Perumusan masalah Kerangka Penelitian Defenisi Operasional Variabel Penelitian Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pertimbangan Etik

1.2 Perumusan masalah

bagaimana gambaran pengetahuan pemberian ASI eksklusif pada Ibu yang bekerja di Kecamatan Porsea 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pemberian ASI eksklusif pada Ibu yang bekerja di Kecamatan Porsea.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Tenaga kesehatan Perawat

dapat memberi masukan atau informasi pada perawat dan tenaga kesehatan lainnya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan dapat memotivasi ibu supaya memberi ASI eksklusif.

1.4.2 Pendidikan Keperawatan

dapat memberikan masukan atau sebagai informasi yang berguna bagi mahasiswa keperawatan dalam mata kuliah maternitas tentang pelaksanaan pemberian ASI eksklusif di .daerah Kecamatan Porsea

1.4.3 Penelitian Selanjutnya

dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan ASI Eksklusif.

1.4.4 Bagi Ibu

Dapat memberi masukan atau sebagai informasi yang berguna bagi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Universitas Sumatera Utara 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 KONSEP ASI

2.1.1 Defenisi ASI

ASI Air Susu Ibu adalah suatu jenis makanan yang mencukupi semua seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual Sripurwanti, 2004. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose da garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi Ambarwati, 2009. ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi. Kolostrum merupakan cairan kental kekuning- kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan.Kristiyansari,2009

2.1.2 Manfaat Pemberian ASI

2.1.2.1 Manfaat untuk bayi ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,dan psikologis yang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi. ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi, kadar selenium yang melindungi gigi dari kerusakan Anik, 2009. Universitas Sumatera Utara ASI juga dapat meningkatkan perkembangan psikomotorik, kognitif, penglihatan, emosi yang hangat, dan kepribadian yang percaya diri. ASI dapat memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak Sitti, 2009. Menurut penelitian Riva tahun 1977, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula Danuatmaja, 2003. 2.1.2.2 Manfaat untuk ibu Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pada pasca bersalin berkurang. Naiknya kadar oksitosin selama menyusui akan menyebabkan semua otot polos akan mengalami kontraksi. Kondisi inilah yang menyebabkan uterus mengecil sekaligus menghentikan perdarahan Anik, 2009. Pemberian ASI secara Ekskluisif dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi sampai 6 bulan setelah kelahiran karena isapan bayi meransang hormon prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi sehingga menunda kesuburan. ASI juga dapat mencengah kanker payudara, kanker ovarium, dan anemia defisiensi zat besi Sitti, 2009.

