reseptif, dalam rencana penelitian ini ditentukan dalam kaitannya dengan kemampuan menulis laporan.
Penelitian Eko yang telah dilakukan identik dengan variabel kemampuan menyusun paragraf. Bila dalam penelitian ini variabel kemampuan menyusun
paragraf dipakai sebagai variabel bebas, untuk penelitian Sdr. Eko digunakan sebagai variabel terikat. Sdr. Eko mendesain penelitiannya dengan rancangan eksperimen,
sedangkan penelitian ini dengan rancangan korelasi. Sementara itu, terhadap penelitian Dyah Ani S., relevansinya ada pada
pemilihan variabel yang terfokus tentang paragraf, yaitu “keterampilan mengembangan paragraf” nama variabel Dyah, sedangkan untuk penelitian ini
disebut “kemampuan menyusun paragraf” . Perbedaannya, pada penelitian Dyah, variabel yang membahas paragraf ini ditempatkan sebagai variabel terikat, sedangkan
untuk usulan penelitian ini ditentukan sebagai varaibel bebas.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian beberapa teori yang telah dipaparkan di atas, dapat disusun kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut:
1. Hubungan antara Kemampuan Menyusun Paragraf dan Keterampilan Menulis Laporan
Menulis laporan pada hakikatnya merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan penulis kepada pembaca. Untuk kelancaran komunikasi tulis itu, penulis
dituntut memiliki sejumlah kemampuan, satu di antara adalah kemampuan menyusun
paragraf. Kemampuan menyusun paragraf ini merupakan salah satu aspek penting yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam menata pikiran atau alur berpikirnya
dengan menunjukkan kecakapnnya dalam menuangkan gagasan secara runtut, utuh, kohesif, dan koheren.
Kemampuan menyusun paragraf seseorang yang andal memungkinkan ia mampu menata dan mengatur ide-ide dan gagasan yang hendak dituturkannya kepada
pembaca melalui bahasa tulisnya yang berkaidah, rapi, teratur, baik dan benar sehingga dengan bahasa dan untaian kalimat yang tertata baik, teratur tersebut akan
memudahkan penulis laporan untuk melaporkan segala sesuatu yang telah diamatinya lewat hasil tulisannya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diduga bahwa seorang penulis yang memiliki kemampuan menyusun paragraf yang baik, berkecenderungan hasil tulisan
laporannya juga baik. Artinya, bahwa makin baik kemampuan menyusun paragraf seseorang, makin baik pula keterampilan menulis laporannya. Atau dengan kata lain,
ada hubungan positif antara kemampuan menyusun paragraf dan keterampilan menulis laporan.
2. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Keterampilan Menulis
Laporan
Menulis laporan merupakan suatu keterampilan yang sangat kompleks. Terdapat banyak komponen yang harus dipahami dan dikuasai oleh seorang penulis
agar ia dapat menulis dengan baik. Komponen-komponen itu antara lain adalah motivasi berprestasi seseorang dalam hal ini calon penulis.
Berkenaan dengan keterampilan menulis laporan ini, penulis dituntut untuk mampu menuangkan, melahirkan, menyampaikan ide-ide atau informasi yang
menjadi gagasan pemikirannya itu ke dalam wujud tulisan yang komprehensif, utuh, dan padu. Untuk menghasilkan tulisan yang baik dan bermutu, seorang calon penulis
harus memiliki motivasi berprestasi yang baik. Motivasi berprestasi ini merupakan daya penggerak, semangat, atau dorongan untuk bertindak dalam mencapai hasil yang
maksimal. Calon penulis misalnya siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang baik atau positif, ia akan berupaya keras untuk mengerjakan tugas secara tuntas,
tanpa harus diawasi sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi, dapat menyamai bahkan melebihi prestasi temannya. Dengan kata lain berusaha lebih baik
dari yang lain. Hal ini karena siswa yang memiliki motivasi berprestasi positif atau baik akan cenderung berlatih menyusun tulisannya dengan penuh kesadaran, dan ia
merasa kemampuan menulis laporan merupakan bagian dari tugas kesehariannya dalam belajar.
Mengacu pada paparan tersebut, dapat diduga bahwa seorang penulis yang memiliki motivasi berprestasi yang baik atau positif, berkecenderungan ia pun akan
mampu menghasilkan tulisan laporan dengan baik. Artinya, bahwa makin baik motivasi berprestasi seseorang siswa, makin baik pula keterampilan menulis
laporannya. Atau dengan kata lain, ada hubungan positif antara motivasi berprestasi dan keterampilan menulis laporan.
.3. Hubungan antara Kemampuan Menyusun Paragraf dan Motivasi Berprestasi secara Bersama-sama dengan Keterampilan Menulis
Laporan
Kemampuan menyusun paragraf dan motivasi berprestasi – satu sama lain
saling bertalian – dalam rangka mendukung keterampilan menulis laporan. Kedua hal
itu tidak saling mengecualikan. Sulit diwujudkan tulisan laporan yang baik hanya mengandalkan kemampuan menyusun paragraf semata-mata, atau tanpa didukung
oleh motivasi berprestasinya. Mengacu pada pemikiran tersebut, maka dapat diduga bahwa seorang penulis
yang memiliki kemampuan menyusun paragraf dengan baik, dan sekaligus memiliki motivasi berprestasi yang positif, maka berkecenderungan ia pun akan mampu
menghasilkan tulisan laporan yang bermutu. Artinya, bahwa makin baik kemampuan menyusun paragraf dan motivasi berprestasi, makin baik pula keterampilan menulis
laporannya. Atau dengan kata lain, ada hubungan positif antara kemampuan menyusun paragraf dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan
keterampilan menulis laporan.
D. Hipotesis Penelitian