27
7,58 dan kadar abu tidak larut asam 0,65. Disebabkan telah adanya pemerikasaan karakteristik serbuk simplisia dari daun titanus sehingga peneliti
tidak melakukan pemeriksaan karakteristik yang tertera diatas kecuali pemeriksaan kadar air.
Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia daun titanus diperoleh kadar air 4,98. Kadar air ini memenuhi persyaratan yaitu tidak lebih dari 10 Depkes,
RI., 1995. Penetapan kadar air dilakukan untuk memberi batasan atau rentang besarnya kandungan air didalam simplisia karena tingginya kandungan air dapat
mempercepat pertumbuhan jamur Ditjen, POM., 2000. Perhitungan kadar air simplisia daun titanus dilihat pada Lampiran 5, halaman 42.
4.5 Ekstraksi dan Fraksinasi
Hasil ekstraksi yang diperoleh dari simplisia daun titanus sebanyak 500 g yang dimaserasi dengan pelarut etanol 96 diperoleh ekstrak etanol daun titanus
sebanyak 69 g dengan rendemen 13,8. Hasil fraksinasi ekstrak etanol sebanyak 10 g menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat dan air, diperoleh fraksi n-
heksana 2,1 g dengan rendemen 0,42, fraksi etilasetat 2,5 g dengan rendemen 0,5 dan fraksi air 2,7 g dengan rendemen 0,54. Perhitungan rendemen
ekstrak dan fraksi dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 43.
4.6 Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan oleh Malinda 2015 terhadap serbuk dan ekstrak daun titanus memiliki kandungan metabolit sekunder
yang sama yaitu alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroidtriterpenoid. Disebabkan telah adanya skirining fitokimia dari daun titanus
Universitas Sumatera Utara
28
tersebut sehingga peneliti hanya melakukan skrining fitokima terhadap fraksi- fraksi saja. Skrining fitokimia dilakukan terhadap fraksi n-heksana, fraksi
etilasetat dan fraksi air. Hasil skrining fitokimia dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil skrining fitokimia fraksi-fraksi
No Skrining
Hasil Fraksi
n-heksana Fraksi
etilasetat Fraksi
Air 1.
Alkaloid -
+ +
2. Flavonoid
- +
+ 3.
Glikosida -
- +
4. Glikosida antrakinon
- -
- 5.
Saponin -
+ +
6. Tanin
- +
+ 7.
SteroidTriterpenoid +
- -
Keterangan : + = mengandung golongan senyawa - = tidak mengandung golongan senyawa
Pengujian alkaloid tidak terbentuk endapan putih pada uji Mayer, tetapi terbentuk endapan pada uji Dragendorff dan Bourchardat berarti dalam fraksi
terdapat alkaloid yaitu fraksi etilasetat dan fraksi air. Tujuan penambahan HCl sebelumditambahkan pereaksi adalah karena alkaloidbersifat basa sehingga
diekstrak denganpelarut yang mengandung asam Harborne, 1987. Hasil positif alkaloid pada uji Dragendorff ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna
merah. Hasil positif alkaloid pada uji Bourchardatditandai dengan terbentuknya endapan
berwarna coklat.
Uji Mayer
menunjukkan hasil
alkaloid negatifkarenatidak terbentuknya endapan putih.
Uji flavonoid menghasilkan larutan berwarna kuning sehingga dikatakan positif. Menurut Robinson 1995 warna kuning yang dihasilkan menandakan
Universitas Sumatera Utara
29
adanya flavonoid akibat dari reduksi oleh asam klorida pekat dan magnesium.Skrining glikosida ditunjukkan dengan penambahan pereaksi Molisch
dan asam sulfat pekat dimana terbentuk cincin ungu. Pereaksi Molisch merupakan pereaksi umum yang digunakan untuk identifikasi karbohidrat, dalam hal ini
adalah gula Kemala, 2012. Saponin merupakan bentuk glikosida dari sapogenin sehingga akan
bersifat polar. Saponin adalah senyawa yang bersifat aktif permukaan dan dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air Kristanti dkk., 2008. Timbulnya busa
pada uji saponin menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai kemampuan untuk membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa
lainnya. Senyawa saponin tersebut akan cenderung tertarik oleh pelarut yang bersifat semi polar Marliana, et al., 2005. Hasil skrining fitokimia positif
saponin pada fraksi etilasetat dan fraksi air. Identifikasi taninmenggunakan pereaksi besiIIIklorida. Hasilyang
diperoleh pada fraksi etilasetat dan fraksi airadalah positif mengandung tanin denganmemberikan
warna hijaukehitaman.Penambahan
ekstrak dengan
FeCl
3
1dalam air menimbulkan warna hijua, merah, ungu atau hitam yang kuat. Terbentuknyawarna
hijau kehitaman
pada ekstrak
setelahditambahkan FeCl
3
1karena tanin akanbereaksi dengan ion Fe
3 +
membentuksenyawa kompleks Harborne, 1987.
Senyawa triterpenoidsteroid
akan mengalami
dehidrasi dengan
penambahan asam kuat dalam pelarut asam asetat anhidratdan membentuk garam yang memberikan sejumlah reaksi warna Sangi, 2008
.
Hasil yang diperoleh menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya warna biru kehijauan yang
menunjukkan adanya steroid dan tidak terbentuk warna merah, merah muda atau
Universitas Sumatera Utara
30
ungu sehingga negatif mengandung triterpenoid. Menurut Harbone 1987 triterpenoid menunjukkan warna merah, merah muda atau ungu sedangkan
steroid akan menghasilkan warna biru kehijauan.
4.7 Uji Toksisitas