2.1.3 Komposisi Dalam ASI

Komposisi yang terkandung dalam ASI menurut Sulistyawati, 2009 antara lain: 1. Protein Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah Universitas Sumatera Utara larut yang sesuai dengan ukuran ginjal bayi yang belum matang Christine,2006. Dibandingakan dengan komposisi protein ASI paling rendah, berkisar 1,3gml pada bulan pertama dengan rata- rata 1,15g 100ml di hitung berdasarkan nitrogen x 6,25. ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang sukar dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu menyebabkan isi pencernaan bayi menjadi lebih lebut atau mudah dicerna oleh usus bayi. Meskipun kedua susu tersebut sama- sama mengandung whey protein yang baik untuk pencernaan. 2. Lemak Keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial, docosahexaenoic acid DHA dan arachnoic acid AA yang berperan penting dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai usia 1 tahun usia anak. Lemak ASI terdiri dari trigliserid 98-99 yang dengan enzim lipase akan terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase tidak hanya terdapat pada sitem pencernaan bayi, tapi juga dalam ASI. Lemak ASI mudah dicerna karna sudah dalam bentuk emulsi. Yang merupakan asam lemak esensial sebenarnya adalah kelompok Omega- 3 yang dapat di ubah menjadi DHA dan Omega- 6 yang dapat menjadi AA. Kelebihan ASI dapat terjadi karena ASI selain mengandung n-3 dan n-6, dan juga mengandung DHA dan AA. Konsentrasi lemak meningkat dari 2.0 g100ml pada kolostrum menjadi sekitar 4 -4,5g 100ml pada hari 14 setelah persalinan. Kadar lemak juga bervariasi pada saat menyusui fore milk menjadi 2- 3 kali lebih tinggi pada akhir menyusui hind milk. Dibandingkan dengan lemak yang Universitas Sumatera Utara bervariasi kosentrasinya, asam lemak lebih stabil. Dalam ASI, asam lemak terdiri dari 42 asam lemak jenuh dan 57 asam lemak tak jenuh, termasuk DHA dan AA yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi dan anak kecil. 3. Vitamin dan Mineral a. Vitamin yang larut dalam lemak Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam kolostrum dan menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber vitamin A yang baik dengan konsentrasi sekitar 200 IU dl. Vitamin yang larut dalam lemak lainnya adalah vitamin D, E, dan K. Konsentrasi vitamin D dan K sedikit dalam ASI. Untuk negara tropis yang terdapat cukup sinar matahari, vitamin D tidak jadi masalah. Vitamin K akan terbentuk oleh bakteri di dalam usus bayi beberapa waktu kemudian. b. Vitamin yang larut dalam air Vitamin C, asam nicotinic, B12, B1 tiamin, B2 riboflavin, B6 pirodoksin sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu diberi suplemen. Fluoride adalah mineral yang memperkuat email gigi, melindungi gigi dari karies lubang. Hanya sejumlah kecil fluride yang ada dalam air susu ibu. 4. Zat Besi Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi 0,5 – 1,0 mg liter, namun bayi yang menyusui jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi Universitas Sumatera Utara dan zat besi dari ASI diserap dengan baik 70 di bandingkan dengan penyerapan 30 dari susu sapi dan 10 dari susu formula. 5. Zat Anti Infeksi ASI mengandung anti infeksi terhadap berbagai macam penyakit, seperti penyakit saluran pernapasan atas diare, dan penyakit saluran pencernaan. ASI juga disebut sebagai darah putih yang mengadung enzim, imunoglobin, dan leukosit. Lekosit terdiri dari fagosit 90 dan limfosit 10, yang meskipun sedikit tetap akan memberikan protektif yang signifikan terhadap bayi. Immunoglobin merupakan protein yang di hasilkan sel plasma sebagai respon adanya imunogen atau antigen zat yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi anti bodi. Ada 5 macam Immunoglobin : IgA, IgM, IgE, IgD, dan IgG. Dari kelimanya secretory IgA sIgA disekresi oleh makrofag disintesa dan di simpan dalam payudara, yang berperan dalam fungsi antibodi ASI melalui alur limposit. Bayi baru lahir mempuyai cadangan IgA sedikit dan karna itulah ia sangart memerlukan tambahan proteksi sIgA dalam ASI terhadap penyakit infeksi. 6. Laktoferin Laktoferin banyak dalam ASI 1-6mgml, tapi tidak terdapat dalam susu sapi. Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan sehingga menyebabkan terhindarnya suplai zat besi yang di butuhakan organisme patogenik, seperti Eschericia coli E. Coli dan Candida albikans. Oleh Universitas Sumatera Utara karena itu, pemberian suplemen zat besi kepda bayi menyusui harus lebih dipertimbangkan. 7. Faktor bifidus Faktor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi lactobacillus Bifidus yang melawan pertumbuahan bakteri patogen seperti Shigela, Salmonela, dan E. Coli yang di tandai PH rendah 5-6 bersifat asam dari tinja bayi. 8. Lisozim Lisozim termasuk whey protein yang bersifat bakteriosidal, antiinflamasi, dan mempunyai kekuatan beberapa ribu kali lebih tinggi dari pada susu sapi. Lisozim dapat melawan serangan E.Coli dan Salmonela serta lebih unik dibandingkan antibodi lain karena jika yang lain menurun maka kadar lisoszim akan meningkat di ASI setelah bayi berumur di atas 6 bulan – saat bayi sudah di berikan makana pendamping ASI MP -ASI . Oleh karena itu kemungkinan terkena infeksi akan lebih tinggi. 9. Taurin Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak terdapat dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam maturasi otak bayi. Karena itu, susu formula bayi kebanyakan berusaha menambah taurin di dalam formulanya. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Pemberian ASI

