28
Dari hasil pengujian di laboratorium karakteristik Fly Ash mengandung unsur:
Tabel 2.4. Unsur yang terkandung dalam Fly ash
No Parameter
Satuan Hasil
Metode
1 Silika sebagai SiO
2
72,2 Gravimetri
2 Aluminium sebagai Al
2
O
3
18,8 Perhitungan
3 Besi sebagai Fe
2
O
3
0,79 A A S
4 Kalsium sebagai CaO
4,79 Tritimetri
5 Magnesium sebagai MgO
3,50 Gravimetri
6 Sodium sebagai Na
2
O 0,03
A A S 7
Potasium sebagai K
2
O 0,04
A A S 8
Fosfor sebagai P
2
O
5
0,19 Spektrofotometri
9 Sulfur S
2,12 Gravimetri
10 Mangan mgKg
81,8 A A S
Sumber : Laboratorium Penguji, Balai riset dan standarisasi industri Medan
2.5.5. Bottom Ash
Bottom ash merupakan material yang tidak terbakar dengan sempurna dari pembakaran batubara. Bottom ash mempunyai ukuran
partikel yang lebih besar dan lebih berat dari fly ash dengan karakteristik berwarna abu-abu gelap berbentuk butiran berporos sehingga dianggap
mampu mengurangi penggunaan pasir. Bottom Ash yang digunakan pada penelitian ini berasal dari PT.SOCI MAS.
Gambar 2.3. Bottom Ash
Universitas Sumatera Utara
29
Gambar 2.4 Skema mendapatkan bottom ash
Dari hasil pengujian di laboratorium karakteristik Bottom Ash mengandung unsur:
Tabel 2.5. Unsur yang terkandung dalam Bottom ash
No Parameter
Satuan Hasil
Metode
1 Silika sebagai SiO
2
53,4 Gravimetri
2 Aluminium sebagai Al
2
O
3
6,77 Perhitungan
3 Besi sebagai Fe
2
O
3
1,27 A A S
4 Kalsium sebagai CaO
8,74 Tritimetri
5 Magnesium sebagai MgO
4,12 Gravimetri
6 Sodium sebagai Na
2
O 0,06
A A S 7
Potasium sebagai K
2
O 0,08
A A S 8
Fosfor sebagai P
2
O
5
0,13 Spektrofotometri
9 Sulfur S
1,05 Gravimetri
10 Mangan mgKg
404 A A S
Sumber : Laboratorium Penguji, Balai riset dan standarisasi industri Medan
Universitas Sumatera Utara
30
2.5.6. Superplasticizer
Menurut ASTM C494 dan British Standard 5075, Superplasticizer adalah bahan kimia tambahan pengurang air yang sangat efektif, dengan
pemakaian bahan tambahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama atau diperoleh
adukan dengan kekentalan lebih encer dengan faktor air semen yang sama, sehingga kuat tekan beton lebih tinggi. Superplasticizer merupakan bahan
tambah admixture. Bahan tambah additive dan admixture adalah bahan selain semen, agregat dan air yang ditambahkan pada adukan beton,
sebelum atau selama pengadukan beton untuk mengubah sifat beton sesuai dengan keinginan perencana. Penambahan additive atau admixture
tersebut ke dalam campuran beton ternyata telah terbukti meningkatkan kinerja beton hamper disemua aspeknya, yaitu kekuatan, kemudahan
pengerjaan, keawetan dan kinerja-kinerja lainnya dalam memenuhi tuntutan teknologi konstruksi modern.
Superplasticizer juga mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan workabilitas, bahan ini merupakan sarana untuk
menghasilkan beton mengalir tanpa terjadi pemisahan segregationbleeding yang umumnya terjadi pada beton dengan jumlah
air yang besar, maka bahan ini berguna untuk pencetakan beton ditempat-tempat yang sulit seperti tempat pada penulangan yang rapat.
