20
2.4.3. Air
Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air bereaksi dengan semen akan menjadi pasta pengikat agregat.
Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus
memenuhi syarat sebagai air minum. Menurut Tjokrodimulyo,2007, Penggunaan air untuk beton sebaiknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1.
Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gram perliter
2. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton asam, zat
organik lebih dari 15 gram perliter 3.
Tidak mengandung senyawa klorida Cl lebih dari 1 gram perliter 4.
Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram perliter Fungsi dari air disini antara lain adalah sebagai bahan pencampur antara
semen dan agregat, sehingga air harus bebas dari bahan yang bersifat asam, basa dan minyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi air dalam pembuatan beton adalah sebagai berikut.
1. Ukuran agregat
Semakin besar ukuran diameter maksimum agregat, maka semakin sedikit air dan mortar yang dibutuhkan.
2. Bentuk agregat
Agregat batu pecah memiliki sudut-sudut memerlukan lebih banyak air dibandingkan dengan agregat dengan bentuk bulat.
3. Gradasi agregat
Gradasi agregat yang baik ukuran agregat bervariasi membtuhkan air yang lebih sedikit dibandingkan dengan agregat dengan gradasi
buruk ukuran agregat seragam.
Universitas Sumatera Utara
21
4. Zat yang terkandung dalam agregat
Semakin banyak zat kotoran seperti lanau, tanah liat, lumpur dan sebagainya membuat air yang dibutuhkan semakin banyak.
5. Perbandingan agregat kasar dengan agregat halus
Semakin banyak agregat kasar, maka penggunaan air lebih sedikit, sedangkan apabila agregat kasar sedikit, maka penggunaan ait
semakin banyak.
Air yang digunakan untuk pencampuran pada penelitian ini adalah air PAM dari Laboratorium bahan konstruksi FT USU. Sedangkan untuk
perawatan perendaman menggunakan air yang berada di bak perendaman Laboratorium bahan konstruksi FT USU.
2.5. Bahan Tambah