Fly Ash Bottom Ash

50

4.1.2. Hasil pengujian fly ash dan bottom ash

Pengujian fly ash dan bottom ash diperlakukan sama dengan pengujian untuk agregat halus pasir dan semen, dan didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Fly Ash

 Berat jenis fly ash : 2,43 grml

2. Bottom Ash

 Modulus kehalusan Bottom Ash FM = 2,406  Berat isi Bottom Ash dengan cara merojok = 1,421 grcm 3 Berat isi Bottom Ash dengan cara menyiram = 1,331 grcm 3  Berat jenis Bottom Ash adalah : 2,33 grcm 3  Warna material Bottom Ash adalah kuning kecoklatan pada pengujian colorimetric test Standart no.4  Kadar lumpur Bottom Ash rata-rata = 4,4 Bottom Ash memenuhi persyaratan dan layak untuk digunakan karena kadar lumpur 5.

4.2. Hasil Pengujian slump pada beton ringan NAAC No

Kode Benda Uji Nilai slump rata-rata cm 1 NAAC Normal 18 2 NAAC 10 FA 17 3 NAAC 20 FA 16 4 NAAC 30 FA 15 5 NAAC 10 BA 17 6 NAAC 20 BA 16 7 NAAC 30 BA 14 8 NAAC 10 FABA 18 9 NAAC 20 FABA 17 10 NAAC 30 FABA 16 Universitas Sumatera Utara 51

4.3. Pengujian Absorbsi Beton ringan NAAC

Absorbsi adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap air. Nilai absorbsi sangat berkaitan dengan berat jenis maupun porositas suatu bahan, karena nilai absorbsi yang besar mengindikasikan banyaknya rongga-rongga yang terdapat dalam material tersebut. Besarnya absorbsi juga dapat menyebabkan menurunnya kekuatan beton, karena pori-pori yang ada menyebabkan ikatan antar partikel pada suatu material berkurang. Berikut adalah hasil pengujian absorbsi dari beton ringan NAAC dalam penelitian ini : Tabel 4.3. Hasil pengujian absorbsi sampel pengujian menggunakan substitusi fly ash No. Beton ringan NAAC dengan subtitusi Fly Ash Berat Basah kg Berat kering kg Absorbsi Rata-rata Absorbsi 1. Beton ringan NAAC Normal Sampel I 8,640 8,165 5,81 5,66 Sampel II 8,799 8,303 5,97 Sampel III 8,635 8,207 5,21 FA 10 Sampel I 8,838 8,462 4,44 4,06 Sampel II 8,676 8,372 3,63 Sampel III 8,753 8,407 4,11 FA 20 Sampel I 8,829 8,539 3,39 3,41 Sampel II 8,704 8,402 3,59 Sampel III 8,936 8,654 3,25 FA 30 Sampel I 9,266 8,967 3,33 2,76 Sampel II 9,061 8,848 2,41 Sampel III 9,137 8,910 2,54 Universitas Sumatera Utara 52 Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa komposisi beton ringan NAAC yang diuji, nilai penyerapan air terkecil terjadi pada beton ringan NAAC substitusi fly ash 30 dengan nilai penyerapan air sebesar 2,76, sedangkan untuk nilai penyerapan air terbesar terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai penyerapan air sebesar 5,66. Tabel 4.4. Hasil pengujian absorbsi sampel pengujian menggunakan substitusi bottom ash No. Beton ringan NAAC dengan subtitusi Bottom Ash Berat Basah kg Berat kering kg Absorbsi Rata-rata Absorbsi 2. BA 10 Sampel I 9,031 8,587 5,17 4,95 Sampel II 9,073 8,632 5,11 Sampel III 9,052 8,656 4,57 BA 20 Sampel I 9,284 8,917 4,12 4,49 Sampel II 9,318 8,943 4,19 Sampel III 9,470 9,005 5,16 BA 30 Sampel I 9,660 9,152 5,55 5,35 Sampel II 9,898 9,448 4,76 Sampel III 9,562 9,043 5,74 5.66

