42
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Semakin besar rasio yang dihasilkan, maka semakin baik dan efektifnya kinerja
pemerintah daerah dalam mengolah pendapatan daerah tersebut. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah :
1. Belanja Modal, yaitu jumlah realisasi yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk biaya
untuk pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas asset. Belanja modal meliputi
belanja tanah, gedung dan bangunan, belanja peralatan dan mesin, belanja jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.
3.7 Skala Pengukuran Variabel
Adapun skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel
Variabel yang Diukur
Definisi Operasional Ukuran
Skala Variabel Independen
Produk Domestik
Regional Bruto X
1
Kegiatan dalam perekonom - ian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
PDRB Harga Konstan
Tahun 2011 – 2013
Rasio
Dana Alokasi Umum X
2
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan
Realisasi Dana Alokasi
Umum Tahun 2011 – 2013
Rasio
Universitas Sumatera Utara
43
kemampuankeuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi.
Variabel Dependen
Pendapatan Asli Daerah Y
Total realisasi penerimaan daerah yang berasal dari
sumber ekonomi asli daerah atau penerimaan daerahdari
sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan
milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daearah yang
sah.
Realisasi Pendapatan
Asli Daerah Tahun 2011 –
2013 Rasio
Variabel Moderating
Belanja Modal Z
Belanja yang digunakan dalam rangka pengadaan aset
tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat
lebih dari 12 dua belas bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintahan.
Realisasi Belanja Modal
Tahun 2011 – 2013
Rasio
3.8 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Software SPSS for Windows 16.0.Untuk melakukan penelitian, peneliti
menggunakan uji asumsi klasik sebelum melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis
dilakukan apabila data yang akan diteliti telah lolos dari uji asumsi klasik. 3.8.1
Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali 2013:19, statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata mean, standar deviasi,
Universitas Sumatera Utara
44
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness kemencengan distribusi.
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik
Penengujian asumsi klasik disebut juga dengan pengujian asumsi atas analisa multivariate. Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus
dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square OLS. Tujuan dari dilakukannnya pengujian ini adalah untuk menghindari atau
mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Uji asumsi klasik ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi. Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan apabila data yang diteliti dapat terdistribusi secara normal, tidak terdapat multikolinearitas,
heterokedasitas, dan autokorelasi.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam
Erlina 2011, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu:
1. Analisis grafik
Untuk melakukan pengujian normalitas dengan analisis grafik dapat dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot.
2. Analisis statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
45
menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel independen satu dengan variabel independen
lainnya.Frisch dalam Sudarmanto 2013:224 menjelaskan bahwa “istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti,
diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi”. Ada tidaknya hubungan atau korelasi antarvariabel independen dapat
diketahui dengan melihat nilai Tolerance. Jika nilai Tolerance lebih besar daripada 0,10, maka diindikasikan tidak terjadi gejala multikolineartitas, namun
jika nilai Tolerance lebih kecil daripada atau sama dengan 0,10, maka diindikasikan terjadi gejala multikolinearitas.
Selain itu, gejala multikolinearitas juga dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi Varian Inflation Factor VIF.Kriteria yang
digunakan untuk mengetahui apakah ada gejala ada tidaknya multikolinearitas adalah harga koefisien VIF untuk masing-masing variabel independen lebih besar
daripada 10 atau tidak.Apabila harga koefisien VIF untuk masing-masing variabel independen lebih besar daripada 10, maka variabel tersebut diindikasikan
memiliki gejala multikolinearitas.
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Gozhali 2013 : 139 “Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
Universitas Sumatera Utara
46
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regeresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas”.Cara mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID.Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasnya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED, dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan sumbu X residual Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah distandarisasi. Dasar analisis
heteroskedasitas, sebagai berikut: a
Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan
telah terjadi heterodastisitas. b
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak heterokedastisitas.
