23
Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair ECC. 10 g ekstrak kental daun titanus dilarutkan dalam 10 ml etanol, ditambahkan 50 ml air suling,
kemudian ditambahkan dengan n-heksana sebanyak 50 ml menggunakan corong pisah, digojok dan biarkan sampai memisah, kemudian dipisahkan, selanjutnya di
fraksinasi kembali dengan menggunakan pelarut n-heksana hingga diperoleh fraksi yang jernih tidak memberikan hasil positif dengan penambahan pereaksi
Liebermann-Buchard, kemudian fraksi air ditambahkan 50 ml etilasetat, di gojok dan dibiarkan memisah. Lapisan etilasetat dipisahkan dan fraksinasi dilanjutkan
sampai diperoleh fraksi etilasetat yang jernih tidak memberikan hasil positif dengan penambahan pereaksi FeCl
3
1. Kumpulan hasil fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air masing-masing diuapkan dengan evaporator berputar pada
temperatur 40 C sampai diperoleh ekstrak kental, kemudian dikeringkan dan
disimpan pada tempat yang sesuai Amelia, 2015. Bagan pembuatan fraksi dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 50.
3.9 Perhitungan Rendemen
Perhitungan rendemen dilakukan dengan menghitung jumlah ekstrak yang diperolehdengan simplisia awal kemudian dikalikan 100 Ditjen, POM., 2000.
3.10 Uji Toksisitas
Uji toksisitas dilakukan terhadap ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air menggunakan larvaArtemia salina Leach, yaitu sebagai berikut:
Disiapkan air laut buatandengan melarutkan 38 g garam non-yodium dengan air suling, dicukupkan hingga 1 L kemudian disaring. Bejana penetasan disekat
menjadi dua bagian, yaitu bagian yang besar dan bagian yang kecil, lalu diberi
Universitas Sumatera Utara
24
lubang pada sekatnya. Dimasukkan air laut buatan ke dalam bejana, ditaburkan telur Artemia salina Leach ke dalam bagian yang kecil kemudian bagian atasnya
ditutup dengan aluminium foil sedangkan bagian yang besar dibiarkan terbuka menghadap lampu pijar 5 watt selama 48 jam, telur akan menetas menjadi larva
dan siap digunakan untuk hewan uji Meyer, et al., 1982. Sebanyak 0,5 g Na-CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi 20 ml air suling
panas, didiamkan selama 15 menit lalu digerus hingga diperoleh massa yang transparan, diencerkan dengan air suling, dihomogenkan, dimasukkan ke dalam
labu tentukur 100 mL dan dicukupkan volumenya dengan air suling hingga 100 ml.
Disiapkan larutan uji yang terdiri dari ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air dengan konsentrasi 1000, 100 dan 10 µgml.
Disiapkan 5 vial untuk setiap konsentrasi larutan uji sehingga semuanya menjadi 60 vial dan vial untuk kontrol. Larutan induk I dibuat dengan menimbang50 mg
ekstrak lalu ditambahkan 0,1 ml suspensi Na-CMC 0,5, dicukupkan dengan air laut buatan sampai 5 ml sehingga diperoleh konsentrasi 10.000 µgml. Larutan
induk I dipipet 0,5mL lalu diencerkan sampai 5 mL sehingga diperoleh larutan induk II dengan konsentrasi 1000 µgmL. Larutan induk II dipipet 0,5 ml lalu
diencerkan sampai 5 ml sehingga diperoleh konsentrasi 100 µgml. Konsentrasi 100 µgml dipipet 0,5ml lalu diencerkan sampai 5 ml sehingga diperoleh
konsentrasi 10 µgml. Kontrol dilakukan tanpa penambahan sampel, hanya ditambahkan suspensi Na-CMC 0,5 sebanyak 0,1 ml sesuai jumlah yang
digunakan untuk melarutkan ekstrak. Dimasukkan masing-masing larutan uji ke dalam vial ditambahkan 10 ekor larva, lalu dicukupkan dengan air laut buatan
Universitas Sumatera Utara
25
sampai 5ml, lalu semua vial diletakkan dibawah cahaya lampu pijar 5 watt selama 24 jam, dihitung jumlah larvayang mati tiap dosis dan kontrol.
Data dihitung menggunakan rumus Abbott: Kematian =
tes − kontrol
kontrol
x 100 . Data hasildianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear untuk
menentukan LC
50
Meyer, et al., 1982.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakuakan di Pusat Penelitian dan Pengembangan LIPI Bogor, menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti adalah
Leea aequata L., suku Leeaceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 38.
4.2 Pemeriksaan Makroskopik
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun titanus yaitu daun berwarna hijau, berbentuk lonjong, tepi daun bergerigi, ujung daun meruncing,
berasa pahit dan bau aromatik. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 39-40.
4.3 Pemeriksaan Mikroskopik
Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk daun titanus memperlihatkan adanya stomata tipe parasitik, kristal kalsium oxalat bentuk jarum, rambut
kelenjar dan rambut penutup. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 41.
4.4 Karakteristik
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Malinda 2015 tentang pemeriksaan karakteristik dari serbuk simplisadaun titanus diperoleh kadar air
4, kadar sari larut air 8,11, kadar sari larut etanol 9,61, kadar abu total
Universitas Sumatera Utara