Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyusun Paragraf Siswa untuk

peningkatan kemampuan menyusun paragraf dan motivasi berprestasi mereka. Secara rinci beberapa implikasi kebijakan tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyusun Paragraf Siswa untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis laporan Beberapa langkah atau upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan menyusun paragraf melalui kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Guru memperlihatkan beberapa contoh paragraf yang telah disediakan kepada siswa. Contoh-contoh paragraf yang diperlihatkan tersebut dipakai sebagai model. Tentunya, dalam menyediakan contoh paragraf tersebut meliputi beragam tipe paragraf yang dikembangkan, seperti paragraf bertipe deduksi, induksi, dan campuran. Atau pun juga bisa contoh paragraf yang tidak koheren. b. Setelah semua siswa mendapatkan contoh paragraf, kelas dibentuk menjadi beberapa kelompok diskusi dengan anggota antara 4-5 orang. Masing-masing kelompok diskusi harus ada ketua dan penulis. c. Antaranggota kelompok diskusi dan antarkelompok diskusi berupaya untuk mendiskusikan beberapa model paragraf yang diberikan guru dalam suasana belajar secara bersama. d. Dalam suasana belajar bersama diskusi kelompok tersebut, masing-masing siswa secara individual maupun kelompok berupaya untuk menemukan sendiri perihal paragraf yang dipelajari. Penemuan tentang paragraf yang dikaji dapat berupa a menentukan gagasan pokok; b mengenali letak kalimat topik utama di awal, akhir, atau menyebar awal-akhir; c menjelaskan tipe paragraf yang dikembangkan, deduksi, induksi, atau campuran; d menentukan kalimat penjelas atau pengembang; e menganalisis hubungan antarunsur kalimat dalam paragraf tersebut kohesi dan koherensi; mengenali perangkat bahasa yang digunakan untuk membuat kesatuan dan kepaduan unity, seperti penggunaan leksikal yang diulang-ulang, pemakaian ungkapan penghubung atau kata transisi dalam paragraf, dan penggunaan kata ganti. Jika ada kesulitan dalam belajar, siswa dapat bertanya pada guru atau sesama siswa. e. Melalui wakilnya, masing-masing kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi yang dilaporkan meliputi: a penentuan gagasan pokok, b penyebutan letak kalimat topik, c penyebutan jenistipe paragraf; d penjelasan kalimat utama dan kalimat penjelaspengembang, e penjelasan perihal kohesif dan koherenkah paragraf yang dianalisis. Kelompok diskusi yang lain menyimak, mengajukan pertanyaan bertanya untuk mengetahui pemahaman secara langsung pada kelompok diskusi tersebut, menanggapi hasil diskusi. f. Setelah diskusi kelompok usai, masing-masing siswa maupun kelompok diskusi ditugasi guru untuk mengembangkan paragraf. Kepada siswa atau kelompok diskusi diberikan seuntai kalimat topik utama dengan beberapa variasi letaknya, ada di awal, ada di akhir, atau campuran ada di awal dan di akhir, lalu siswa atau kelompok diskusi tersebut disuruh mengembangkan dengan kalimat-kalimat penjelaspengembang sehingga diharapkan menghasilkan susunan paragraf yang kohesif dan koheren. Susunan paragraf yang dihasilkan siswa inilah merupakan upaya siswa dalam mengonstruksi pengetahuanpemahaman yang dikuasai tentang paragraf. g. Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa melakukan refleksi tentang pengalaman belajar yang telah dilakukan. Apakah siswa sudah memiliki penguasaan dan kemampuan menyusun paragraf? Untuk mengetahui lebih jauh, guru dapat memberi tugas di rumah sebagaimana pengalaman belajar yang telah diberikannya pada waktu proses pembelajaran berlangsung.

2. Upaya Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa untuk Meningkatkan