

Kriteria Stres Kerja Karyawan:

Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5% Ha diterima jika F hitung > F tabelpada α = 5% b) Uji t ( Uji Signifikansi Parsial )

Yaitu untuk menguji apakah variabel bebas yaitu lingkungan kerja Fisik dan lingkungan kerja non fisik secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat yaitu stres kerja karyawan dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Stres Kerja Karyawan).

Ha: b1, b2 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Stres Kerja Karyawan).

Kriteria Stres Kerja Karyawan:

Ho diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t tabelpada α = 5%


(49)

4. Koefisien Determinasi (R²)

Untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas (Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik) terhadap varians naik turunnya variabel terikat (Stres Kerja Karyawan) secara bersama-sama di mana : 0 < R2 <1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat.


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Latar Belakang Perusahaan

CV Raysa Properti didirikan oleh Bapak H. Muhammad Akram Ray pada tahun 2000 yang berdasarkan keinginan untuk melakukan usaha bisnis dengan spesifikasi dibidang perumahan. Nama perusahaan yang didasarkan atas nama anak bungsu perempuannya yang bernama Raysa merupakan bentuk rasa kasih sayangnya kepada anaknya. Yakin akan usaha yang digelutinya akan mengantarkannya kepada bisnis properti yang diprediksinya akan diminati dalam waktu dekat. Setelah berjalan setahun, usahanya berkembang menjadi kontraktor bangunan. Perkenalannya dengan dunia bangunan membuatnya matang dengan pengalaman proyek dan berkenalan dengan para praktisi di bidang usaha kontraktor maupun developer.

Tidak lama berselang, pada tahun 2001, niatnya untuk segera memulai bisnis properti terjawab dengan terwujudnya perumahan pertama yang dibangunnya dengan nama Raysa Residence dengan tipe perumahan 8m2 x 16m2 yang terletak di jalan Sidodadi, Gedung Johor dan tipe 90m2x100m2 di jalan Eka Rasmi Gedung Johor Medan.

4.1. 2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi menunjukkan suatu pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian atau orang-orang didalam suatu organisasi yang


(51)

didalamnya berisi penjelasan mengenai aktifitas, tugas, dan tanggung jawab dari setiap tugas bagian dari orang-orang tersebut.

Suatu struktur organisasi harus mampu menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaaan secara optimal. Struktur organisasi itu juga harus mengatur tata hubungan yang harmonis antara unit-unit organisasi didalamnya. Karena itu suatu struktur organisasi harus sesuai, jelas dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terlibat dalam organisasi sehingga akan lebih mudah untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang struktur organisasi suatu perusahaan atau organisasi adalah melalui bagan organisasi dari perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Dimana bagan organisasi tersebut menggambarkan diagram fungsi-fungsi departemen atau jabatan dalam organisasi dan menunjukkan hubungan satu dengan yang lainnya. Unit-unit organisasi yang terpisah digambarkan dalam bentuk kotak yang dikaitkan satu sama lain oleh garis-garis tebal yang menunjukkan garis komando dan saluran komunikasi yang sesuai. Kemudian dari bagan tersebut dapat dilihat siapa yang menjadi atasan dan bawahan, tentang pengawasannya, tingkatan manajemen (hierarki kepemimpinan secara keseluruhan) dan pembagian pekerjaan, dimana setiap kotak memiliki tanggung jawab seseorang terhadap beban kerja organisasi. Adapun struktur organisasi CV Raysa Properti dapat dilihat pada Gambar 4.1. :


(52)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi CV. Raysa Properti Sumber : CV Raysa Properti Medan (2012)

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa organisasi yang digunakan adalah organisasi garis dan staf, dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pimpinan tertinggi sampai kepada unit di bawahnya sehingga terdapat kesatuan perintah dan dapat dilihat dari garis komando yang disusun berdasarkan tingkatan jabatan mulai dari pemilik usaha sampai jabatan terendah dibawahnya yaitu karyawan bagian pemasaran, supervisor dan bagian operasional sampai kepada para buruh bangunan sesuai dengan deskripsi jabatan masing-masing.

