Sementara itu, Warren 1994: 1 mengartikan kemampuan adalah kekuatan siswa dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan ter-
koordinasi yang bersifat kompleks dan pemecahan problem mental. Berpijak dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pada hakikatnya kemampuan merupakan suatu kecakapan atau kesanggupan yang diperlukan siswa untuk menunjukkan suatu tindakan atau aktivitas. Bila hal ini
dikaitkan dengan kemampuan mengembangkan paragraf berarti tindakan atau aktivitas yang ditunjukkan adalah kecakapankesanggupan seseorang dalam
mengembangkan paragraf, yang dalam hal ini adalah mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman atau pesan komunikasi secara tertulis dalam bentuk paragraf.
b. Pengertian Paragraf
Pengertian paragraf, kiranya akan lebih mudah dipahami bilamana konsep paragraf itu sendiri dibandingkan dengan sebuah karangan. Djago Tarigan 1987: 42
menjelaskan paragraf adalah bagian terkecil dari suatu karangan, dan karangan adalah wadah paragraf , keduanya bertautan erat sekali. Pesan, isi, tema ataupun ide pokok
paragraf selalu dan harus relevan dan menunjang pesan, isi, tema atau ide pokok karangan. Karangan pada hakikatnya adalah akumulasi dari beberapa paragraf yang
tersusun dengan sistematis, koheren, dan padu. Paragraf merupakan karangan mini, baik paragraf maupun karangan memiliki sebuah maksud. Pada karangan maksud
dinyatakan berupa tesis, sedangkan pada paragraf dinyatakan berupa kalimat topik.
Sebuah karangan harus dilambangkan dengan rincian yang cukup untuk menjadikan pernyataan umumnya lebih berarti, demikian pula sebuah paragraf.
Mc Crimmon 1967: 109 menyatakan sebuah paragraf adalah sebuah karangan dalam ukuran mini. Sementara itu, Sabarti Akhadiah 2001: 6.3
menyatakan sebagai berikut: Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah
karangan. Sebuah paragraf merupakan himpunan kalimat yang saling berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau
kalimat topik, kalimat penjelas sampai kalimat penutup.
Istilah paragraf pada dasarnya sepadan pengertiannya dengan alinea Suparman Natawidjaja, 1979: 10. Baik paragraf maupun alinea keduanya
mengandung pikiran penjelas sehingga menjadi satu kesatuan dalam organisasi karangan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gorys Keraf 1993: 62 cenderung
menggunakan istilah alinea. Oleh karena itu, alinea atau paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Hal ini dipertegas D’Angelo 1980: 319 bahwa
paragraf merupakan sekelompok kalimat yang berkaitan secara logis yang tersusun dari bagian-bagian yang menyatu berdasarkan ide tunggal.
Mengacu kepada beberapa pandangan atau pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat paragraf adalah gagasan terkecil dari organisasi karangan
yang terdiri dari kalimat utama topik dan kalimat penjelas yang tersusun secara
logis-sistematis untuk menuangkan buah pikiran. Paragraf merupakan suatu bentuk pengungkapan gagasan berupa gubahan yang tercermin dalam rangkaian beberapa
kalimat secara sistematis dan mencerminkan satu gagasan yang padu.
c. Fungsi Paragraf