50
4.1.2.  Hasil pengujian fly ash dan bottom ash
Pengujian  fly  ash  dan  bottom  ash  diperlakukan  sama  dengan  pengujian untuk  agregat  halus  pasir  dan  semen,  dan  didapatkan  hasil  sebagai
berikut :
1. Fly Ash
  Berat jenis fly ash : 2,43 grml
2. Bottom Ash
  Modulus kehalusan Bottom Ash FM = 2,406   Berat isi Bottom Ash dengan cara merojok = 1,421 grcm
3
Berat isi Bottom Ash dengan cara menyiram = 1,331 grcm
3
  Berat jenis Bottom Ash adalah : 2,33 grcm
3
  Warna  material  Bottom  Ash  adalah  kuning  kecoklatan  pada pengujian colorimetric test Standart no.4
  Kadar  lumpur  Bottom  Ash    rata-rata  =  4,4    Bottom  Ash memenuhi  persyaratan  dan  layak  untuk  digunakan  karena  kadar
lumpur 5.
4.2. Hasil Pengujian slump pada beton ringan NAAC No
Kode Benda Uji Nilai slump rata-rata cm
1 NAAC Normal
18 2
NAAC 10 FA 17
3 NAAC 20 FA
16 4
NAAC 30 FA 15
5 NAAC 10 BA
17 6
NAAC 20 BA 16
7 NAAC 30 BA
14 8
NAAC 10 FABA 18
9 NAAC 20 FABA
17 10
NAAC 30 FABA 16
Universitas Sumatera Utara
51
4.3.  Pengujian Absorbsi Beton ringan NAAC
Absorbsi  adalah  kemampuan  suatu  bahan  untuk  menyerap  air.  Nilai absorbsi  sangat  berkaitan  dengan  berat  jenis  maupun  porositas  suatu  bahan,
karena nilai absorbsi yang besar mengindikasikan banyaknya rongga-rongga yang terdapat  dalam  material  tersebut.  Besarnya  absorbsi  juga  dapat  menyebabkan
menurunnya kekuatan beton, karena pori-pori yang ada menyebabkan ikatan antar partikel pada suatu material berkurang.
Berikut adalah hasil pengujian absorbsi dari beton ringan NAAC dalam penelitian ini :
Tabel 4.3. Hasil pengujian absorbsi  sampel pengujian menggunakan substitusi fly ash
No. Beton ringan NAAC dengan
subtitusi Fly Ash Berat
Basah kg
Berat kering
kg Absorbsi
Rata-rata Absorbsi
1. Beton ringan
NAAC Normal Sampel I
8,640 8,165
5,81 5,66
Sampel II 8,799
8,303 5,97
Sampel III 8,635
8,207 5,21
FA 10
Sampel I 8,838
8,462 4,44
4,06 Sampel II
8,676 8,372
3,63 Sampel III
8,753 8,407
4,11 FA
20 Sampel I
8,829 8,539
3,39 3,41
Sampel II 8,704
8,402 3,59
Sampel III 8,936
8,654 3,25
FA 30
Sampel I 9,266
8,967 3,33
2,76 Sampel II
9,061 8,848
2,41 Sampel III
9,137 8,910
2,54
Universitas Sumatera Utara
52
Pada  gambar  4.1  dapat  dilihat  bahwa  komposisi  beton  ringan  NAAC  yang  diuji, nilai  penyerapan  air  terkecil  terjadi  pada  beton  ringan  NAAC  substitusi  fly  ash
30  dengan  nilai  penyerapan  air  sebesar  2,76,  sedangkan  untuk  nilai penyerapan  air  terbesar  terjadi  pada  beton  ringan  NAAC  normal  dengan  nilai
penyerapan air sebesar 5,66.