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dijelaskan dengan deskripsi kerja dibawah ini:

Pemilik Usaha

Karyawan Bagian Pemasaran

Karyawan Bagian Operasional (Bagian Penerimaan

Barang Masuk) Buruh Bangunan


(53)

1. Pemilik Usaha

a. Menetapkan keputusan-keputusan internal maupun eksternal.

b. Menjalin hubungan dengan kontraktor, developer, dan Bank terkait masalah KPR konsumen.

c. Mengawasi pencapaian target yang dilakukan karyawan. d. Mengawasi kinerja para buruh bangunan.

e. Membuat kebijakan yang berhubungan dengan operasionalisasi perusahaan.

2. Karyawan Bagian Pemasaran

a. Bertanggung jawab dalam mencari pembeli.

b. Melakukan komunikasi intensif dan tindakan persuasif kepada pembeli.

c. Menginformasikan segala jenis informasi kepada pembeli maupun calon pembeli.

d. Mencapai target penjualan yang diharapkan perusahaan. e. Membuat laporan hasil pencapaian target penjualan. f. Membuat segala jenis strategi promosi.

g. Bertanggung jawab dalam melaporkan hasil target penjualan dan promosi kepada pemilik usaha.

3. Karyawan Bagian Operasional (Bagian Penerimaan Barang Masuk) a. Mengatur sistem logistik dan pengadaan bahan baku bangunan.

b. Mengatur, mengawasi dan membuat laporan penerimaan barang masuk.


(54)

c. Melakukan pengaturan manajemen jadwal kerja, gaji buruh, dan pengaturan absensi untuk buruh bangunan.

d. Bertanggung jawab dalam melaporkan operasionalisasi kegiatan di lapangan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science ) 16.0 for windows. 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361.


(55)

Tabel 4.1 Uji Validitas I

Pernyataan r hitung r tabel Validitas

Butir 1 0.553 0.361 Valid

Butir 2 0.097 0.361 Tidak Valid

Butir 3 0.808 0.361 Valid

Butir 4 0.236 0.361 Tidak Valid

Butir 5 0.495 0.361 Valid

Butir 6 0.212 0.361 Tidak Valid

Butir 7 0.139 0.361 Tidak Valid

Butir 8 0.475 0.361 Valid

Butir 9 0.571 0.361 Valid

Butir 10 0.523 0.361 Valid

Butir 11 0.621 0.361 Valid

Butir 12 0.399 0.361 Valid

Butir 13 0.702 0.361 Valid

Butir 14 0.826 0.361 Valid

Butir 15 0.861 0.361 Valid

Butir 16 0.183 0.361 Tidak Valid

Butir 17 -0.034 0.361 Tidak Valid

Butir 18 0.732 0.361 Valid

Butir 19 0.485 0.361 Valid

Butir 20 0.758 0.361 Valid

Butir 21 0.861 0.361 Valid

Butir 22 0.191 0.361 Tidak Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2012)

Terlihat pada pernyataan nomor 2, 4, 6, 7, 16, 17 dan 22 data tidak valid karena r tabel untuk responden 30 orang adalah 0.361, sedangkan nilai r hitung pertanyaan nomor 2, 4, 6, 7, 16, 17 dan 22 di bawah 0.361. Berarti pertanyaan yang tidak valid harus dibuang, setelah itu dilakukan pengujian kembali.


(56)

Tabel 4.2 Uji Validitas II

Pernyataan r hitung r tabel Validitas

Butir 1 0.541 0.361 Valid

Butir 3 0.734 0.361 Valid

Butir 5 0.544 0.361 Valid

Butir 8 0.537 0.361 Valid

Butir 9 0.606 0.361 Valid

Butir 10 0.476 0.361 Valid

Butir 11 0.663 0.361 Valid

Butir 12 0.406 0.361 Valid

Butir 13 0.747 0.361 Valid

Butir 14 0.891 0.361 Valid

Butir 15 0.875 0.361 Valid

Butir 18 0.791 0.361 Valid

Butir 19 0.587 0.361 Valid

Butir 20 0.822 0.361 Valid

Butir 21 0.875 0.361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2012)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Situmorang, 2008:75), butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali, jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel.

2. Menurut Kuncoro, jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel.


(57)

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas

r alpha / Cranbach alpha Jumlah Pertanyaan

0.931 15

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2012)

Pada pengujian reliabilitas nilai Cronbach alpha harus lebih besar dari nilai instrumen Cronbach alpha maka dapat dikatakan reliabel. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach alpha > Instrumen Cronbach alpha yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.2.2 Analisis Deskiptif Responden

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden. Dari kuesioner tersebut dapat dilihat gambaran umum mengenai karakteristik responden, antara lain berdasarkan umur, jenis kelamin, status, pendidikan dan lama bekerja di CV Raysa Properti Medan yaitu seluruh karyawan CV Raysa Properti Medan. Berikut dijelaskan data deskriptif sebagai berikut :


(58)

Tabel 4.4 Identitas Responden

No. Karakteristik

Jumlah Responden (karyawan)

%

1. Umur (Tahun) 23 4 9,5

25 9 21,4

28 11 26,1

29 5 11,9

30 7 16,6

32 3 7,1

35 3 7,1

Jumlah 42 100

2. Jenis Kelamin Pria 23 54,7

Wanita 19 45,2

Jumlah 42 100

3. Status Belum

Menikah

24 57,1

Menikah 18 42,8

Jumlah 42 100

4. Pendidikan SMA 14 33,3

Perguruan Tinggi

28 66,6

Jumlah 42 100

5 Lama Bekerja

(Tahun)

< 1 13 31

> 1 29 69

Jumlah 42 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa :

a. Total responden adalah sebanyak 42 orang, berdasarkan umur responden maka diperoleh responden yang berumur 23 adalah sebanyak 4 orang atau 9,5%, umur 25 tahun sebanyak 9 orang atau 21,4%, umur 28 sebanyak 11 orang atau 26,1%, umur 29 sebanyak 5 orang atau 11,9%, umur 30 tahun sebanyak 7 orang atau 16,6% dan umur 32 sebanyak 3 orang atau 7,1% dan 35 tahun sebanyak 3 orang atau 7,1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak yaitu yang berumur 28 tahun di mana merupakan responden golongan usia muda yang termasuk golongan usia produktif


(59)

sehingga, sebagian besar karyawan yang bekerja di usaha CV Raysa Properti Medan adalah golongan usia muda.

b. Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui 23 orang atau 54,7% responden adalah pria dan 19 orang atau 45,2% responden adalah wanita. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah yang berjenis kelamin pria karena beberapa bagian di usaha CV Raysa Properti Medan memerlukan karyawan berjenis kelamin pria.

c. Berdasarkan status responden, dapat diketahui bahwa responden yang belum menikah sebanyak 24 orang atau 54,7% dan sisanya yaitu yang sudah menikah sebanyak 18 orang atau 48,2%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar responden merupakan responden yang masih lajang/single. d. Berdasarkan jenjang pendidikan responden, dapat diketahui bahwa

responden yang merupakan tamatan SMA sebanyak 14 orang atau 33,3% serta yang lulusan perguruan tinggi sebesar 28 orang atau 66,6%. Hal ini menandakan bahwa mayoritas responden adalah lulusan perguruan tinggi dikarenakan dalam bekerja pada CV Raysa Properti Medan memerlukan kemampuan dan pengetahuan yang lebih luas dan spesifik mengenai perkantoran berdasarkan standar kriteria rekrutmen karyawan yang mengharuskan seorang karyawan minimal lulusan perguruan tinggi.

e. Berdasarkan tahun lama bekerja pada CV Raysa Properti Medan, dapat diketahui bahwa responden yang bekerja kurang dari 1 tahun sebanyak 13 orang atau 31% dan sisanya yaitu yang lebih dari 1 tahun bekerja sebanyak


(60)

29 orang atau 69%. Hal ini menandakan bahwa responden terbanyak adalah responden yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun.

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan tanggapan pelanggan terhadap nilai lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap stres kerja karyawan baru CV Raysa Properti Medan.

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja Fisik

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja Fisik

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

N % N % N % n % n % n %

1 5 11,9 19 45,2 15 35,7 3 7,1 0 0 42 100

2 4 9,5 26 61,9 9 21,4 2 4,8 1 2,4 42 100

3 4 9,5 11 26,2 18 42,9 8 19 1 2,4 42 100

4 0 0 17 40,5 18 42,9 6 14,3 1 2,4 42 100

5 1 2,4 9 21,4 16 38,1 10 23,8 6 14,3 42 100

6 8 19 25 59,5 7 16,7 2 4,8 0 0 42 100

Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0 (2012)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 42 orang responden untuk variabel lingkungan kerja pada Tabel 4.5 yaitu:

a) Pada pernyataan pertama (Suhu udara di CV Raysa Properti Medan memberikan kenyamanan dalam bekerja) sebanyak 5 orang atau 11,9% yang menyatakan sangat setuju, 19 orang atau 45,2% menyatakan setuju, 15 orang


(61)

atau 35,7% menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 7,1% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa suhu udara yang nyaman dikarenakan fasilitas AC yang memadai memberikan kenyamanan dalam bekerja bagi karyawan.

b) Pada pernyataan kedua (Penerangan di CV. Raysa Properti Medan cukup baik) sebanyak 4 orang atau 9,5% yang menyatakan sangat setuju, 26 orang atau 61,9% menyatakan setuju, 9 orang atau 21,4% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 4,8% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 2,4% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa penerangan di dalam kantor terdistribusi dengan merata dengan jumlah lampu penerangan yang memadai.

c) Pada pernyataan ketiga (Kebisingan dari luar yaitu pembangunan rumah di tempat saya bekerja tidak mengganggu konsentrasi saya dalam bekerja.) sebanyak 4 orang atau 9,5% yang menyatakan sangat setuju, 11 orang atau 26,2% menyatakan setuju, 18 orang atau 42,9% menyatakan kurang setuju, 8 orang atau 19% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 2,4% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menandakan bahwa tingkat kebisingan pada usaha CV Raysa Properti Medan masih mengganggu kenyamanan bekerja para karyawan dikarenakan adanya suara-suara dari luar kantor yang sedang membangun rumah pada CV Raysa Properti Medan.

d) Pada pernyataan keempat (Mutu udara CV Raysa Properti Medan bersih) di mana tidak ada orang yang menyatakan sangat setuju, 17 orang atau 40,5% menyatakan setuju, 18 orang atau 42,9% menyatakan kurang setuju, 6 orang


(62)

atau 14,3% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 2,4% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menandakan bahwa mutu udara kurang higienis dirasakan oleh sebagian karyawan dikarenakan debu dan asap akibat pembangunan rumah.

e) Pada pernyataan kelima (Ruang gerak pada CV Raysa Properti Medan memberikan saya keleluasaan dalam bergerak) sebanyak 1 orang atau 2,4% yang menyatakan sangat setuju, 9 orang atau 21,4% menyatakan setuju, 16 orang atau 38,1% menyatakan kurang setuju, 10 orang atau 23,8% menyatakan tidak setuju dan 6 orang 14,3% menyatakan sangat tidak setuju Hal ini menunjukkan bahwa ruang gerak kurang memberikan keleluasaan dalam bekerja oleh sebagian besar karyawan dikarenakan luas lingkungan kantor yang tidak begitu besar.

f) Pada pernyataan keenam (Pengaturan ruang kerja di CV Raysa Properti Medan sudah cukup baik) sebanyak 8 orang atau 19% yang menyatakan sangat setuju, 25 orang atau 59,5% menyatakan setuju, 7 orang atau 16,7% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 4,8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pengaturan ruang kerja sudah cukup teratur pembagiannya bagi hampir seluruh karyawan.