4.06 3.41

2.76 1 2 3 4 5 6 Normal 10 FA 20 FA 30 FA N il ai A bsorbsi Variasi Substitusi Absorbsi Absorbsi Gambar 4.1. Nilai absorbsi dengan substitusi fly ash Universitas Sumatera Utara 53 Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa komposisi beton ringan NAAC yang diuji, nilai penyerapan air terkecil terjadi pada substitusi bottom ash 20 dengan nilai penyerapan air sebesar 4,49, sedangkan untuk nilai penyerapan air terbesar terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai absorbsi sebesar 5,66. Tabel 4.5. Hasil pengujian absorbsi sampel pengujian menggunakan substitusi fly ash dan bottom ash No. Beton ringan NAAC dengan subtitusi Fly Ash dan Bottom Ash Berat Basah kg Berat kering kg Absorbsi Rata-rata Absorbsi 3. FABA 10 Sampel I 8,769 8,397 4,43 4,60 Sampel II 8,646 8,257 4,71 Sampel III 8,653 8,267 4,67 FABA 20 Sampel I 8,779 8,450 3,89 3,92 Sampel II 8,714 8,392 3,84 Sampel III 8,693 8,356 4,03 FABA 30 Sampel I 8,863 8,389 5,65 5,17 Sampel II 8,969 8,550 4,90 Sampel III 8,887 8,467 4,96

5.66 4.95

4.49 5.35

1 2 3 4 5 6 Normal 10 BA 20 BA 30 BA N il a i A b so rb si Variasi Substitusi Absorbsi Absorbsi Gambar 4.2. Nilai absorbsi dengan substitusi bottom ash Universitas Sumatera Utara 54 Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa komposisi beton ringan NAAC yang diuji, nilai penyerapan air terkecil terjadi pada substitusi fly ash dan bottom ash 20 dengan nilai penyerapan air sebesar 3,92, sedangkan untuk nilai penyerapan air terbesar terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai penyerapan air sebesar 5,66. Dari seluruh hasil pengujian absorbsi menunjukkan penggunaan fly ash dan bottom ash sebagai substitusi agregat halus dan semen dapat menurunkan nilai absorbsi beton, hal ini disebabkan oleh butiran fly ash dan bottom ash yang lebih halus mampu mengisi pori yang lebih kecil, dengan demikian beton yang dihasilkan lebih padat dan solid, nilai absorbsi terbesar pada seluruh pengujian berada pada beton ringan NAAC normal dengan nilai absorbsi sebesar 5,66 dan nilai absorbsi terkecil pada substitusi fly ash 30 dengan nilai absorbsi sebesar 2,76.

5.66 4.6

3.92 5.17

1 2 3 4 5 6 Normal 10 FABA 20 FABA 30 FABA N il a i Ab so rb si Variasi Substitusi Absorbsi Absorbsi Gambar 4.3. Nilai absorbsi dengan substitusi fly ash dan bottom ash Universitas Sumatera Utara 55