Tabel  4.4.  Hasil  pengujian  absorbsi  sampel  pengujian  menggunakan  substitusi  bottom ash
No. Beton ringan NAAC dengan
subtitusi Bottom Ash Berat
Basah kg
Berat kering
kg Absorbsi
Rata-rata Absorbsi
2. BA
10 Sampel I
9,031 8,587
5,17 4,95
Sampel II 9,073
8,632 5,11
Sampel III 9,052
8,656 4,57
BA 20
Sampel I 9,284
8,917 4,12
4,49 Sampel II
9,318 8,943
4,19 Sampel III
9,470 9,005
5,16 BA
30 Sampel I
9,660 9,152
5,55 5,35
Sampel II 9,898
9,448 4,76
Sampel III 9,562
9,043 5,74
5.66
4.06 3.41
2.76
1 2
3 4
5 6
Normal 10 FA
20 FA 30 FA
N il
ai A
bsorbsi
Variasi Substitusi
Absorbsi
Absorbsi
Gambar 4.1. Nilai absorbsi dengan substitusi fly ash
Universitas Sumatera Utara
53
Pada  gambar  4.2  dapat  dilihat  bahwa  komposisi  beton  ringan  NAAC  yang  diuji, nilai  penyerapan air terkecil terjadi pada  substitusi  bottom  ash  20  dengan nilai
penyerapan  air  sebesar  4,49,  sedangkan  untuk  nilai  penyerapan  air  terbesar terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai absorbsi sebesar 5,66.
Tabel 4.5. Hasil pengujian absorbsi sampel pengujian menggunakan substitusi fly ash dan bottom  ash
No. Beton ringan NAAC dengan
subtitusi Fly Ash dan Bottom Ash
Berat Basah
kg Berat
kering kg
Absorbsi
Rata-rata Absorbsi
3. FABA
10 Sampel I
8,769 8,397
4,43 4,60
Sampel II 8,646
8,257 4,71
Sampel III 8,653
8,267 4,67
FABA 20
Sampel I 8,779
8,450 3,89
3,92 Sampel II
8,714 8,392
3,84 Sampel III
8,693 8,356
4,03 FABA
30 Sampel I
8,863 8,389
5,65
5,17 Sampel II
8,969 8,550
4,90
Sampel III
8,887 8,467
4,96
5.66 4.95
4.49 5.35
1 2
3 4
5 6
Normal 10 BA
20 BA 30 BA
N il
a i
A b
so rb
si
Variasi Substitusi
Absorbsi
Absorbsi
Gambar 4.2. Nilai absorbsi dengan substitusi bottom ash
Universitas Sumatera Utara
54
Pada  gambar  4.3  dapat  dilihat  bahwa  komposisi  beton  ringan  NAAC  yang  diuji, nilai  penyerapan  air  terkecil  terjadi  pada  substitusi  fly  ash  dan  bottom  ash  20
dengan nilai penyerapan air sebesar 3,92, sedangkan untuk nilai penyerapan air terbesar  terjadi  pada  beton  ringan  NAAC  normal  dengan  nilai  penyerapan  air
sebesar 5,66.
Dari  seluruh  hasil  pengujian  absorbsi  menunjukkan  penggunaan  fly  ash  dan bottom  ash  sebagai  substitusi  agregat  halus  dan  semen  dapat  menurunkan  nilai
absorbsi beton, hal ini disebabkan oleh butiran fly ash dan bottom ash yang lebih halus  mampu  mengisi  pori  yang  lebih  kecil,  dengan  demikian  beton  yang
dihasilkan  lebih  padat  dan  solid,  nilai  absorbsi  terbesar  pada  seluruh  pengujian berada pada beton ringan NAAC normal dengan nilai absorbsi sebesar 5,66  dan
nilai  absorbsi  terkecil  pada  substitusi  fly  ash  30  dengan  nilai  absorbsi  sebesar 2,76.
5.66 4.6
3.92 5.17
1 2
3 4
5 6
Normal 10 FABA
20 FABA 30 FABA
N il
a i
Ab so
rb si
Variasi Substitusi
Absorbsi
Absorbsi
Gambar 4.3. Nilai absorbsi dengan substitusi fly ash dan bottom ash
Universitas Sumatera Utara
55
4.4. Pengujian berat isi dan Kuat Tekan Beton ringan NAAC
Berat  isi  merupakan  salah  satu  sifat  yang  sangat  penting  untuk  diketahui pada  struktur  beton  ringan  selain  kekuatannya.  Berat  isi  yang  ringan
mengindikasikan  bahwa  beton  ringan  sudah  mencapai  berat  yang  diinginkan. Peraturan  mengenai  pengujian  berat  isi  beton  ringan  diatur  dalam  SNI  03-3402-
1994.  Berat  isi  beton  ringan  dapat  diukur  dalam  dua  keadaan,  yaitu  saat  beton dalam keadaan kering oven pada suhu 110
⁰C selama 24 jam, serta beton ringan dalam  keadaan  seimbang,  dengan  pengeringan  menggunakan  suhu  ruangan
sampai beton mencapai berat yang konstan. Pengujian kuat  tekan beton menggunakan  Concrete  Compressive  Machine.