(63)

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja Non Fisik

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja Non Fisik

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

N % N % N % n % n % N %

7 5 11,9 28 66,7 7 16,7 2 4,8 0 0 42 100

8 3 5,5 6 14,3 25 59,5 8 19 0 0 42 100

9 3 7,1 17 40,5 15 35,7 7 16,7 0 0 42 100 10 8 19 19 45,2 12 28,6 2 4,8 1 2,4 42 100 11 5 11,5 14 33,3 10 23,8 9 21,4 4 9,5 42 100 Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0 (2012)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 42 orang responden untuk variabel lingkungan kerja non fisik pada Tabel 4.6 yaitu:

a) Pada pernyataan ketujuh (Hubungan karyawan dengan atasan terjalin dengan baik) sebanyak 5 orang atau 11,9% yang menyatakan sangat setuju, 28 orang atau 66,7% menyatakan setuju, 7 orang atau 16,7% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 4,8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan karyawan dengan atasan terjalin dengan harmonis.

b) Pada pernyataan kedelapan (Saya mudah dalam menemui atasan) sebanyak 3 orang atau 5,5% yang menyatakan sangat setuju, 6 orang atau 14,3% menyatakan setuju, 25 orang atau 59,5% menyatakan kurang setuju, 8 orang atau 19% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan


(64)

merasa atasan sulit untuk ditemui secara langsung karena jarang berada di kantor.

c) Pada pernyataan kesembilan (Laporan kepada atasan berjalan dengan lancar) sebanyak 2 orang atau 4,8% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 17 orang atau 40,5% menyatakan setuju, 15 orang atau 35,7% menyatakan kurang setuju, 7 orang atau 16,7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian laporan-laporan pekerjaan kepada atasan berjalan dengan baik oleh sebagian besar karyawan dikarenakan adanya akses internet yang memudahkan pemberian informasi kepada atasan.

d) Pada pernyataan kesepuluh (Koordinasi antar sesama karyawan baik) sebanyak sebanyak 8 orang atau 19% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 19 orang atau 45,2% menyatakan setuju, 12 orang atau 28,6% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 4,8% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 2,4% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi dalam pemberian informasi mengenai pekerjaan antar karyawan berjalan cukup lancar.

e) Pada pernyataan kesebelas (Sesama karyawan CV Raysa Properti Medan saling bekerja sama dengan baik) sebanyak 5 orang atau 11,9% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 14 orang atau 33,3% menyatakan setuju, 10 orang atau 23,8% menyatakan kurang setuju, 9 orang atau 21,4% menyatakan tidak setuju dan 4 orang atau 9,5% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kerja sama antar karyawan kurang


(65)

berjalan dengan baik dikarenakan kondisi persaingan yang cukup tinggi di dalam kantor sehingga hubungan yang terjalin kurang harmonis oleh sebagian karyawan, khususnya karyawan bagian pemasaran yang harus mengerjar target yang terbaik jika ingin mendapatkan bonus yang lebih.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Stres Kerja Karyawan

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Stres Kerja Karyawan

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

N % N % N % n % n % N %

12 7 16,7 17 40,5 14 33,3 4 9,5 0 0 42 100 13 7 16,7 15 35,7 16 38,1 3 7,1 1 2,4 42 100 14 1 2,4 18 42,9 17 40,5 5 11,9 1 2,4 42 100 15 4 9,5 18 42,9 16 38,1 2 4,8 2 4,8 42 100 Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0(2012)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 42 orang responden untuk variabel stres kerja karyawan pada Tabel 4.7 yaitu:

a) Pada pernyataan keduabelas (Saya merasa resah jika ada persaingan tidak sehat antar karyawan) sebanyak 7 orang atau 16,7% yang menyatakan sangat setuju, 17 orang atau 40,8% menyatakan setuju, 14 orang atau 33,3% menyatakan kurang setuju, 4 orang atau 9,8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan merasakan kondisi bahwa persaingan cukup tinggi membuat karyawan resah dalam bekerja dan merasa tertekan secara emosional.

