they the pupils want to know and helping them to develop their ideas
” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai berikut
”Inti dari konep kartun itu sendiri, yang mana karakter yang muncul tidak setuju terhadap pemahaman ilmiah, dapat
diketahui melalui menarik siswa untuk mengemukakan pendapat dan memberikan argumentasi pribadinya”. Dalam penggunaan media inovatif kartun ini terdapat
beberapa langkah, yaitu: 1 membuat; 2 menempel; 3 menerangkan; 4 mengerjakan; dan 5 memasang.
B. Penelitian yang Relevan
Marsuni 2003 dalam penelitiannya yang berjudul “Efektvitas Metode Pembelajaran TGT Dengan Visualisasi Kartun Melalui Komputer Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Kelas II SMU MTA Surakarta, menemukan permasalahan, antara lain: 1 Apakah
prestasi belajar siswa pokok bahasan Pencemaran Lingkungan dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan, 2 Bagaimanakah efektivitas penggunaan
metode pembelajaran kooperatif model TGT terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Pencemaran Lingkungan, 3 Apakah visualisasi kartun melalui
komputer dapat digunakan pada pokok bahasan Pencemaran Lingkungan, 4 Apakah visualisasi kartun melalui komputer dapat mempertinggi prestasi belajar
siswa pada pokok bahasan Pencemaran Lingkungan. Permasalahan tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis kuantitatif, kualitatif dan komparatif.
Dengan kesimpulan awal metode pembelajaran kooperatif model TGT dengan visualisasi kartun melalui komputer lebih efektif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa pokok bahasan Pencemaran Lingkungan pada siswa kelas II semester 2 SMU MTA Surakarta tahun pelajaran 20022003. Terdapat persamaan
dengan penelitian ini yakni dengan penggunaan media kartun, juga dengan teknik analisisnya kualitatif dan komparatif. Sedangkan perbedaan terdapat pada
penggunaan teknik analisis kuantitatif, kartun yang digunakan berupa film sedangkan penelitian kami berupa komik, perbedaan materi, tidak menggunakan
model TGT.
commit to users
Mery Nirwana Rini 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Minat Belajar Kimia Siswa Melalui Modul Komik Pada Kelas X Di MAN 2
Wates Kulon Progo,menemukan permasalahan: Apakah ada peningkatan minat belajar kimia dengan menggunakan modul komik pada siswa kelas X MAN 2
Wates Kulon Progo. Kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis komparatif dan analisis kualitatif. Analisis data dilakukan secara menyeluruh dari
awal pelaksanaan pembelajaran hingga data pasca pembelajaran. Data-data itu selanjutnya direduksi berdasarkan kebutuhan penelitian dan disusun berdasarkan
kategori yang ditetapkan. Sehingga menyimpulkan bahwa penggunaan modul komik, yang dimana merupakan bagian dari kartun itu sendiri, dapat
meningkatkan minat siswa kelas X dalam belajar Kimia. Persamaan dengan penelitian kami, yakni digunakannya media kartun berupa komik, teknik analisis
kualitatif dan komparatif. Sedangkan perbedaan ada pada materi yang diberikan.
C. Kerangka Pemikiran