Kekuatan  tekan  adalah  kemampuan  beton  untuk  menerima  gaya  tekan  persatuan luas.  Kuat  tekan  beton  mengidentifikasikan  mutu  dari  sebuah  struktur.  Semakin
tinggi  tingkat  kekuatan  struktur  yang  dikehendaki,  semakin  tinggi  pula  mutu beton yang harus dihasilkan.
Berikut  ditampilkan  hasil  pengujian  berat  isi  dan  kuat  tekan  sampel  beton ringan NAAC dengan subtitusi fly ash dan bottom ash pada penelitian ini :
Tabel 4.6. Hasil pengujian berat isi dan kuat tekan sampel pengujian dengan menggunakan substitusi fly ash
No. Beton ringan NAAC
dengan subtitusi Fly Ash Berat
Beton kg
Berat Isi kgm
3
Berat Isi rata-rata
kgm
3
Umur hari
Kuat Tekan
Rata-rata Kuat
Tekan MPa
kN MPa
1. Beton ringan
NAAC Normal
Sampel I 8,163
1540,189 1522,704
28 132
9,004 8,891
Sampel II 8,202
1547,547 122
8,322 Sampel III
7,846 1480,377
137 9,345
FA 10
Sampel I 8,335
1572,642 1590,252
170 11,596
11,505 Sampel II
8,346 1574,717
175 11,937
Sampel III 8,604
1623,396 161
10,982 FA
20 Sampel I
8,552 1613,585
1614,34 182
12,414 12,232
Sampel II 8,573
1617,547 171
11,664 Sampel III
8,543 1611,887
185 12,619
Universitas Sumatera Utara
56
8.891 11.505
12.232 12.687
2 4
6 8
10 12
14
Normal 10 FA
20  FA 30 FA
N il
a i
K u
a t
T e
ka n
MP a
Variasi Substitusi
Kuat Tekan
Kuat Tekan
FA 30
Sampel I 8,467
1597,547 1630,440
182 12,414
12,687 Sampel II
8,647 1631,509
181 12,346
Sampel III 8,810
1662,264 195
13,301
Pada  gambar  4.4  dapat  dilihat  bahwa  komposisi  beton  ringan  NAAC  yang  diuji, nilai kuat tekan terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai kuat
tekan  sebesar  8,891  MPa,  sedangkan  untuk  nilai  kuat  tekan  terbesar  terjadi  pada substitusi fly ash 30 dengan nilai kuat tekan sebesar 12,687 MPa.
Tabel  4.7.  Hasil  pengujian  berat  isi  dan  kuat  tekan  sampel  pengujian  dengan  menggunakan  subtitusi bottom  ash
No .
Beton ringan NAAC dengan subtitusi Bottom
Ash Berat
Beton kg
Berat Isi kgm
3
Berat Isi rata-rata
kgm
3
Umur hari
Kuat Tekan Rata-rata
Kuat Tekan
MPa kN
MPa
2. BA
10 Sampel I
8,399 1584,717
1583,396 28
144 9,822
9,686 Sampel II
8,377 1580,566
122 8,322
Sampel III 8,400
1584,906 160
10,914
Gambar 4.4. Nilai kuat tekan dengan substitusi fly ash
Universitas Sumatera Utara
57
8.891 9.686
9.776 9.026
2 4
6 8
10 12
Normal 10 BA
20 BA 30 BA
N il
a i
K u
a t
T e
k a
n M
P a
Variasi Substitusi
Kuat Tekan
Kuat Tekan
BA 20
Sampel I 8,403
1585,472 1600,252
140 9,549
9,776 Sampel II
8,553 1613,774
146 9,959
Sampel III 8,488
1601,509 144
9,822 BA
30 Sampel I
8,886 1676,604
1640,252 145
9,890 9,026
Sampel II 8,431
1590,755 122
8,322 Sampel III
8,763 1653,396
130 8,867
Pada  gambar  4.5  dapat  dilihat  bahwa  komposisi  beton  ringan  NAAC  yang  diuji, nilai kuat tekan terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai kuat
tekan  sebesar  8,891  MPa,  sedangkan  untuk  nilai  kuat  tekan  terbesar  terjadi  pada substitusi bottom ash 20 dengan nilai kuat tekan sebesar 9,776 MPa.