Perawatan payudara menurut Ari, 2009 sangat penting dalam pemberian ASI dalam hal menjaga payudara agar tetap kering dan bersih, terutama bagian puting susu. Menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar disekitar puting setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap di lakukan di mulai dari puting susu yang tidak lecet. Apabila lecet sangat berat, dapat di istirahatkan selama 24 jam ASI di keluarkan dan diminumkan menggunakan sendok. Bila hari pertama, ASI belum keluar bayi cukup di susukan selama 4- 5 menit untuk merangsang produksi ASI. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 10- 15 menit. Bayi dapat di susukan sambil duduk atau berdiri dengan posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi. Menyusui bayi pada kedua payudara secar bergantian. Bayi yang sehat dapat mengosongkan payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong kembali setelah 2 jam. Sebaiknya menyusui bayi tanpa di jadwalkan, karena bayiakan menentukan sendiri kebutuhannya. Menyusui yang di jadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi yang sangat berpengaruh pada ransangan produksi ASI selanjutnya. Setiap menyusui di mulai dengan payudara yang terakhir disusukan Silalahi, 2005. Menurut penelitian Mortensen, 2002 dari 3253 orang menunjukkan orang dewasa yang disusui kurang dari 1 bulan scare 5 points lebih rendah dari yang disusui setidaknya 7-9 bulan. Terdapat korelasi antara antara lama menyusui dengan peningkatan IQ Anik, 2009. Universitas Sumatera Utara Pada ibu yang bekerja dapat juga memberikan ASI Eksklusif pada bayi, tanpa ada cuti tambahan. Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu merasa kesulitan untuk memberikan ASI secara Eksklusif. Banyak diantaranya karena ketidaktahuan dan kurangnya minat untuk menyusui bayinya. Kucinya dengan memberikan ASI perah selama ibu bekerja Danuatmaja, 2007. Dari hasil penelitian Aurbech dkk 1984 terhadap 567 ibu bekerja juga menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASImempunyai prestasi kerja yang meningkat Ambarwati, 2009.

2.1.5 Manajement laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Menurut Arifin, 2004, adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pada masa Kehamilan antenatal Memberikan penerangaan dan penyuluhan tentang manfaat keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil. Lakukan perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup. Memperhatikan gizimakanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester Universitas Sumatera Utara kedua sebanyak 1 13 kali dari makanan pada saat belum hamil. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya. 2. Pada masa segera setelah persalinan prenatal Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menysui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. Ibu nifas dapat diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000S 1 dalam waktu dua minggu setelah melahirkan. 3. Pada masa menyusui selanjutnya post-natal Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makananminuman lainnya. Perhatikan gizimakanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan keberhasilan menyusui. Menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain Universitas Sumatera Utara yang sukses menyusui bagi mereka. Memperhatikan gizimakanan anak, terutama mulai bayi 6 bulan, berikan MP ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas 2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI a Makanan Ibu Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI Hapsari,2009. b Ketentraman jiwa dan pikiran Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya Hapsari, 2009. Universitas Sumatera Utara Pada seorang ibu yang hamil dikenal dua refleks yang masing- masing berperan dalam pembentukan dan pengeluaran air susu. Refleks prolaktin memegang peranan penting dalam proses pembuatan kolostrum, namun jumlah kolostrumnya masih terbatas, karena aktivitas prolaktin di hambat oleh estrogen dan progesterone yang kadarnya memang tinggi. Hormone ini meransang sel- sel alveoli yang fungsinya untuk memebuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan normal kembali setelah tiga bulan melahirkan sampai penyapihan anak.setelah anak di sapih maka tidak akan ada peningkatan prolaktin.Sitti, 2009 Ejeksi susu dari alveoli dan duktus susu terjadi akibat refleks let-down. Akibat stimulus isapan, hipotalamus melepaskan oksitosin dari hipofisis posterior. Refleks let- down dapat terjadi selama aktifitas seksual karena oksitosin dilepas selama orgasme Bobak, 2005. Menurut Sitti, 2009 faktor- factor yang meningkatkan refleks let-down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. c Pengaruh Persalinan di Klinik Bersalin Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak Universitas Sumatera Utara mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan. d Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron. Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim AKDR yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI Arifin, 2004.

