Dana Ritel Retail Banking

34 oleh pemiliknya disimpan dengan berbagai tujuan seperti mengantisipasi kebutuhan, untuk pembelian sesuatu dimasa mendatang, kebutuhan biaya pendidikan anak dimasa mendatang dan sebagainya. 52 Tabungan adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Sebelum pakto 1998 jenis tabungan sangat terbatas, yaitu Tabanas, Taska, Tappelpram, namun sekarang ini masing-masing bank telah mempunyai jenis tabungan sendiri dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan. 53 Selain tingkat bunga yang ditawarkan yang berbeda antara bank yang satu dengan yang lainnya, fasilitas yang disediakan pada masing-masing produk juga berbeda. Ada kelompok bank yang menyediakan failitas ATM Automated Teller Machine, ada pula yang mengkombinasikan tabungan dengan pemberian asuransi jiwa, ada yang menawarkan hadiah jutaan rupiah maupun dalam bentuk barang seperti mobil, sepeda motor, dan sebagainya. 54 b. Deposito Instrumen penyimpanan lainnya adalah deposito. Deposito terdiri dari deposito berjangka maupun sertifikat deposito. Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Sedangkan sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas 52 Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI. h. 25 53 Lamtiurma Pangaribuan, Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus pada sebuah bank persero “BB”, h. 19 54 Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI, h. 26 35 pembawa yang dengan izin bank indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual-belikan atau dipindah tangankan kepada pihak ketiga. 55 Dilihat dari kepemilikan deposito, ada yang milik pemerintah, lembagabadan pemerintah, badan usaha milik negara, perusahaan swasta, yayasan dan badan sosial, koperasi, perorangan dan lain-lain. Deposito retail banking umumnya adalah deposito perorangan atas kelebihan uangnya. Berbeda dengan tabungan yang relatif tidak terlalu terpengaruh terhadap adanya isu devaluasi, maka deposito sangat peka dengan isu tersebut dan bahkan perubahan-perubahan nilai uang lainnya. 56 c. Kredit Produk perbankan yang berkaitan dengan kegiatan penyaluran dana, yang biasanya disebut sebagai produk asset adalah kredit. Pengertian kredit menurut UU no. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau taguhan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam. 57 Kredit pada retail banking lebih banyak dari jenis konsumtif seperti kredit pemilikan rumah KPR, kredit untuk pembelian kendaraan bermotor. Kredit jenis ini berkembang cukup pesat sejalan dengan meningkatnya tingkat penghasilan penduduk per kapita. Di 55 Lamtiurma Pangaribuan, Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus pada sebuah bank persero “BB”, h. 19 56 Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI, h. 27 57 Lamtiurma Pangaribuan, Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus pada sebuah bank persero “BB”, h. 20 36 dalam pemberian kredit jenis konsumtif kepada masyarakat, bank-bank umumnya berlomba selain dalam pemberian tingkat bunga yang bersaing, juga kecepatan dalam proses pemberian kredit serta kemudahan-kemudahan lainnya seperti lunaknya persyaratan yang ditetapkan. 58 d. Jasa Pelayanan Transfer atau pengiriman uang yang dilakukan bank untuk nasabahnya baik dengan cara mengkredit atau mendebet rekening nasabah merupakan salah satu bentuk jasa pelayanan yang diberikan bank kepada nasabahnya. Begitu pula jasa pelayanan atas tagihan langganan telepon, listrik, air minum atau tagihan lainnya. Pemberian layanan jasa ini mempunyai resiko yang kecil bagi bank dan merupakan sumber pendapatan non bunga yang cukup besar bagi bank. Tuntutan masyarakat akan jasa pelayanan bank semakin lama semakin bervariasi khusunya yang berhubungan dengan kepraktisan, kemudahan, dan efisiensi. Tingginya tingkat kesibukan masyarakat dan semakin sempitnya waktu yang tersedia, mendorong masyarakat untuk menuntut kepada bank agar mengambil alih urusan bayar membayar atau kewajiban keuangan mereka lainnya. 59 58 Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI. Jakarta:1996 Program Pascasarjana UI. Program Studi Magister Manajemen. h. 27 59 Ibid, 29 37

BAB III GAMBARAN UMUM PT BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip syariah Islam dalam menjalankan operasinya. PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. 1 Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. 1 www.muamalatbank.com diakses pada tanggal 17 Maret 2014 38 Pada akhir tahun ’90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet NPF mencapai lebih dari 60. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. 2 Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada: 3 2 Warkum Sumitro, BAMUI, TAKAFUL, dan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 81-87 3 www.muamalatbank.com di akses pada tanggal 17 Maret 2014 39 1. Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham 2. Tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun 3. Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru 4. Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua 5. Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank Muamalat dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya. Hingga pada tahun 2014, Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos OnlineSOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System MEPS sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk 40 menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media masa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. 4

B. Visi, Misi dan Tujuan Bank Muamalat

1. Visi Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. 2. Misi Menjadi Role Model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi stakeholder. 3. Tujuan a. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui: 1 Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha 2 Meningkatkan kesempatan kerja 3 Meningkatkan penghasilan masyarakat banyak 4 Ibid, di akses pada tanggal 17 Maret 2014

Dokumen yang terkait

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK TABUNGAN “MUAMALAT PRIMA” PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA KANTOR KAS BATU

0 5 21

pengaruh strategi bauran pemasaran tabungan muamalat terhadap tingkat kepuasan nasabah BANK Muamalat Indonesia Cabang Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang

2 14 112

Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Muamalat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor

9 47 121

Prosedur Tabungan dalam Usaha Penghimpunan Dana Masyarakat pada Bank Muamalat Cabang Surakarta ITA PURBOSARI

0 3 113

PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO.

0 0 89

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN SHAR E PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA

0 0 18

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN IB MUAMALAT PRIMA PADA BANK MUAMALAT KANTOR KAS RUNGKUT SURABAYA TUGAS AKHIR - PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN IB MUAMALAT PRIMA PADA BANK MUAMALAT KANTOR KAS RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN IB MUAMALAT PRIMA PADA BANK MUAMALAT KANTOR KAS RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA - Test Repository

0 1 76

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA - Test Repository

0 0 75