Gambar 4.5. Nilai kuat tekan dengan substitusi bottom ash
Universitas Sumatera Utara
58
8.891 9.095
9.594 9.003
2 4
6 8
10 12
Normal 10 FABA
20 FABA 30 FABA
N il
a i
K u
a t
T e
ka n
MP a
Variasi Substitusi
Kuat Tekan
Kuat Tekan
No. Beton ringan NAAC dengan
subtitusi Fly Ash dan Bottom Ash
Berat Beton
kg Berat Isi
kgm
3
Berat Isi rata-rata
kgm
3
Umur hari
Kuat Tekan
Rata-rata Kuat
Tekan MPa
kN MPa
3. FABA
10 Sampel I
8,197 1546,604
1548,239
28 141
9,618 9,095
Sampel II 8,257
1557,925 122
8,322 Sampel III
8,163 1540,189
137 9,345
FABA 20
Sampel I 8,350
1575,472 1574,654
140 9,549
9,594 Sampel II
8,392 1583,396
144 9,822
Sampel III 8,295
1565,094 138
9,413 FABA
30 Sampel I
8,489 1601,698
1597,925 135
9,208 9,003
Sampel II 8,450
1594,340 128
8,731 Sampel III
8,468 1597,736
133 9,072
Pada  gambar  4.6  dapat  dilihat  bahwa  komposisi  beton  ringan  NAAC  yang  diuji, nilai kuat tekan terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai kuat
tekan  sebesar  8,891  MPa,  sedangkan  untuk  nilai  kuat  tekan  terbesar  terjadi  pada substitusi fly ash dan bottom ash 20 dengan nilai kuat tekan sebesar 9,594 MPa.
Tabel 4.8. Hasil pengujian berat isi dan kuat tekan sampel pengujian dengan menggunakan subtitusi  fly ash dan bottom ash
Gambar 4.6. Nilai kuat tekan dengan substitusi  fly ash dan bottom ash
Universitas Sumatera Utara
59
Data  yang  didapat  melalui  mesin  compression  test  memiliki  satuan  kN, sehingga perlu diubah satuannya menjadi MPa dengan cara berikut.
Dari data pada seluruh gambar dapat dilihat bahwa kuat tekan sampel yang didapat  dapat  memenuhi  syarat  kuat  tekan  beton  ringan  non  struktural  adalah
sebesar  7-14  MPa  dengan  berat  isi  beton  1100-1600  kgm
3
Young,  J. Francis.1972. Dari pengujian kuat tekan sampel didapat kuat tekan tertinggi pada
beton  ringan  NAAC  dengan  subtitusi  fly  ash  30    dengan  kuat  tekan  mencapai 12,687  MPa  dengan  berat  isi  1630,440
kgm
3
.  Peningkatan  kuat  tekan  terjadi akibat  kandungan  silika  yang  tinggi  yang  terdapat  pada  fly  ash  dan  bottom  ash,
butiran fly ash  dan  bottom ash  yang lebih halus  mampu mengisi pori  yang lebih kecil,  dengan  demikian  beton  yang  dihasilkan  lebih  padat  dan  solid.  Demikian
juga  penambahan  superplasticizer  juga  meningkatkan  workability  dari  beton, penambahan admixture   ini mengakibatkan kemudahan pengerjaan workability.
Pada  proporsi  tertentu  superplasticizer  akan  mendispersi  semen  menjadi  lebih merata,  sehingga  akan  menghasilkan  reaksi  hidrasi  yang  lebih  sempurna.  Reaksi
ini akan membuat campuran menjadi lebih kompak dan padat sehingga daya ikat campuran menjadi lebih kuat dan meningkatkan kekuatan beton yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.9. Kontrol Klasifikasi Mutu Beton Ringan
No Variasi
Kuat Tekan
Rata-rata MPa
Berat Isi Rata-rata
kgm
3
Berat Isi sesuai dengan Mutu beton ringan non
struktural Young, J.