2.1.7 Cara Pengeluaran ASI

a Memerah dengan menggunakan tangan Memerah ASI biasanya dilakukan oleh ibu yang bekerja, ibu sakit dan tidak dapat langsung menyusui bayinya, ASI keluar berlebihan sampai keluar memancar, dan bayi yang mempunyai masalah menghisap missal: Bayi Berat Lahir Rendah BBLR Anik, 2009. Menurut sulistywati, 2009 cara- cara mengeluarkan dengan menggunakn tangan ASI: Universitas Sumatera Utara

1. Pemijatan massage

Pijatlah sel- sel produksi ASI dan saluran ASI mulai dari bagian atas payudara dengan gerakan memutar, dan pijatan payudara dengan menekannya kearah dada. 2. Penekanan stroke Tekanlah daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar puting dan tekan dengan lembut, dengan jari seperti mengelitik.

3. Menggunjang shake

Gunjanglah payudara dengan arah memutar, gerakan graputasi ini akan membantu mengeluarkan ASI. Catatan: Jika suplai ASI terjaga gunakan waktu semaksimal mungkin. Waktu terebut hanya sebagai patokan saja. Perhatikan aliran ASI dan ganti payudara lainnya jika aliran ASI pada payudara tersebut sudah mulai menurun. Bila ASI tidak keluar atau hanya sedikit ASI yang keluar, ikuti periode waktu lebih sering dan singkat dan sering. b Memerah dengan pompa Dengan pompa ASI, Ibu bisa memerah dengan lebih cepat dan mudah dibanding menggunakan tangan. Kendurkan otot dan saluran ASI di payudara Ibu dengan menaruh handuk hangat di atas payudara atau urut-urut sebelumnya dan pastikan pompa sudah disterilkan sebelum dipakai. Lamanya memompa ASI sangat bergantung pada pompa yang digunakan. Pemerahan ASI bisa perlu waktu 15 - 45 menit dan tidak menyebabkan rasa sakit. Universitas Sumatera Utara

2.1.8 Penyimpanan ASI Perahan

Penyimpanan ASI sangat diperlukan karna berbagai alasan, misalnya: pada ibu yang bekerja yang tidak memungkinkan ibu membwa bayinya ketempat kerja, bayi tidak mampu menghisap puting bayi, dan ibu sakit dan tidak mampu memberi ASIsecara mandiri Sulistiwaty, 2009. Tempat penyimpanan ASI yang sudah di perah dalam kantung plastik polietilen misal plastik gula; atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah. Dinginkan dalam refrigerator kulkas. Dewi Yamina, 2011 Sumber: Tabloid Ibu Anak Lamanya hasil pompaperas disimpan tergantung dari tempat. ASI pompa atau peras pada suhu ruangan, jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih dari 4 jam. Jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam. Dalam 4 jam ke depan ASI hasil pompa peras tidak akan diberikan pada bayi, maka segeralah simpan di lemari es ASI ini bisa bertahan sampai 8 delapan hari dalam suhu lemari es, jika ditempatkan dalam compartment yang terpisah dari bahan makanan lain yg ada di lemari es tsb. ASI hasil pompaperasan dapat juga disimpan dalam freezer biasa sampai 3bulan lamanya. Namun Ibu jangan menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer, karena bagian ini yang mengalami perubahan dan variasi suhu udara terbesar. ASI Universitas Sumatera Utara hasil pompaperasan bahkan dapat disimpan sampai dengan 6 enam bulan di dalamnya. Kompas, 2011