4.4. Pengujian berat isi dan Kuat Tekan Beton ringan NAAC

Berat isi merupakan salah satu sifat yang sangat penting untuk diketahui pada struktur beton ringan selain kekuatannya. Berat isi yang ringan mengindikasikan bahwa beton ringan sudah mencapai berat yang diinginkan. Peraturan mengenai pengujian berat isi beton ringan diatur dalam SNI 03-3402- 1994. Berat isi beton ringan dapat diukur dalam dua keadaan, yaitu saat beton dalam keadaan kering oven pada suhu 110 ⁰C selama 24 jam, serta beton ringan dalam keadaan seimbang, dengan pengeringan menggunakan suhu ruangan sampai beton mencapai berat yang konstan. Pengujian kuat tekan beton menggunakan Concrete Compressive Machine. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang harus dihasilkan. Berikut ditampilkan hasil pengujian berat isi dan kuat tekan sampel beton ringan NAAC dengan subtitusi fly ash dan bottom ash pada penelitian ini : Tabel 4.6. Hasil pengujian berat isi dan kuat tekan sampel pengujian dengan menggunakan substitusi fly ash No. Beton ringan NAAC dengan subtitusi Fly Ash Berat Beton kg Berat Isi kgm 3 Berat Isi rata-rata kgm 3 Umur hari Kuat Tekan Rata-rata Kuat Tekan MPa kN MPa 1. Beton ringan NAAC Normal Sampel I 8,163 1540,189 1522,704 28 132 9,004 8,891 Sampel II 8,202 1547,547 122 8,322 Sampel III 7,846 1480,377 137 9,345 FA 10 Sampel I 8,335 1572,642 1590,252 170 11,596 11,505 Sampel II 8,346 1574,717 175 11,937 Sampel III 8,604 1623,396 161 10,982 FA 20 Sampel I 8,552 1613,585 1614,34 182 12,414 12,232 Sampel II 8,573 1617,547 171 11,664 Sampel III 8,543 1611,887 185 12,619 Universitas Sumatera Utara 56 8.891 11.505 12.232 12.687 2 4 6 8 10 12 14 Normal 10 FA 20 FA 30 FA N il a i K u a t T e ka n MP a Variasi Substitusi Kuat Tekan Kuat Tekan FA 30 Sampel I 8,467 1597,547 1630,440 182 12,414 12,687 Sampel II 8,647 1631,509 181 12,346 Sampel III 8,810 1662,264 195 13,301 Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa komposisi beton ringan NAAC yang diuji, nilai kuat tekan terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai kuat tekan sebesar 8,891 MPa, sedangkan untuk nilai kuat tekan terbesar terjadi pada substitusi fly ash 30 dengan nilai kuat tekan sebesar 12,687 MPa. Tabel 4.7. Hasil pengujian berat isi dan kuat tekan sampel pengujian dengan menggunakan subtitusi bottom ash No . Beton ringan NAAC dengan subtitusi Bottom Ash Berat Beton kg Berat Isi kgm 3 Berat Isi rata-rata kgm 3 Umur hari Kuat Tekan Rata-rata Kuat Tekan MPa kN MPa 2. BA 10 Sampel I 8,399 1584,717 1583,396 28 144 9,822 9,686 Sampel II 8,377 1580,566 122 8,322 Sampel III 8,400 1584,906 160 10,914 Gambar 4.4. Nilai kuat tekan dengan substitusi fly ash Universitas Sumatera Utara 57 8.891 9.686 9.776 9.026 2 4 6 8 10 12 Normal 10 BA 20 BA 30 BA N il a i K u a t T e k a n M P a Variasi Substitusi Kuat Tekan Kuat Tekan BA 20 Sampel I 8,403 1585,472 1600,252 140 9,549 9,776 Sampel II 8,553 1613,774 146 9,959 Sampel III 8,488 1601,509 144 9,822 BA 30 Sampel I 8,886 1676,604 1640,252 145 9,890 9,026 Sampel II 8,431 1590,755 122 8,322 Sampel III 8,763 1653,396 130 8,867 Pada gambar 4.5 dapat dilihat bahwa komposisi beton ringan NAAC yang diuji, nilai kuat tekan terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai kuat tekan sebesar 8,891 MPa, sedangkan untuk nilai kuat tekan terbesar terjadi pada substitusi bottom ash 20 dengan nilai kuat tekan sebesar 9,776 MPa. Gambar 4.5. Nilai kuat tekan dengan substitusi bottom ash Universitas Sumatera Utara 58 8.891 9.095 9.594 9.003 2 4 6 8 10 12 Normal 10 FABA 20 FABA 30 FABA N il a i K u a t T e ka n MP a Variasi Substitusi Kuat Tekan Kuat