Francis.1972 Kuat tekan sesuai
dengan Mutu beton ringan non
struktural Young, J.
Francis.1972 Mutu beton ringan
non struktural Young, J.
Francis.1972
1 Normal
8,891 1522,704
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Memenuhi
2 10  FA
11,505 1590,252
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Memenuhi
3 20  FA
12,232 1614,340
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Tidak Memenuhi
4 30  FA
12,687 1630,440
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Tidak Memenuhi
5 10  BA
9,686 1583,396
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Memenuhi
6 20  BA
9,776 1600,252
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Tidak Memenuhi
7 30  BA
9,026 1640,252
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Tidak Memenuhi
8 10  FABA
9,095 1548,239
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Memenuhi
9 20  FABA
9,594 1574,654
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Memenuhi
10 30  FABA
9,003 1597,925
1100-1600 kgm
3
7-14 MPa Memenuhi
4.5. Pengujian Kuat Tarik Belah Beton ringan NAAC
Berikut  ditampilkan  hasil  pengujian  kuat  tarik  belah  sampel  beton  ringan NAAC dengan subtitusi fly ash dan bottom ash pada penelitian ini :
Tabel  4.10.  Hasil  pengujian  Kuat  tarik  belah  sampel  pengujian  dengan  menggunakan substitusi  fly ash
No. Beton ringan NAAC dengan
subtitusi Fly Ash Umur
hari Kuat Tarik Belah
Rata-rata Kuat Tarik
Belah MPa
kN MPa
1. Beton ringan
NAAC Normal
Sampel I 28
40 0,682
0,801 Sampel II
53 0,903
Sampel III 48
0,818
Universitas Sumatera Utara
61 FA
10 Sampel I
69 1,176
1,148 Sampel II
73 1,244
Sampel III 60
1,023 FA
20 Sampel I
88 1,501
1,375 Sampel II
81 1,381
Sampel III 73
1,244 FA
30 Sampel I
91 1,551
1,540 Sampel II
87 1,483
Sampel III 93
1,585
Pada  gambar  4.7  dapat  dilihat  bahwa  komposisi  beton  ringan  NAAC  yang  diuji, nilai kuat tarik belah terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai
kuat  tarik  belah  sebesar  0,801  MPa,  sedangkan  untuk  nilai  kuat  tarik  belah terbesar terjadi  pada  substitusi fly  ash  30  dengan nilai  kuat tarik  belah  sebesar
1,540 MPa.
0.801 1.148
1.375 1.540
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
1.8
Normal 10 FA
20 FA 30 FA
N il
a i
K u
a t
T a
ri k
B e
la h
MP a
Variasi Substitusi
Kuat Tarik Belah
Kuat Tarik Belah
Gambar 4.7. Nilai kuat tarik belah dengan substitusi  fly ash
Universitas Sumatera Utara
62 Tabel  4.11.  Hasil  pengujian  Kuat  tarik  belah  sampel  pengujian  dengan  menggunakan
subtitusi bottom   ash
No. Beton ringan NAAC dengan
subtitusi Bottom Ash Umur
hari Kuat Tarik Belah
Rata-rata Kuat Tarik
belah MPa kN
MPa
2. BA
10 Sampel I
28 62
1,057 1,136
Sampel II 70
1,193 Sampel III
68 1,159
BA 20
Sampel I 70
1,193 1,199
Sampel II 68
1,159 Sampel III
73 1,244
BA 30
Sampel I 60
1,023 1,023
Sampel II 57
0,972 Sampel III
63 1,074
0.801 1.136
1.199 1.023
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
Normal 10 BA
20 BA 30 BA
N il
a i
K u
a t
T a
ri k
B e
la h
MP a
Variasi Substitusi
Kuat Tarik Belah
Kuat Tarik Belah
Gambar 4.8. Nilai kuat tarik belah dengan substitusi  bottom ash
Universitas Sumatera Utara
63
0.801 1.125
1.313
1.006
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
Normal 10 FABA
20 FABA 30 FABA
N il
a i
K u
a t
T a
ri k
B e
la h
M P
a
Variasi Substitusi
Kuat Tarik Belah
Kuat Tarik Belah
Pada  gambar  4.8  dapat  dilihat  bahwa  komposisi  beton  ringan  NAAC  yang  diuji, nilai kuat tarik belah terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai
kuat  tarik  belah  sebesar  0,801  MPa,  sedangkan  untuk  nilai  kuat  tarik  belah terbesar  terjadi  pada  substitusi  bottom  ash  20  dengan  nilai  kuat  tarik  belah
sebesar 1,199 MPa.
