Pola pengelolaan sampah Keefektivan Pengelolaan Sampah Sebagai Usaha Pelestarian Lingkungan

58 upaya terpadu pemanfaatan, penataan, pengawasan dan pengendalian demi pengembangan lingkungan hidup yang berada pada kawasan tempat pembuangan sampah. Dalam rangka mewujudkan kebersihan dan keindahan kota khususnya yang menyangkut masalah persampahan, perlu diambil tindakan dan kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan keefektivan pengelolaan sampah kota. Oleh karena itu pengelolaan sampah menyangkut tiga tahap yaitu pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir, sehingga upaya peningkatan keefektivan haraus diarahkan untuk mencakup tiga proses tahapan tersebut. Karena ketiga proses tersebut merupakan proses yang saling berkaitan dan berpengaruh, artinya jika satu tahap mengalami ketidakefektivan dalam pelaksanaan, maka dengan sendirinya proses pengelolaan sampah secara keseluruhan menjadi tidak efektif. Untuk mencapai tujuan dari pengelolaan sampah yaitu mewujudkan kebersihan dan keindahaan kota, maka serangkaian kegiatan tersebut harus dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Secara umum pengertian efektif lebih mengarah pada pencapaian tujuan sedangkan efisien lebih mengarah pada penggunaan sumber daya dan dana yang ada.

c. Pola pengelolaan sampah

Pola pengelolaan sampah adalah semua aktivitas pengelolaan sampah mulai dari sumber sampah sampai dengan tempat pembuangan 59 akhir atau sampai processing Hadiwiyoto, 1983:26. Beberapa pola pengelolaan sampah yang biasa dilakukan adalah: Pola 1 : Sampah dibuang di got atau di sungai Pola ini. biasanya dilakukan oleh penduduk yang berpendidikan rendah atau penduduk yang tinggal di sekitar sungai. Pola ini tidak dianjurkan karena akan menyebabkan aliran air menjadi tidak lancar sehingga pada musim penghujan air dari saluran akan meluap dan menyebabkan banjir. Pola 2 : Inceneration pengelolaan sampah dengan cara dibakar Pola ini banyak digunakan oleh penduduk yang mempunyai tanah sempit atau bahkan tidak mempunyai pekarangan. Pola ini dilakukan pula di kantor, sekolah, tempat penginapan maupun rumah sakit. Pola ini mudah dan praktis digunakan, tetapi bila digunakan untuk pengelolaan sampah dalam volume yang besar perlu investasi modal yang besar, karena harus dilengkapi dengan alat pencegah polusi. Pola 3 : Composting pengelolaan sampah dengan memanfaatkan sampah untuk dibuat menjadi kompos. Pola ini jarang dilakukan oleh masyarakat, mengingat waktu yang dibutuhkan agak lama dan tersedianya pupuk buatan yang lebih baik. Pola 4 : Open Dumping dibuang begitu saja. Pola ini digunkan untuk meratakan daerah berledok. Pola pengelolaan sampah semacam ini mudah dilakukan denghan biaya yang murah, tetapi dapat menimbulkan dampak pencemaran yang berat. Pola 5: Sanitary landfill sampah ditimbun dengan cara berlapis. 60 Sistem penimbunan ini dapat dimodifikasi dengan adanya pengelolaan yang dilakukan secara secara khusus terhadap leachate . Pengelolaan leachate amat diperlukan dalam suatu sistem pembuangan akhir sampah kota, karena leachate merupakan zat beracun hasil komposisi sampah yang dapat membahayakan lingkungan di tempat pembuangan sampah dan tempat-tempat sekitarnya bila mencemari air tanah.

5. Inovasi Untuk Pemberdayaan Masyarakat dalam Masalah Sampah