Tekan No. Beton ringan NAAC dengan subtitusi Fly Ash dan Bottom Ash Berat Beton kg Berat Isi kgm 3 Berat Isi rata-rata kgm 3 Umur hari Kuat Tekan Rata-rata Kuat Tekan MPa kN MPa 3. FABA 10 Sampel I 8,197 1546,604 1548,239 28 141 9,618 9,095 Sampel II 8,257 1557,925 122 8,322 Sampel III 8,163 1540,189 137 9,345 FABA 20 Sampel I 8,350 1575,472 1574,654 140 9,549 9,594 Sampel II 8,392 1583,396 144 9,822 Sampel III 8,295 1565,094 138 9,413 FABA 30 Sampel I 8,489 1601,698 1597,925 135 9,208 9,003 Sampel II 8,450 1594,340 128 8,731 Sampel III 8,468 1597,736 133 9,072 Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa komposisi beton ringan NAAC yang diuji, nilai kuat tekan terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai kuat tekan sebesar 8,891 MPa, sedangkan untuk nilai kuat tekan terbesar terjadi pada substitusi fly ash dan bottom ash 20 dengan nilai kuat tekan sebesar 9,594 MPa. Tabel 4.8. Hasil pengujian berat isi dan kuat tekan sampel pengujian dengan menggunakan subtitusi fly ash dan bottom ash Gambar 4.6. Nilai kuat tekan dengan substitusi fly ash dan bottom ash Universitas Sumatera Utara 59 Data yang didapat melalui mesin compression test memiliki satuan kN, sehingga perlu diubah satuannya menjadi MPa dengan cara berikut. Dari data pada seluruh gambar dapat dilihat bahwa kuat tekan sampel yang didapat dapat memenuhi syarat kuat tekan beton ringan non struktural adalah sebesar 7-14 MPa dengan berat isi beton 1100-1600 kgm 3 Young, J. Francis.1972. Dari pengujian kuat tekan sampel didapat kuat tekan tertinggi pada beton ringan NAAC dengan subtitusi fly ash 30 dengan kuat tekan mencapai 12,687 MPa dengan berat isi 1630,440 kgm 3 . Peningkatan kuat tekan terjadi akibat kandungan silika yang tinggi yang terdapat pada fly ash dan bottom ash, butiran fly ash dan bottom ash yang lebih halus mampu mengisi pori yang lebih kecil, dengan demikian beton yang dihasilkan lebih padat dan solid. Demikian juga penambahan superplasticizer juga meningkatkan workability dari beton, penambahan admixture ini mengakibatkan kemudahan pengerjaan workability. Pada proporsi tertentu superplasticizer akan mendispersi semen menjadi lebih merata, sehingga akan menghasilkan reaksi hidrasi yang lebih sempurna. Reaksi ini akan membuat campuran menjadi lebih kompak dan padat sehingga daya ikat campuran menjadi lebih kuat dan meningkatkan kekuatan beton yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.9. Kontrol Klasifikasi Mutu Beton Ringan No Variasi Kuat Tekan Rata-rata MPa Berat Isi Rata-rata kgm 3 Berat Isi sesuai dengan Mutu beton ringan non struktural Young, J. Francis.1972 Kuat tekan sesuai dengan Mutu beton ringan non struktural Young, J. Francis.1972 Mutu beton ringan non struktural Young, J. Francis.1972 1 Normal 8,891 1522,704 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Memenuhi 2 10 FA 11,505 1590,252 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Memenuhi 3 20 FA 12,232 1614,340 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Tidak Memenuhi 4 30 FA 12,687 1630,440 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Tidak Memenuhi 5 10 BA 9,686 1583,396 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Memenuhi 6 20 BA 9,776 1600,252 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Tidak Memenuhi 7 30 BA 9,026 1640,252 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Tidak Memenuhi 8 10 FABA 9,095 1548,239 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Memenuhi 9 20 FABA 9,594 1574,654 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Memenuhi 10 30 FABA 9,003 1597,925 1100-1600 kgm 3 7-14 MPa Memenuhi