2. 9 Pemberian ASI perahan

Pemberian ASI perah dapat juga menggunakan sendok, jangan botol susu karena bisa mengakibatkan bayi bigung puting. Jika terdapat sisa ASI perah, jangan disimpan karena sudah tercemar. Agar ASI tidak terbuang, simpan ASI perah dalam wadah ukuran sekali minum Danuatmaja, 2007. Setelah disimpan, saat akan diberikan kepada anak pun perlu penanganan khusus, yakni: mengambil ASI yang disimpan berdasarkan waktu pemerahan ASI yang pertama diperah harus diberikan lebih dulu. Untuk ASI yang disimpan di lemari pendingin cukup dihangatkan dengan cara meletakkan botol di wadah berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok secara perlahan. Untuk ASI beku, keluarkan botol susu yang berisi ASI beku. Setengah jam sebelum waktu menyusui, rendamlah di dalam wadah berisi air hangat. Atau pindahkan ASI beku ke lemari pendingin bagian bawah semalam sebelumnya. Saat akan digunakan esok hari, susu akan mencair, kemudian hangatkan. ASI beku yang dicairkan dapat tahan 24 jam dalam lemari pendingin. Ingat, jangan membekukan kembali ASI yang sudah di pindahaka kelemari pendingin Kompas, 2011. Universitas Sumatera Utara 2.2 KONSEP ASI Eksklusif 2.2.1 Defenisi ASI eksklusif ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping termasuk air jeruk madu dan airgula Ari,2009. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja, termasuk kolostrum tanpa tambahan apapun sejak lahir, dengan kata lain pemberian susu formula, air matang, air gula, dan madu untuk bayi baru lahir tidak dibenarkan Sitti, 2009. ASI eksklusif merupakan pemberian ASI sedini mungkinsetelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Sri Purwanti, 2004

2.2.2 Keuntungan Pemberian ASI Eksklusif

1 ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau faktor bawaan yang di turunkan oleh orang tuan yang tidak dapat di manipulasi ataupun di rekayasa. Sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor yang menentukan apakah faktor genetik akan tercapai secara optimal. Faktor ini mempunyai banyak aspek dan dapat di manipulasi atau direkayasa. Secara garis besar terdapat tiga jenis kebutuhan untuk faktor lingkungan, yaitu: Kebutuhan untuk pertumbuhan fisik- otak ASUH, Kebutuhan untuk perkembangan emosional dan spiritul ASIH, serta Universitas Sumatera Utara Kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan sosialisasi ASAH. 2 ASI eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berda dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindunga dan di sayangi inilah yang menjadi dasar perkembangan kemosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

