commit to user
40
2. Analisis Location Quotient LQ
“Location Quotient LQ yaitu usaha mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan industri dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranan
kegiatan atau industri sejenis dalam perek onomian regional atau nasional”
Lincolin Arsyad, 2009: 141. Rumus untuk menghitung Location Quotient Soepono, 2001:
Keterangan: LQ
= Koefisien Location Quotient Eij
= Variabel regional pendapatan regional, employment, dsb di sektor i di wilayah j
Ej = Variabel regional di wilayah j
Ein = Variabel regional di sektor i di perekonomian nasional sebagai
perekonomian bencmarkpatokanacuan En
= Variabel regional di perekonomian nasional. Semakin tinggi nilai LQ suatu sektor berarti semakin tinggi pula
keuntungan kompetitif competitif advantage daerah yang bersangkutan dalam mengembangkan sektor tersebut. Dari hasil perhitungan yang diperoleh dapat
diartikan ke dalam tiga kategori: LQ 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut basis, yaitu sektor tersebut
mempunyai prospek yang menguntungkan untuk dikembangkan, karena mampu di alokasikan ke daerah lain.
LQ = 1 berarti semua permintaan akan output suatu sektor dipenuhi oleh sektor tersebut di daerah maupun didaerah himpunan.
LQ 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut non basis dan kurang menguntungkan untuk dikembangkan serta belum mampu memenuhi semua permintaan dari dalam
daerah sehingga harus mendatangkan dari daerah lain.
commit to user
41
3. Upaya Pengembangan Sektor Unggulan
Sektor unggulan merupakan sektor yang mendapat perhatian utama dalam pembangunan ekonomi karena dianggap sebagai cara tercepat untuk
memperbaiki perekonomian daerah. Berdasarkan alasan inilah, mengapa pemerintah daerah harus benar-benar berusaha untuk bisa memajukan sektor
unggulan tersebut. Sektor unggulan akan menciptakan efek pengganda bagi sektor-sektor yang lain dan akan menambah pendapatan bagi daerah yang secara
tidak langsung mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peneliti akan melihat kebijakan yang sudah diupayakan pemerintah daerah untuk
mengembangkan sektor basis kemudian membandingkannya dengan teori perencanaan dan pengembangan wilayah, sehingga dapat diketahui sampai sejauh
mana usaha pemerintah dalam memajukan sektor unggulan tersebut.
commit to user
42
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data diartikan sebagai suatu gambaran yang menjelaskan mengenai data yang telah dikumpulkan di tiap-tiap variabelnya. Berikut
merupakan penjelasan dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Struktur Pertumbuhan Ekonomi a. Pertumbuhan ekonomi tahun 2004-2008
Pertumbuhan ekonomi di setiap kabupatenkota di Subosukawonosraten dihitung rata-ratanya, yang dimulai tahun 2004 sampai dengan 2008. Data diukur
dalam persen. Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini meliputi pertumbuhan ekonomi di setiap kabupatenkota di Subosukawonosraten Surakarta, Boyolali,
Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten dan pertumbuhan ekonomi di daerah referensinya yaitu Subosukawonosraten itu sendiri. Berikut
adalah data pertumbuhan ekonomi di tiap kabupatenkota di Subosukawonosraten tahun 2004-2008.
Tabel 4. Pertumbuhan Ekonomi di Subosukawonosraten dan Jawa Tengah
tahun 2004-2008 persen
Kabupaten\Tahun 2004
2005 2006
2007 2008
Rata-Rata Surakarta
5.8 5.15
5.43 5.82
5.69 5.58
Boyolali
3.43 4.07
4.19 4.19
4.04 3.98
Sukoharjo 4.33
4.11 4.53
5.11 4.84
4.58
Karanganyar
5.98 5.49
5.08 5.74
5.75 5.61
Wonogiri 4.1
4.31 4.07
5.07 4.27
4.36
Sragen
4.93 5.16
5.18 5.73
5.69 5.34
Klaten 4.86
4.59 2.3
3.31 3.93
3.80
Subosukawonosraten 4,83
4,70 4,35
4,94 4,90
4,74
Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Berdasarkan Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa laju pertumbuhan ekonomi
di masing-masing kabupatenkota di Subosukawonosraten cukup fluktuatif,