Dari 3 pernyataan tentang teknik penyimpanan ASI mayoritas responden menjawab salah yaitu sebanyak 66,6- 60 tentang cara penyimpanan ASI,
tempat atau wadah penyimpanan ASI, dan waktu penyimpanan ASI. Hanya 33,3 yang menjawab benar dalam pernyataan tempat atau wadah penyimpanan
ASI. Tabel 8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tempat Penyimpanan ASI
Esklusif di Kecamatan Porsea.
No Pernyataan Ya
Tidak Total
F F
1 Cara menyimpan ASI
12 40
18 60
100 2
Tempat atau
wadah Penyimpanan ASI
10 33,3
20 66,6 100
3 Waktu penyimpanan ASI
11 36,6
19 63,3 100
5.2 Pembahasan
Dalam bab pembahasan ini akan dibahas “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif
Pada Ibu Bekerja di Kecamatan Porsea”.
a. Pengetahuan tentang ASI eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan pada tabel 2 menunjukan bahwa faktor pemahaman tentang ASI Ekslusif pada bayi
mayoritas menjawab dengan benar yaitu 93,3 -100 tentang defenisi ASI, defenisi kolostrum, dan defenisi ASI Eksklusif di Kecamatan Porsea.
Asumsi penelitian berkaitan dengan tingkat pendidikan bahwa mayoritas responden adalah Sekolah Menengah Atas 76,6. Hal ini sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
pendapat Muzaham 1995, ibu yang berpendidikan lebih tinggi akan mendorong seseorang akan mencari informasi yang lebih banyak tentang hal yang sedang
terjadi dan dengan pendidikan formal pada dasarnya akan memberikan kemampuan dalam menghadapi masalah hidup dan akan berdampak pada
timbulnya suatu proses pematangan suatu pandangan Mindo, 2009. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas yang memberi
ASI ekslusif berada pada kategori umur antara 24-29 tahun, yaitu sebanyak 40 12 orang, minoritas pada usia 18- 23 tahun , yaitu sebanyak 6,6 2 orang.
Hal tersebut tidak sesui dengan pendapat Notoatmodjo 2003, yang mengatakan bahwa umur mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena semakin
tua usia maka pengetahauan semakin bertambah. Soetjiningsih 1997, juga menjelaskan bahwa usia ibu mempengaruhi bagimana ibu mengambil keputusan
dalam pemeliharaan kesehatan dirinya, semakin bertambah usia maka pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah. Atau dengan usia yang bertambah
pengalaman terhadap pengetahuan dan sumber informasi yang didapat lebih baik Dini, 2006
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebagian ibu yang berpengetahuan baik memberi ASI Eksklusif dikarenakan informasi yang mereka
terima tentang ASI Eksklusif bagi bayi mereka sebayak 60. Hal ini sejalan dengan penelitian Rohani 2007 peningkatan pemberian ASI Eksklusif disertai
dengan peningkatan pengetahuan dan informasi yang ditrima. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
yang berpengetahuan baik ada pada kategori ibu yang bekerja yaitu 65 20
Universitas Sumatera Utara
orang, minoritas ibu yang tidak bekerja yaitu 33,3 10 orang berpengetahuan kurang. Hal ini disebabkan ibu yang bekerja mempunyai lingkungan yang lebih
luas sehingga informasi yang didapatpun lebih banyak, sedangkan bagi ibu yang tidak
bekerja apabila
informasi dari
lingkungannya kurang
maka pengetahuannyapun kurang, apalagi bila ibu tersebut tidak aktif dalam mengikuti
berbagai kegiatan kesehatan maka informasi yang diterimanya akan lebih sedikit. Penelitian Purwanti 2004 menemukan bahwa ibu yang tidak bekerja kurang
mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif disebabkan karena ibu kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pertukaran informasi dan pengalaman
baik dari lingkungan kerja maupun dari luar. Menurut Depkes RI 1999 pekerjaan ibu juga dapat mempengaruhi
pengetahuan dalam memberikan ASI ekslusif. Pengetahuan ibu yang bekerja lebih baik di banding dengan ibu yang tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena ibu
yang bekerja memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI ekslusif Dini, 2004.
b. Pengetahuan Ibu tentang mamfaat ASI