8
3. Sokletasi
Proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu
dan alat tertentu soxlet sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi
Voigt, 1994. 4.
Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
terukur 96-98 C selama 15-20 menit Ditjen, POM., 2000.
5. Dekok
Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90 C
selama 30 menitHarborne, 1987. A.
Cara dingin 1.
Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan Ditjen, POM., 2000.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru hingga semua pelarut tertarik dengan sempurna umunya dilakukan pada
suhu kamar. Tahapan perkolasi penetesan pelarut serta penampungan perkolat nya hingga didapat volume 1 sampai 5 kali jumlah bahan.
2.3 Fraksinasi Ekstraksi Cair-Cair
Fraksinasi dikenal dengan nama ekstraksi cair-cair atau partisi adalah proses untuk memisahkan golongan kandungansenyawa yang satu dengan
Universitas Sumatera Utara
9
golongan yang lainnya dari suatu ekstrak. Prosedur pemisahan dengan fraksinasi ini didasarkan pada perbedaankepolaran kandungan senyawanya Harborne,
1987. Teknik pemisahan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan corong pisah. Kedua pelarut yang saling tidak bercampur tersebut dimasukkan ke dalam
corong pisah, kemudian digojok dan didiamkan. Solut atau senyawa organik akan terdistribusi ke dalam fasenya masing-masing tergantung pada kelarutannya
terhadap fase tersebut dan kemudian akan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah yang dapat dipisahkan dengan membuka kunci pipa corong
pisah Dey, 2012. Ekstrak dipartisi dengan menggunakan peningkatan polaritas pelarut seperti
petrolum eter, n-heksana, klorofom, dietil eter, etilasetat dan etanol. Pemilihan pelarut pada ekstraksi umumnya tergantung pada sifat analitnya dimana pelarut
dan analit harus memiliki sifat yang sama, contohnya analit yang bersifat nonpolar akan terekstraksi pada pelarut yang relatif nonpolar seperti n-heksana sedangkan
analit yang semipolar terlarut pada pelarut yang semipolar seperti etilasetat atau diklorometana Venn, 2008.
Pemilihan pelarut menjadi sangat penting, pelarut yang dipilih memiliki sifat antara lain:
solut mempunyai kelarutan yang besar dalam solven, tetapi solven sedikit, tidak mudah menguap pada saat ekstraksi, mudah dipisahkan dari solut,
sehingga dapat dipergunakan kembali, tersedia, tidak mahal,mempunyai titik didih yang rendah jika digunakan untuk evaporasi, sebaiknya memiliki densitas
yang lebih rendah daripada air untuk membentuk lapisan atas sehingga pemisahan lebih mudah dilakukan dan pelarut harus aman dan tidak merusak
lingkungan jika digunakan. Pelarut yang dapat digunakan untuk ekstraksi ini cukup banyak, tetapi pelarut yang dapat digunakan hanya n-heksana, metil tertier
Universitas Sumatera Utara
10
butil eter MTBE dan etilasetat. Hasil dariproses partisi yang diperoleh masing- masing dapat diuji aktivitas biologisnya untuk mengidentifikasi keaktifan
komponen bioaktif yang terkandung Venn, 2008.
2.4 Artemia salina Leach