2. 3 Faktor – faktor dalam Pelaksanan ASI Esklusif

2.3.1 Persiapan fsikologi Ibu Persiapan psikologis ibu sangat penting untuk menyusui sangat penting karena keputusan atau sikap ibu yang positif tentang menyusui harus sudah ada pada saat kehamilan. Atau bahkan jauh sebelumnya. Langkah – langkah yang dapat di lakukan dalam mempersiapkan ibu secara psikologis kejiwaan untuk menyusui.Anik, 2009 2.3.2 Upaya meningkatkan produksi ASI Pada masa hamil dapat di anjurkan meningkatkan gizi dan kesehatan ibu. Menggunakan BH yang bentuknya menyokong dan ukuran sesuai dengan payudra. Memeriksa payudara dan puting susu. Anik, 2009 Sesudah melahirkan ibu dapat langsung menyusui banyinya 1jam pertama segera setelah melahirkan. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama menyusui 10- 15 menit di setiap payudara. Sulistywati, 2009. Universitas Sumatera Utara 2.3.3 Perawatan puting payudara Demi keberhasilan menyusui, putting susu dan payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur. Perawatan payudara selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak, produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk payudara tetap baik setelah menyusui Annik, 2009. Universitas Sumatera Utara 24 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pemberian ASI Esklusif pada ibu yang bekerja di Kecamatan Porsea. Adapun gambaran pengetahuan pemberian ASI Eksklusif akan digambarkan sebagai berikut : Skema: Kerangka konsep penelitan 1. Defenisi ASI Eksklusif. 2. Manfaat ASI 3. Komposisi ASI 4. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI 5. Cara pemberian ASI 6. Cara pengeluaran ASI 7. Cara penyimpanan ASI Pengetahuan ibu bekerja Universitas Sumatera Utara

3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eklusif Segala sesuatu yang diketahui atau di jawab oleh responden tentang defenisi ASI Eksklusif, manfaat ASI , komposisi ASI , faktor yang mempengaruhi produksi ASI, cara pemberian ASI, cara pengeluaran ASI, cara penyimpanan ASI Kuisioener sebanyak 20 pernyataan. 1. Kurang, apabila Peryataan dijawab benar oleh Ibu56 2. Cukup, apabila Peryataan dijawab benar oleh Ibu 56- 75 3. Baik, apabila pertanyaan dijawab benar oleh ibu 76- 100 Universitas Sumatera Utara 26 BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini mengunakan desain deskriptif dengan jenis penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kecamatan Porsea.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang sedang menyusui dan tinggal di Kecamatan Porsea. Dari hasil survey awal pada tanggal 8 April 2011, diperoleh peneliti terdapat dari 350 ibu- ibu yang sedang menyusui bayi di 17 desa. Data ini diperoleh dari Puskesmas Porsea Kecamatan Porsea. Data Januari- Desember 2010 4. 2.2. Sampel Menurut Arikunto 2006, jika besar populasi 100 maka sampel diambil 10 -15 atau 20 - 25. Maka sampel pada penelitian ini adalah 10100 x 300 = 30. Karna waktu penelitian masih tersedia maka diambil sampel 36 orang . Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu jenis non propability yang menetapkan sampel dengan memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan peneliti sampai dengan jumlah Universitas Sumatera Utara sampel dapat mewakili populasi yang akan di teliti. Kriteria yang di tetapkan peneliti yaitu: Ibu- ibu yang mempunyai bayi yang tinggal di Kecamatan Porsea. Ibu-ibu yang memberikan ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja Bersedia menjadi responden

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di masyarakat Kecamatan Porsea. Lokasi ini dipilih karena wilayahnya belum pernah ada penelitian tentang ASI Eksklusif dan banyaknya jumlah populasi ibu-ibu yang mempunyai bayi.

4.2 Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu: penelitian ini dapat dilakukan setelah mendapat izin dari institusi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada kepala Puskesmas Porsea Kecamatan Porsea. Setelah mendapat persetujuan peneliti melakukan pengumpulan data dimana peneliti mengukur langsung pada ibu-ibu yang mempunyai bayi. Sebelum melakukan penelitian, responden diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan, manfaat dari penelitian, dan kegiatan dalam penelitian, hak-hak responden dalam penelitian dan kerahasiaan akan terjaga. Responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan yang telah dibuat peneliti. Responden berhak untuk menentukan sendiri kesediaan Universitas Sumatera Utara berpartisipasi sampai akhir penelitian walaupun penelitian masih berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercantum dalam informed consent yang berupa persetujuan partisipasi secara lisan atau yang ditandatangani oleh responden sebelum penelitian dilaksanakan.

4.3 Instrument Penelitian