Superplasticizer adalah zat-zat polymer organik yang dapat larut dalam air yang telah dipersatukan dengan mengunakan proses
polymerisasi yang komplek untuk menghasilkan molekul-molekul panjang dari massa molekular yang tinggi. Molekul-molekul panjang ini akan
membungkus diri mengelilingi partikel semen dan memberikan pengaruh negatif yang tinggi sehingga antar partikel semen akan saling menjauh dan
menolak. Hal ini akan menimbulkan pendispersian partikel semen sehingga
mengakibatkan keenceran
adukan dan
meningkatkan workabilitas. Perbaikan workabilitas ini dapat dimanfaatkan untuk
Universitas Sumatera Utara
31
menghasilkan beton dengan workability yang tinggi atau menghasilkan beton dengan kuat tekan yang tinggi.
Efek superplasticizer pada beton segar yang dimanfaatkan adalah kemampuannya untuk :
1. Mengurangi jumlah air dan menjaga kandungan semen dengan
kemampuan kerjanya tetap sama serta menghasilkan faktor air semen yang lebih rendah dengan kekuatan yang lebih besar.
2. Menjaga kandungan air dan semen tetap konstan sehingga didapatkan
campuran dengan workability tinggi 3.
Mengurangi kandungan air dan semen dengan faktor air semen yang konstan
tetapi menigkatkan
kemampuan kerjanya
sehingga menghasilkan beton dengan kekuatan yang sama tetapi menggunakan
semen lebih sedikit. 4.
Tidak ada udara yang masuk, penambahan 1 udara kedalam beton dapat menyebabkan pengurangan strength rata-rata 6. Untuk
memperoleh kekuatan yang tinggi, diharapkan dapat menjaga “air content” di dalam beton serendah mungkin. Penggunaan
superplasticizer menyebabkan sedikit bahkan tidak ada udara masuk kedalam beton.
5. Tidak adanya pengaruh korosi terhadap tulangan.
Takaran penggunaan superplasticizer harus mengikuti rekomendasi dari produsen, yang dapat dilihat pada brosur teknis atau panduan pemakaian,
secara umum penggunaannya pada beton normal adalah 1-3 liter per m³ beton segar untuk tujuan meningkatkan workability. Pada penelitian ini
superplasticizer yang digunakan adalah produk Masterglenium SKY 8614 dari BASF.
Universitas Sumatera Utara
32
2. 6. Berat Isi dan Absorbsi
2.6.1.Berat Isi Menurut SNI 03-3402-1994, Berat isi merupakan salah satu sifat
yang sangat penting untuk diketahui pada struktur beton ringan selain kekuatannya. Berat isi yang ringan mengindikasikan bahwa beton ringan
sudah mencapai berat yang diinginkan. Berat isi beton ringan dapat diukur dalam dua keadaan, yaitu saat beton dalam keadaan kering oven pada suhu
110 ⁰C selama 24 jam, serta beton ringan dalam keadaan seimbang,
dengan pengeringan menggunakan suhu ruangan sampai beton mencapai berat yang konstan. Pada penelitian ini pengukuran berat isi dengan
menggunakan metode kedua yaitu dengan pengeringan menggunakan suhu ruangan.
2.6.2. Absorbsi
Absorbsi adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap air. Nilai absorbsi sangat berkaitan dengan berat jenis maupun porositas suatu
bahan, karena nilai absorbsi yang besar mengindikasikan banyaknya rongga-rongga yang terdapat dalam material tersebut. Besarnya absorbsi
juga dapat menyebabkan menurunnya kekuatan beton, karena pori-pori yang ada menyebabkan ikatan antar partikel pada suatu material berkurang.
Besarnya absorbsi pada beton dihitung menggunakan rumus:
Dimana : A = Absorbsi Mb = Berat benda uji dalam keadaan jenuh air gram
Mk = Berat benda uji dalam keadaan kering oven gram
Universitas Sumatera Utara