Memompa ASI secara manual dengan tangan pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat meningkatkan angka menyusui pada bayi, dibandingkan
menggunakan pompa ASI. Tindakan memompa ASI secara manual ini diamati berhasil meningkatkan produksi ASI. Selain itu, para ibu yang ikut serta dalam
penelitian ini juga mengaku merasa lebih nyaman melakukannya dibandingkan menggunakan pompa ASI. Rasa percaya diri mereka untuk terus menyusui juga
semakin bertambah, sehingga mereka akan terus berusaha untuk menyusui secara eksklusif. Sementara para bayi juga akan dapat menikmati manfaat dari ASI
eksklusif dalam jangka waktu lebih lama. Demikian menurut hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Archives of Disease in Childhood.
Peneliti menyatakan bahwa memompa ASI adalah metode paling cepat dan efisien untuk merangsang produksi ASI. Mereka juga menyarankan para ibu
untuk belajar memompa ASI dengan cara manual selain menggunakan pompa, terutama jika bayinya kekurangan ASI akibat belum dapat mengisap dengan baik.
Penelitian epidemiologis dan survei membuktikan bahwa orang yang makan yang bernutrisi mampu meningkatkan produksi ASI Santoso, 2010
e. Pengetahuan tentang Cara Pemberian ASI
Berdasarkan penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan pada tabel 6 menunjukkan bahwa teknik pemberian ASI, mayoritas di jawab benar yaitu
sebanyak 93,3- 50 tentang menyusui dilakukan sesuai dengan kebutuhan bayi, bayi dapat mengosongkan payudara 10- 15 menit disetiap payudara, ASI diperah
diberikan melalui dot dan ASI yang beku dapat di hangatkan. Hanya 10 yang
Universitas Sumatera Utara
menjawab salah pada pernyataan bayi mengosongkan payudara 10- 15 menit disetiap payudara. Penelitian Santaria 2005 pengetahuan ibu- ibu dalam kategori
baik dalam pemberian ASI eksklusif. Tetapi peneltian Rohani 2007 bahwa ibu yang bekerja cenderung untuk
tidak memberi ASI Eksklusif karena mereka terlalu sibuk dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka dalam waktu yang lama sehingga mereka
membiasakan bayi mereka menyusu dari botol dengan susu formula atau memberikan makanan tambahan sejak dini.
Secara psikologis, pemberian ASI perahan melalui dot mengakibatkan proses pembentukan rahang bayi menjadi lebih maju. Pemberian susu botol juga
membuat kebiasaan menyusu bayi berubah. Bayi akan menyusu pada botol, yaitu sering menunggu ASI menetes. Pada akhirnya mengakibatkan produksi ASI
berkurang atau berhenti. Bingung putting, karena tidak puas bayi dapat menghisap putting dengan kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi luka pada sekitar
putting susu, Riama 2009.
Dari hasil penelitian Walshaw 2005, para ibu menyusui disarankan memberikan ASI kepada bayi maksimum 10 menit setiap tiga jam. Kemudian,
mereka memberikan ASI kedua apabila si bayi masih menunjukkan rasa lapar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Komite Dokter Umum dan Asosiasi Praktisi Medis Inggris diketahui bahwa memberikan ASI secara rutin setiap 10
menit setiap hari membuat bayi lebih sehat dan berat badannya lebih baik. Teknik
Universitas Sumatera Utara
ini dianggap lebih baik dibandingkan dengan metode baby led atau mengikuti keinginan bayi yang meminta ASI jika lapar.
f. Pengetahuan tentang Cara Pengeluaran ASI