b) Pada pernyataan ketigabelas (Saya terpacu untuk membuat ide-ide kreatif dalam pencapaian target kerja) sebanyak 7 orang atau 16,7% yang menyatakan sangat


(1)

Lampiran 5

Tabulasi Jawaban Responden


(2)

Lampiran 6

Hasil Uji SPSS

a.

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 42

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.85068172

Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .119

Negative -.095

Kolmogorov-Smirnov Z .770

Asymp. Sig. (2-tailed) .594


(3)

85

b.

Uji Heteroskedastisitas

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LK_NONFISIK,

LK_FISIKa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: absut

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .154a .024 -.026 .97772

a. Predictors: (Constant), LK_NONFISIK, LK_FISIK b. Dependent Variable: absut

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .909 2 .455 .476 .625a

Residual 37.281 39 .956

Total 38.191 41

a. Predictors: (Constant), LK_NONFISIK, LK_FISIK b. Dependent Variable: absut


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.417 .991 2.438 .019

LK_FISIK .005 .070 .019 .077 .939

LK_NONFISIK -.057 .082 -.168 -.687 .496

a. Dependent Variable: absut

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 1.2617 1.8514 1.5602 .14892 42

Std. Predicted Value -2.004 1.955 .000 1.000 42

Standard Error of Predicted

Value .153 .475 .248 .085 42

Adjusted Predicted Value .9718 1.9214 1.5395 .18173 42

Residual -1.41826 2.72334 .00000 .95357 42

Std. Residual -1.451 2.785 .000 .975 42

Stud. Residual -1.470 3.073 .010 1.024 42

Deleted Residual -1.45621 3.31550 .02066 1.05360 42

Stud. Deleted Residual -1.493 3.485 .027 1.078 42

Mahal. Distance .026 8.706 1.952 2.078 42

Cook's Distance .000 .685 .037 .117 42

Centered Leverage Value .001 .212 .048 .051 42


(5)

87

c.

Uji Multikolinearitas

Coefficient Correlationsa

Model LK_NONFISIK LK_FISIK

1 Correlations LK_NONFISIK 1.000 -.763

LK_FISIK -.763 1.000

Covariances LK_NONFISIK .025 -.017

LK_FISIK -.017 .019

a. Dependent Variable: STRES_KERJA

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) LK_FISIK LK_NONFISIK

1 1 2.978 1.000 .00 .00 .00

2 .016 13.846 .99 .10 .13

3 .006 21.880 .00 .90 .86

a. Dependent Variable: STRES_KERJA

d.

Uji HipotesiS

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LK_NONFISIK,

LK_FISIKa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: STRES_KERJA

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.345 1.924 .699 .489

LK_FISIK .322 .136 .400 2.363 .023 .418 2.390

LK_NONFISI

K .355 .160 .377 2.224 .032 .418 2.390


(6)

1.

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 159.574 2 79.787 22.159 .000a

Residual 140.426 39 3.601

Total 300.000 41

a. Predictors: (Constant), LK_NONFISIK, LK_FISIK b. Dependent Variable: STRES_KERJA

2.

Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.345 1.924 .699 .489

LK_FISIK .322 .136 .400 2.363 .023

LK_NONFISIK .355 .160 .377 2.224 .032

a. Dependent Variable: STRES_KERJA

3.

Uji Koefisen Determinasi R

2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .729a .532 .508 1.89754

a. Predictors: (Constant), LK_NONFISIK, LK_FISIK b. Dependent Variable: STRES_KERJA