Manifestasi Ketidakadilan Gender KAJIAN TEORI TENTANG GENDER DAN KESEHATAN

dipilih dengan cara pemasanganya terhadap perempuan ditentukan oleh kepentingan Negara, seperti kasus IUD di Indonesia. Kelemahan kesehatan reproduksi dapat dilihat dari 3 hal: 1 kebijakan yang ada cenderung memperlakukan perempuan sebagai sasaran atau korban. Program aksi seperti kondomisasi tampak lebih banyak merugikan perempuan karena perempuan ditempatkan sebagai pihak yang lebih berkepentingan dalam menjaga kesehatan. Contoh lain adalah dalam pelayanan aborsi, yang mana perempuan berada pada pihak yang harus mengalami penderitaan yang tidak diinginkannya. Keputusan melakukan aborsi dalam banyak kasus memperlihatkan lemahnya posisi perempuan dalam memutuskan untuk merawat kelamin dan melahirkan anak; 2 persoalan akses pelayanan kesehatan reproduksi. Jika pelayanan secara umum bersifat public goods, maka pelayanan kesehatan reproduksi dalam bentuk-bentuk tertentu tidak dapat dihadirkan sebagai fasilitas publik dalam arti yang sesungguhnya akibat pro dan kontra dalam persoalan seksual secara umum. Sebagai contoh, adanya pendidikan seks di sekolah; 3 masalah kualiatas pelayanan dimana pelayanan yang tersedia tidak memiliki kelengkapan informasi baik dala pengertian obyektif maupun subyektif Abdullah.2001:93-94

4. Manifestasi Ketidakadilan Gender

Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender gender inequalities. Namun kenyataannya perbedaan gender tersebut melahirkan berbagai ketidakadilan, baik bagi kaum commit to users laki-laki maupun perempuan. Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur dimana baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut. Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yaitu: marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotipe atau melalui pelabelan negatif, kekerasan violence, beban kerja lebih panjang dan lebih banyak burden, serta sosialisasi ideologi nilai peran gender. Menurut Fakih 2007: 13-23 bentuk manifestasi ketidakadilan gender tersebut dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut: 1. Gender dan marginalisasi perempuan Marginalisasi terhadap perempuan terjadi secara multidimensional yang disebabkan oleh banyak hal, bisa berupa kebijakan pemerintah, tafsiran agama, keyakinan, tradisi dan kebiasaan, atau bahkan asumsi ilmu pengetahuan. Banyak studi telah dilakukan dalam rangka membahas program pembangunan pemerintah yang menjadi penyebab kemiskinan kaum perempuan. Misalnya, program swasembada pangan atau revolusi hijau green revolution secara ekonomis telah menyingkirkan kaum perempuan dari pekerjaannya hingga memiskinkan mereka. Selain itu, kebijakan pemerintah menggunakan teknologi canggih sehingga menggantikan peran-peran perempuan disektor produksi yang selama ini diakses secara ekonomis. commit to users 2. Gender dan subordinasi Pandangan gender ternyata bisa menimbulkan subordinasi terhadap perempuan yang berakibat pada tidak diakuinya potensi kaum perempuan. Misalnya ketika dalam sebuah keluarga yang sumber keuangan terbatas, maka diambil keputusan bahwa anak laki-laki yang harus tetap bersekolah sedangkan anak perempuan tetap tinggal dirumah. 3. Gender dan stereotype Secara umum stereotype adalah pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu. Banyak sekali ketidakadilan terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya perempuan yang bersumber dari pendandaan stereotype yang dilekatkan pada mereka. Hal ini tidak saja mempersulit perempuan untuk berkreasi dan mengembangkan potensi dirinya, tetapi menyulitkan perempuan untuk keluar dari garis batas pencitraan negatifnya. 4. Gender dan kekerasan Kekerasan violence adalah serangan atau invasi assault terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Pada dasarnya kekerasan yang disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat. Dalam konteks ini misalnya kekerasan bisa saja berbentuk perkosaan terhadap perempuan, termasuk didalamnya kekerasan dalam perkawinan, aksi pemukulan dan serangan non fisik dalam rumah tangga, penyiksaan yang mengarah pada organ alat commit to users kelamin misalnya genital mutilation, prostitusi, pornografi, pemaksaan sterilisasi dalam keluarga berencana, dan sexual harassment pelecehan seksual. 5. Gender dan beban ganda Adanya anggapan bahwa perempuan bertanggungjawab terhadap pekerjaan domestik sehingga apabila perempuan tersebut harus bekerja di ranah publik maka ia harus memikul beban kerja ganda.

5. Keadilan gender dalam pelayanan kesehatan