1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi TIK membawa perubahan yang cukup besar dalam berbagai bidang kehidupan.
Kemajuan di bidang komputer dan Internet secara khusus mempercepat terjadinya perubahan yang besar pada seseorang dalam berkomunikasi, mencari serta
bertukar informasi. Perubahan yang cepat ini membawa dampak yang luar biasa terhadap
institusi pengelola informasi. Perpustakaan secara umum, baik di negara maju maupun berkembang, adalah salah satu entitas yang paling merasakan dampak ini.
Perpustakaan harus menangkap peluang ini dengan memanfaatkan kemajuan TIK untuk meningkatkan sumber daya informasi dalam mendukung pelayanannya.
Jika beberapa tahun silam sumber daya informasi pada perpustakaan hanya terdiri dari sumber daya informasi berbasis kertas paper-based, maka saat ini
telah banyak tersedia dalam format elektronik. Sumber daya informasi elektronik memiliki kelebihan dibandingkan dengan sumber daya informasi berbasis kertas
paper-based, seperti yang telah dinyatakan oleh Hasugian 2008 : 12: Kelebihan pada sumber daya informasi elektronik yaitu beranekaragamnya
sumber daya informasi elektronik yang dikembangkan oleh para pustakawan, perpustakaan, penerbit untuk mengakses juga semakin mudah
karena dapat diakses secara terbuka, multi user, unlimited access, dan dapat diakses dari jarak jauh remote access tanpa harus hadir ke
perpustakaan.
Saat ini juga telah banyaknya karya ilmiah yang dipublikasikan secara digital daripada tercetak. Pada tingkatan seseorang yang sedang berada pada
jenjang pendidikan di perguruan tinggi, sumber informasi untuk memenuhi kebutuhannya terutama untuk pembuatan tugas makalah, tugas akhir seperti kertas
karya dan skripsi, atau juga seorang mahasiswa pascasarjana untuk pembuatan tesis dan disertasi, tidak cukup hanya dari bahan tercetak saja, namun memerlukan
Universitas Sumatera Utara
2 sumber informasi dari karya ilmiah yang lainnya, dimana saat ini lebih banyak di
publikasikan secara digital. Mahasiswa saat ini harus memiliki keterampilan dalam hal teknologi, agar
dapat memenuhi kebutuhan informasinya untuk kelancaran aktifitasnya sehari- hari. Keterampilan seseorang dalam kemampuannya untuk penggunaan teknologi
dapat dibedakan dari generasi dengan istilah kelahiran era digital digital native dan pendatang ke era digital digital immigrant.
Istilah digital native yang telah digambarkan oleh Karnain 2006 : 2: Merupakan istilah yang digunakan untuk seseorang yang lahir dan tumbuh
bersama dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, digital native juga merupakan orang yang mengerti nilai teknologi digital dan
menggunakannya untuk mencari peluang untuk mengimple-mentasikannya Dari hasil survei yang dilakukan oleh www.netday.com di Amerika
Serikat disimpulkan bahwa digital native tidak hanya menggunakan teknologi secara berbeda namun juga melakukan pendekatan dan menjalani kehidupan
mereka sehari-hari secara berbeda pula. Selain itu banyak kemungkinan- kemungkinan yang bisa terjadi melalui media baru ini, kemungkinan makna
internet bagi digital native lebih dari sekedar sebuah teknologi baru daripada digital immigrant.
Digital immigrants adalah istilah yang digunakan untuk seorang yang dilahirkan dan tumbuh besar sebelum adanya teknologi internet, digital
immigrants diyakini kurang cepat untuk memahami teknologi baru dari pada digital native. digital immigrants belajar dan mengejar akan ketinggalan untuk
dapat memahami teknologi. Terlihat jelas bahwa digital native dan digital immigrants dianggap
memiliki pola pikir, pola interaksi, dan cara menjalani hidup yang cukup berbeda. Digital native dianggap oleh banyak peneliti lebih mahir dalam menggunakan
media baru dibandingkan digital immigrants. Cara hidup digital native berbeda dengan digital immigrant. Sebagai contoh digital native cenderung berkomunikasi
melalui media sosial seperti facebook dan twitter, bermain menggunakan game online, mencari data menggunakan google bukan perpustakaan. Hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
3 memberikan gambaran bahwa terpaan internet yang didapat oleh digital native
cukup banyak dimana hal ini mempengaruhi cara hidup dan berpikir mereka. Generasi digital native merupakan generasi yang memiliki sifat ”creator”
dan sangat potensial di dunia internet. Hal ini disebabkan digital native merupakan generasi yang sangat cepat tingkat perkembangannya terhadap
pertumbuhan informasi, pengetahuan dan hiburan di dunia maya. Diantara digital native dan digital immigrant yang memiliki pola pikir
yang berbeda, tentu dalam pmenuhan kebutuhan akan informasi berbeda pula. Seorang digital native akan jauh lebih nyaman mencari informasi yang
dibutuhkannya dengan menggunakan media yang berbasis elektronik namun berbeda dengan digital immigrants yang selama hidupnya lebih cenderung kepada
sumber daya informasi tercetak paper-based. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang merupakan perpustakaan
modern dengan melayankan koleksinya yang berorientasi kepada perpaduan sumber daya informasi tercetak, terdiri atas Buku, Jurnal Tercetak dan Deposit
USU dengan jumlah 135.781 judul dan 509.553 eksemplar, sedangkan sumber daya informasi elektronik, terdiri atas Jurnal Mikrofis, Jurnal Elektronik CD-
ROM Online, CD-ROM Database, Multimedia dan Fulltext serta Koleksi Digital pada Repository USU dengan jumlah 116.006 judul Sumber: LAKIP
2012. Pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara juga terdiri dari digital native yang merupakan mahasiswa baru tahun 2012 dan digital immigrants seperti
dosen dan mahasiswa yang lahir sebelum tahun 1994. Terdapat 2 dua sumber daya informasi yang dilayankan oleh
perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan ada 2 dua generasi yang berbeda antara digital native dan digital immigrants yang dilayani, maka timbul
pertanyaan, Bagaimana dengan pemanfaatan kedua jenis sumber daya informasi yang dimiliki Perpustakaan USU oleh kedua generasi pengguna tersebut ?.
Penulis telah melakukan pengamatan awal dan didapatkan data mengenai keterpakaian sumber daya informasi yang terdapat pada Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara, untuk jumlah penggunaan sumber daya informasi tercetak per tahun 2012 adalah sebanyak 2.568.892 sedangkan untuk penggunaan sumber daya
Universitas Sumatera Utara
4 informasi elektronik adalah sebanyak 116.149.517 Sumber: LAKIP 2012. Hal
tersebut telah memperlihatkan bahwa sumber daya elektronikdigital jauh lebih banyak digunakan oleh pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan sumber daya informasi yang tercetak. Jika dilihat kembali jumlah koleksi tercetak jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah koleksi
elektronikdigital, namun untuk penggunaannya jauh lebih banyak koleksi elektronikdigital, maka timbul pertanyaan apakah ada hubungannya dengan
digital native yang saat ini lebih menguasai sumber daya informasi elektronikdigital ? Bagaimana juga dengan pengguna digital immigrants dalam
memenuhi kebutuhan informasinya dengan seluruh kemudahan elektronik dan digital saat ini ? Sehubungan dengan itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pemanfaatan sumber daya informasi oleh digital native dan
digital immigrants dengan judul “Perbandingan Pemanfaatan Sumber Daya Informasi Oleh Pengguna
Digital Native dan Digital Immigrants pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
”.
1.2. Perumusan Masalah