Tabel  4.12.  Hasil  pengujian  Kuat  tarik  belah  sampel  pengujian  dengan  menggunakan subtitusi fly ash dan  bottom   ash
No. Beton ringan NAAC dengan
subtitusi Fly Ash dan Bottom Ash
Umur hari
Kuat Tarik Belah
Rata-rata Kuat Tarik
Belah MPa
kN MPa
3. FABA
10 Sampel I
28 60
1,023 1,125
Sampel II 73
1,244 Sampel III
65 1,108
FABA 20
Sampel I 72
1,227 1,313
Sampel II 79
1,347 Sampel III
80 1,364
FABA 30
Sampel I 53
0,903 1,006
Sampel II 61
1,040 Sampel III
63 1,074
Gambar 4.9. Nilai kuat tarik belah dengan substitusi  fly ash dan bottom ash
Universitas Sumatera Utara
64
Pada  gambar  4.9  dapat  dilihat  bahwa  komposisi  beton  ringan  NAAC  yang  diuji, nilai kuat tarik belah terkecil terjadi pada beton ringan NAAC normal dengan nilai
kuat  tarik  belah  sebesar  0,801  MPa,  sedangkan  untuk  nilai  kuat  tarik  belah terbesar terjadi pada substitusi fly ash dan bottom ash 20 dengan nilai kuat tarik
belah sebesar 1,313 MPa.
Dari data pada seluruh gambar dapat dilihat bahwa kuat tarik belah sampel mengalami  peningkatan  dengan  substitusi  fly  ash  dan  bottom  ash.  Peningkatan
kuat tarik belah terjadi akibat kandungan silika yang tinggi yang terdapat pada fly ash  dan  bottom  ash,  butiran  fly  ash  dan  bottom  ash  yang  lebih  halus  mampu
mengisi pori yang lebih kecil, dengan demikian beton yang dihasilkan lebih padat dan  solid.  Demikian  juga  penambahan  superplasticizer  juga  meningkatkan
workability  dari  beton,  penambahan  admixture    ini  mengakibatkan  kemudahan pengerjaan workability. Pada proporsi tertentu superplasticizer akan mendispersi
semen  menjadi  lebih  merata,  sehingga  akan  menghasilkan  reaksi  hidrasi  yang lebih  sempurna.  Reaksi  ini  akan  membuat  campuran  menjadi  lebih  kompak  dan
padat  sehingga  daya  ikat  campuran  menjadi  lebih  kuat  dan  meningkatkan kekuatan  beton  yang  dihasilkan.  Dari  pengujian  kuat  tarik  belah  sampel  didapat
kuat tarik belah tertinggi pada beton ringan NAAC dengan subtitusi fly ash 30 dengan kuat tarik belah mencapai 1,540 MPa dan kuat tarik belah terkecil terdapat
pada beton ringan NAAC normal dengan nilai 0,801 MPa.
4.6. Diskusi
Foaming agent adalah bahan tambahan  yang digunakan pada pencampuran beton  untuk  membuat  campuran  beton  lebih  mengembang  dan  memperbesar
rongga  udara  di  dalamnya  sehingga  beton  menjadi  lebih  ringan.  Penambahan bahan  ini  tidak  boleh  terlalu  banyak,  karena  jika  rongga  udara  yang  terdapat  di
dalam beton terlalu besar atau banyak, maka kekuatan beton dapat menurun. Pada penelitian ini peneliti menggunakan  foaming  agent  produk Meyco  fix  slf 20 dari
BASF dan superplasticizer produk Masterglenium SKY 8614 dari BASF.
Universitas Sumatera Utara
65
Pada  penelitian  ini  dilakukan  trial  mix    sebanyak  empat  kali,  dan  dapat dilihat pada daftar berikut :
1.  Trial Mix I pada tanggal 10 Oktober 2016