KERANGKA PEMIKIRAN KAJIAN TEORI

G. KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan: : Fokus penelitian : Indikator Hasil – hasil pembangunan di daerah belum mampu memberikan manfaat setara bagi perempuan dan laki-laki, meskipun otonomi daerah telah memberikan peluang yang lebar untuk membuka dimensi gender dalam proses pembangunan. Anggaran Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2008-2010 Belanja Publik Anggaran Responsif Gender Alokasi Anggaran Gender Spesifik Targeting Alokasi anggaran untuk affirmative action Alokasi anggaran umum yang mainstream Kesetaraan dan Keadilan gender di anggaran kesehatan Faktor kultural Faktor struktural Faktor kebijakan Anggaran Netral Gender Kendala commit to users Hal ini dikarenakan, komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender belum menunjukkan hasil yang optimal. Di dalam implementasinya masih terdapat kesenjangan antara kebijakan yang berpihak pada keadilan gender dengan cara pemerintah melakukan pengalokasian serta penggunaan anggarannya. Sehingga bidang penganggaran merupakan salah satu bidang pembangunan yang sangat vital. Penganggaran di bidang kesehatan merupakan aspek yang sangat penting karena kesehatan menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104 Tahun 2010, Departemen kesehatan merupakan salah satu KementrianLembaga Negara yang menjadi uji coba dalam penerapan anggaran responsif gender tahun 2011. Sehingga anggaran kesehatan yang menjadi fokus evaluasi pada penelitian ini. Anggaran kesehatan tersebut yaitu anggaran kesehatan Kota Surakarta tahun 2008-2010. Hal ini untuk mengetahui apakah anggaran responsif gender telah diimplementasikan di dalam anggaran kesehatan Kota Surakarta. Sedangkan fokus pembahasan pada penelitian ini adalah belanja publik. Alokasi belanja publik tersebut kemudian diklasifikasikan dalam anggaran netral gender dan anggaran responsif gender. Dalam rangka mengetahui Anggaran Responsif Gender menggunakan 3 indikator yaitu alokasi anggaran gender spesifik targeting, alokasi anggaran untuk affirmative action dan alokasi anggaran umum yang mainstream. Dimana ketiga indikator tersebut merupakan alat untuk menilai kesetaraan dan keadilan di bidang penganggaran. commit to users Dalam rangka menuju anggaran responsif gender di bidang kesehatan tidak selalu berjalan mulus, terdapat faktor yang terkadang menjadi kendala dalam implementasinya yaitu kendala kebijakan, struktural dan kultural. Ketiga kendala tersebut saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Kebijakan merupakan segala bentuk peraturan pemerintah yang bersifat mengikat, oleh karena itu kekuatan hukum dari peraturan tersebut dan komitmen pemerintah menjadi faktor yang penting dalam mengetahui kendala di dalam kebijakan. Struktur meliputi posisi, hubungan antar posisi, dan tugas wewenang yang diberikan pada setiap posisi sehingga dapat diukur melalui kinerja pemerintah daerah, kapasitas SDM dalam penyusunan anggaran responsif gender, dominasi struktur, dan kerjasama. Yang menjadi kendala kultural yaitu nilai patriarki, pandangan masyarakat tentang gender dan anggaran responsif gender, respon stakeholder, partisipasi perempuan dalam penganggaran dan dukungan politik. Perubahan harus didorong pada area munculnya masalah, yaitu kebijakan, struktur, dan kultur. Perubahan di ketiga area ini diharapkan akan memunculkan perubahan pada tiga aktor utama dalam siklus anggaran yaitu eksekutif, legislatif dan masyarakat. Tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu terwujudnya kesetaraan dan keadilan dalam anggaran kesehatan. commit to users

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian bermakna cara ilmiah untuk mendapatkan jawaban mengenai suatu masalah. Metode merupakan unsur yang penting dalam penelitian untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Metode penelitian merupakan pendekatan untuk memenuhi tujuan penelitian dengan prosedur dan urutan untuk menjawab petanyaan penelitian Slamet,2006:25. Adapun metode penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tingkat eksplanasi fenomena yang diteliti, penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskripstif bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial yang diteliti. Peneliti mendiskripsikan suatu gejala berdasarkan pada indikator-indikator yang dia jadikan dasar dari ada tidaknya suatu gejala yang dia teliti Slamet.2006:7. Penelitian deskriptif pada penelitian ini menggunakan metode penggabungan antara data kuantitatif dan data kualitatif. Pendekatan yang dilakukan dalam penggabungan data ini yaitu pendekatan desain dua tahap. Sebagaimana ditawarkan oleh Creswell 1994 pendekatan dua tahap ini menggunakan dua prosedur penelitian untuk tujuan yang berbeda. Dengan pendekatan ini peneliti dapat memisahkan kedua pendekatan dengan jelas, karena pendekatan tidak dicampuraduk http:www.asropi.wordpress.com. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pendekatan untuk menjawab formulasi masalah yang pertama, peneliti commit to users