orang, minoritas ibu yang tidak bekerja yaitu 33,3 10 orang berpengetahuan kurang. Hal ini disebabkan ibu yang bekerja mempunyai lingkungan yang lebih
luas sehingga informasi yang didapatpun lebih banyak, sedangkan bagi ibu yang tidak
bekerja apabila
informasi dari
lingkungannya kurang
maka pengetahuannyapun kurang, apalagi bila ibu tersebut tidak aktif dalam mengikuti
berbagai kegiatan kesehatan maka informasi yang diterimanya akan lebih sedikit. Penelitian Purwanti 2004 menemukan bahwa ibu yang tidak bekerja kurang
mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif disebabkan karena ibu kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pertukaran informasi dan pengalaman
baik dari lingkungan kerja maupun dari luar. Menurut Depkes RI 1999 pekerjaan ibu juga dapat mempengaruhi
pengetahuan dalam memberikan ASI ekslusif. Pengetahuan ibu yang bekerja lebih baik di banding dengan ibu yang tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena ibu
yang bekerja memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI ekslusif Dini, 2004.
b. Pengetahuan Ibu tentang mamfaat ASI
Berdasarkan penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan pada tabel 3 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang manfaat ASI mayoritas menjawab
benar yaitu 66,6- 100 tentang manfaat ASI sebagai makanan alamiah, sebagai upaya meningkatakan hubungan psikologis, dan sebagai alat kontrasepsi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Rohani 2007 bahwa sebagian responden yang berpengetahuan baik memberi ASI Eksklusif
dikarenakan informasi yang mereka dapat mengenai program KB lengkap dengan
Universitas Sumatera Utara
pengertian, manfaat dan juga kendala-kandala yang bisa ibu alami selama menyusui bayi mereka sehingga mereka memilih untuk memberi ASI Eksklusif
bagi bayi mereka. Pemberian ASI secara Ekskluisif dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi
sampai 6 bulan setelah kelahiran ini disebabkan oleh isapan bayi meransang hormon prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi sehingga menunda
kesuburan. ASI juga dapat mencengah kanker payudara, kanker ovarium, dan anemia defisiensi zat besi Sitti, 2009.
Manfaat ASI Air Susu Ibu, merupakan gizi terbaik bagi bayi karena komposisi zat-zat gizi di dalamnya secara optimal mampu meningkatkan
perkembangan psikomotorik, kognitif, penglihatan, emosi yang hangat, dan kepribadian yang percaya diri. ASI dapat memperkuat ikatan batin antara ibu dan
anak Sitti, 2009.
c. Pengatahuan tentang Komposisi ASI
Berdasarkan penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan pada tabel 4 menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi produksi ASI mayoritas
responden menjawab benar yaitu 90- 100 tentang ASI mengandung anti infeksi dan zat nutrisi.
Penelitian Djoenada yang dikutip Suharyono, dkk 1992 menyatakan bahwa ibu yang bekerja mempengaruhi produksi ASI. Walaupun ibu telah
diajarkan bagaimana mempertahankan produksi ASI, ternyata jumlah ibu yang
Universitas Sumatera Utara
ASInya masih cukup pada usia bayi 6 bulan lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja dan alasan lain yang dipakai ibu yang bekerja supaya
membiasakan bayi menyusu dari botol bila nanti ditinggal kerja.
Menurut Markum 2002 juga menyatakan bahwa peran ASI belum mampu digantikan oleh susu formula seperti peran bakteriostatik, anti alergi atau peran
psikososial. Pemberian ASI pada bayi tersebut dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. ASI mengandung sIgA, Limfosit T, Limfosit B, dan
Laktoferin yang dapat merangsang peningkatan status imun pada bayi. Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya, bayi belum dapat membentuk
kekebalan sendiri secara sempurna.
ASI merupakan substansi bahan yang hidup dengan kompleksitas biologis yang luas yang mampu memberikan daya perlindungan, baik secara aktif maupun
melalui pengaturan imunologis. ASI tidak hanya menyediakan perlindungan yang unik terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga memacu perkembangan yang
memadai dari sistem imunologi bayi sendiri. ASI memberikan zat-zat kekebalan yang belum dibuat oleh bayi tersebut. Selain itu ASI juga mengandung beberapa
komponen antiinflamasi, yang fungsinya belum banyak yang diketahui. Sehingga bayi yang minum ASI lebih jarang sakit, terutama pada awal kehidupannya
Soetjiningsih, 2001. Menurut penelitian Winda 2010 ASI merupakan komponen penting
pada sistem imun mukosa gastrointestinal maupun mukosa lain. Karena alasan- alasan itulah angka kejadian diare pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif
Universitas Sumatera Utara
lebih rendah apabila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif.
d. Pengetahuan tentang Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI