- Anggaran yang dialokasikan umum gender mainsreaming
2 Penerapan anggaran responsif gender dalam anggaran kesehatan dapat
dilihat dengan menggunakan alat analisis gender yang memakai indikator alokasi gender specific, alokasi affirmative action dan alokasi umum yang
gender mainstreaming. 3
Kendala penerapan anggaran responsif gender dalam anggaran kesehatan yaitu faktor atau keadaan yg membatasi, menghalangi, atau mencegah
dalam penerapan anggaran responsif gender di anggaran kesehatan meliputi kendala kebijakan, kendala struktural dan kendala kultural.
E. HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Berbagai penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang dikaji telah
menghasilkan kesimpulan yang beragam sesuai dengan kajian penelitiannya yaitu: 1.
Azizatul „Arifah Tesis Program Studi Politik Lokal dan Otonomi Daerah FISIP UGM, 2006
Mengadakan penelitian tentang Anggaran Responsif Gender Dalam Studi Kasus Kebijakan Anggaran Pemberdayaan Perempuan Pada Sekretariat
Daerah Provinsi Bengkulu. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan: 1
anggaran di Biro Pemberdayaan Perempuan sudah sensitif terhadap uraian kegiatanprogram peningkatan kualitas perempuan tetapi dari sudut pandang
manfaat anggaran tersebut, belum termasuk kategori anggaran sensitif gender. Karena baik persentase anggaran maupun dari pemanfaatan anggaran dalam
mencapai standard yang diharapkan; 2 dari indikator spesifik gender
commit to users
targeting, akses gender dan gender mainstreaming, pemanfaatan anggaran belum maksimal, meskipun Biro PP dan Kesra mengusung kegiatan
peningkatan kualitas hidup perempuan alokasi anggaran hanya ± 100-200 jutatahun untuk anggaran gender. Anggaran untuk peningkatan kualtas hidup
perempuan hanya 0,60 tahun 2004, 0,44 tahun 2005 dari seluruh APBD. Disimpulkan bahwa anggaran responsif gender dalam anggaran di Setda
Bengkulu sudah nampak melalui anggaran untuk perempuan tetapi dari segi manfaat belum tergolong responsif gender.
2. Salmidah Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM ,2008:98-99
Melakukan penelitian tentang Proses Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan: 1 peyusunan rencana kerja anggaran belum
melibatkan seluruh personel perencana anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo; 2 SDM perencana anggaran ditinjau dari tingkat pendidikan,
pengalaman bekerja dan lama bertugas dalam jabatan masing-masing sudah bagus dan mamadai. Namun apabila ditinjau dari kemampuan teknis masih
kurang optimal karena belum mengikuti pelatihan; 3 komponen tupoksi belum seluruhnya tertuang dalam program di resntra tahunan, proker dalam
renstra tahunan juga tidak sesuai dalam RKA dan DPA; 4 penyusunan rencana kerja anggaran belum menggunakan standart analisa belanja. Jika
dilihat dari perspektif gender maka dalam penyusunan anggaran masih terbatas personel yang ahli dan penyusunan rencana kerja anggaran belum
commit to users
menggunakan standard analisa belanja maka dapat berakibat terhadap anggaran yang bias gender.
3. Sarjinah Tesis Kesehatan Masyarakat Kedokteran UGM, 2008 : 68
Melakukan penelitian tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Alokasi Anggaran Kesehatan yang Bersumber APBD di Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi . Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai
berikut: 1 Faktor politik komitmen daerah memiliki pengaruh terhadap alokasi anggaran kesehatan yang bersumber APBD di Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi; 2 Kemampuan Advokasi memiliki pengaruh terhadap alokasi anggaran kesehatan yang bersumber APBD di Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi; 3 Kemampuan perencanaan memiliki pengaruh terdadap alokasi anggaran kesehatan yang bersumber APBD di Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi; 4 pemanfaatan anggaran kesehatan Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi yang dialokasikan pada saat ini digunakan untuk belanja
pegawaipersonalia, belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja perjalanan Dinas, dan belanja pemeliharaan. Anggaran kesehatan yang
dialokasikan pada saat ini masih menggunakan sebagian besar anggarannya untuk belanja pegawai yaitu 56,32 pada tahun 2001, 83,01 tahun 2002,
33,22 tahun 2003, 80,27 tahun 2004, 44,10 tahun 2007. Dapat ditarik kesimpulan asumsi bahwa bahwa pemanfaatan alokasi anggaran kesehatan
masih jauh dari responsif gender.
commit to users
4. Rima Vien Permata Hartono laporan Penelitian Studi Kajian Wanita UNS
2008
Melakukan penelitian tentang Evaluasi Terhadap Pelasanaan Inpres No 9 Tahun 2000 tentang Kebijakan Pengarusutamaan Gender oleh
Pemerintah Kota Surakarta . Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan:
1 SDM yang memiliki sensivitas gender ternyata belum cukup merata pada setiap Dinas dan Eseolon. Mereka juga umumnya kurang berdaya untuk
memperjuangkan kesetaraan gender di lingkungan kerjanya karena hambatan “ struktural dan kultural”. Profil gender tersusun, namun belum berkala dan
belum ditindaklanjuti di tingkat maing-masing Dinas atau Kecamatan sampai dengan DesaKelurahan. Hal ini berakibat rendahnya kualitas kebijakan yang
dihasilkan; 2 kendala-kendala dalam mengimplementasikan Kebijakan PUG di Kota Surakarta, meliputi; Pertama: kendala yang bersifat yuridis, kedua:
kendala yang bersifat kultural, ketiga: kendala yang bersifat kelembagaan. Jika dikaitkan dengan penelitian yang dikaji yaitu terdapat relasi kuat antara
Pengarusutamaan gender dengan anggaran responsif gender yaitu anggaran responsif gender merupakan strategi Pangarusutamaan gender yang
diintegrasikan kedalam proses penganggaran yang merupakan aplikasi dari analisis gender kedalam pembuatan kebijakan anggaran dan penilaian dari
kebijakan anggaran.
commit to users
F. HASIL TEMUAN JURNAL INTERNASIONAL