4.5. Pengujian Kuat Tarik Belah Beton ringan NAAC

Berikut ditampilkan hasil pengujian kuat tarik belah sampel beton ringan NAAC dengan subtitusi fly ash dan bottom ash pada penelitian ini : Tabel 4.10. Hasil pengujian Kuat tarik belah sampel pengujian dengan menggunakan substitusi fly ash No. Beton ringan NAAC dengan subtitusi Fly Ash Umur hari Kuat Tarik Belah Rata-rata Kuat Tarik Belah MPa kN MPa 1. Beton ringan NAAC Normal Sampel I 28 40 0,682 0,801 Sampel II 53 0,903 Sampel III 48 0,818 Universitas Sumatera Utara 61 FA 10 Sampel I 69 1,176 1,148 Sampel II 73 1,244 Sampel III 60 1,023 FA 20 Sampel I 88 1,501 1,375 Sampel II 81 1,381 Sampel III 73 1,244 FA 30 Sampel I 91 1,551 1,540 Sampel II 87 1,483 Sampel III 93 1,585 Pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa komposisi beton ringan NAAC yang diuji, nilai kuat tarik belah terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai kuat tarik belah sebesar 0,801 MPa, sedangkan untuk nilai kuat tarik belah terbesar terjadi pada substitusi fly ash 30 dengan nilai kuat tarik belah sebesar 1,540 MPa. 0.801 1.148 1.375 1.540 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 Normal 10 FA 20 FA 30 FA N il a i K u a t T a ri k B e la h MP a Variasi Substitusi Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Belah Gambar 4.7. Nilai kuat tarik belah dengan substitusi fly ash Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 4.11. Hasil pengujian Kuat tarik belah sampel pengujian dengan menggunakan subtitusi bottom ash No. Beton ringan NAAC dengan subtitusi Bottom Ash Umur hari Kuat Tarik Belah Rata-rata Kuat Tarik belah MPa kN MPa 2. BA 10 Sampel I 28 62 1,057 1,136 Sampel II 70 1,193 Sampel III 68 1,159 BA 20 Sampel I 70 1,193 1,199 Sampel II 68 1,159 Sampel III 73 1,244 BA 30 Sampel I 60 1,023 1,023 Sampel II 57 0,972 Sampel III 63 1,074 0.801 1.136 1.199 1.023 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 Normal 10 BA 20 BA 30 BA N il a i K u a t T a ri k B e la h MP a Variasi Substitusi Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Belah Gambar 4.8. Nilai kuat tarik belah dengan substitusi bottom ash Universitas Sumatera Utara 63 0.801 1.125 1.313 1.006 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 Normal 10 FABA 20 FABA 30 FABA N il a i K u a t T a ri k B e la h M P a Variasi Substitusi Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Belah Pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa komposisi beton ringan NAAC yang diuji, nilai kuat tarik belah terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai kuat tarik belah sebesar 0,801 MPa, sedangkan untuk nilai kuat tarik belah terbesar terjadi pada substitusi bottom ash 20 dengan nilai kuat tarik belah sebesar 1,199 MPa. Tabel 4.12. Hasil pengujian Kuat tarik belah sampel pengujian dengan menggunakan subtitusi fly ash dan bottom ash No. Beton ringan NAAC dengan subtitusi Fly Ash dan Bottom Ash Umur hari Kuat Tarik Belah Rata-rata Kuat Tarik Belah MPa kN MPa 3. FABA 10 Sampel I 28 60 1,023 1,125 Sampel II 73 1,244 Sampel III 65 1,108 FABA 20 Sampel I 72 1,227 1,313 Sampel II 79 1,347 Sampel III 80 1,364 FABA 30 Sampel I 53 0,903 1,006 Sampel II 61 1,040 Sampel III 63 1,074 Gambar 4.9. Nilai kuat tarik belah dengan substitusi fly ash dan bottom ash Universitas Sumatera Utara 64 Pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa komposisi beton ringan NAAC yang diuji, nilai kuat tarik belah terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai kuat tarik belah sebesar 0,801 MPa, sedangkan untuk nilai kuat tarik belah terbesar terjadi pada substitusi fly ash dan bottom ash 20 dengan nilai kuat tarik belah sebesar 1,313 MPa. Dari data pada seluruh gambar dapat dilihat bahwa kuat tarik belah sampel mengalami peningkatan dengan substitusi fly ash dan bottom ash. Peningkatan kuat tarik belah terjadi akibat kandungan silika yang tinggi yang terdapat pada fly ash dan bottom ash, butiran fly ash dan bottom ash yang lebih halus mampu mengisi pori yang lebih kecil, dengan demikian beton yang dihasilkan lebih padat dan solid. Demikian juga penambahan superplasticizer juga meningkatkan workability dari beton, penambahan admixture ini mengakibatkan kemudahan pengerjaan workability. Pada proporsi tertentu superplasticizer akan mendispersi semen menjadi lebih merata, sehingga akan menghasilkan reaksi hidrasi yang lebih sempurna. Reaksi ini akan membuat campuran menjadi lebih kompak dan padat sehingga daya ikat campuran menjadi lebih kuat dan meningkatkan kekuatan beton yang dihasilkan. Dari pengujian kuat tarik belah sampel didapat kuat tarik belah tertinggi pada beton ringan NAAC dengan subtitusi fly ash 30 dengan kuat tarik belah mencapai 1,540 MPa dan kuat tarik belah terkecil terdapat pada beton ringan NAAC normal dengan nilai 0,801 MPa.

4.6. Diskusi

Foaming agent adalah bahan tambahan yang digunakan pada pencampuran beton untuk membuat campuran beton lebih mengembang dan memperbesar rongga udara di dalamnya sehingga beton menjadi lebih ringan. Penambahan bahan ini tidak boleh terlalu banyak, karena jika rongga udara yang terdapat di dalam beton terlalu besar atau banyak, maka kekuatan beton dapat menurun. Pada penelitian ini peneliti menggunakan foaming agent produk Meyco fix slf 20 dari BASF dan superplasticizer produk Masterglenium SKY 8614 dari BASF. Universitas Sumatera Utara 65 Pada penelitian ini dilakukan trial mix sebanyak empat kali, dan dapat dilihat pada daftar berikut :

1. Trial Mix I pada tanggal 10 Oktober 2016