3.8.2.4 Uji Autokorelasi
Ghozali 2013 : 110, “uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengunaan
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pada
Universitas Sumatera Utara
47
penelitian ini, untuk mendeteksi adanya autokerelasi digunakan uji Durbin Watson DW. Singgih,2000:76, kriteria penilaian terjadinya autokorelasi yaitu :
1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.8.3 Analisis Regresi Berganda
Pengujian yang dilakukan untuk hipotesis pertama menggunakan analisis regresi berganda Multiple Regression Analysis karena terdiri dari tiga
variabel independen dan satu variabel dependen.Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih, dan
menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen Ghozali, 2013:91. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis
pertama dengan formula sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana : Y = Pendapatan Asli Daerah
a = Konstanta X1 = Produk Domestik Regional Bruto
X2 = Dana Alokasi Umum b1 = Koefisien Regresi Produk Domestik Regional Bruto
b2 = Koefisien Regresi Dana Alokasi Umum e = Error pengganggu
Universitas Sumatera Utara
48
3.8.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda.Hipotesis pertama H
1
, hipotesis kedua H
2
dianalisis dengan model regresi sederhana untuk melihat pengaruh masing- masing variabel secara terpisah, sedangkan hipotesis kelima H
3
dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat pengaruh selurh variabel secara
serentak.Hipotesis ini dapat juga dianalisis dengan melakukan uji-t dan uji-F. 3.8.4.1 Uji Signifikansi Parsial Uji - t
Uji parameter signifikansi individual atau uji-t dilakukan untuk menunjukkan seberapah jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian hipotesis pertama H
1
dianalisis dengan regresi sederhana untuk melihat pengaruh variabel produk domestik regional bruto terhadap pendapatan asli daerah secara parsial yang dapat
digambarkan dengan persamaan:
Y = α + β
1
X
1
+ e
Pengujian hipotesis kedua H
2
dianalisis dengan regresi sederhana untuk melihat pengaruh variabel dana alokasi umum terhadap pendapatan asli
daerah secara parsial yang dapat digambarkan dengan persamaan:
Y = α + β
2
X
2
+ e 3.8.4.2 Uji Signifikansi Simultan Uji – F
Uji signifikansi simultan atau uji-F dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Pengujian hipotesis kelima H
3
dengan menggunakan regresi
Universitas Sumatera Utara
49
berganda untuk melihat pengaruh variabel produk domestik regional bruto dan dana alokasi umum secara simultan terhadap pendapatan asli daerah, yang dapat
digambarkan dengan persamaan :
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ e
Keterangan : Y
= Variabel Dependen Pendapatan Asli Daerah α
= Konstanta X
1
= Produk Domestik Regional Bruto X
2
= Dana Alokasi Umum β
1
, β
2
, = Koefisien regresi variabel
e = Error
3.8.5 Model Pengujian Moderating
Menurut Ghozali 2013:225,”ada tiga metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi dengan variabel moderasi yaitu uji interaksi, uji nilai selisih
mutlak absolut dan uji residual”. Pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji nilai selisih mutlak absolut mempunyai kecenderungan akan
terjadi multikolinearitas yang tinggi antara variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik.
Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan metode lain yang disebut uji residual Ghozali,2013. Penelitian ini memakai metode
variabel moderating dengan metode uji residual. Maka rumusnya sebagai berikut :
M = α + �
�
�
�
+ �
�
�
�
+ ε...................................................................1 │e│= α + �
�
�
�
.....................................................................................2
Universitas Sumatera Utara
50
Keterangan : �
1
= PDRB �
2
= DAU �
3
= BELANJA MODAL �
1
= Koefisien regresi untuk PDRB �
2
= Koefisien regresi untuk DAU �
3
= Koefisien regresi untuk BELANJA MODAL M
= Pemoderasi Belanja Modal α
= Kontantas ε
= error a.
Bentuk pengujiannya : Ho : b
3
= 0 Artinya Belanja Modal tidak memoderasi hubungan PDRB, dan DAU
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Ha : b
3
≠ 0 Artinya Belanja Modal memoderasi hubungan PDRB, dan DAU terhadap
Pendapatan Asli Daerah. b.
Kriteria pengambilan keputusan Jika probabilitas 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Jika probabilitas 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terleatak di pulau Sumatera degan Padang sebagai ibukotanya.Sesuai dengan namanya,
wilayah provinsi ini menempati sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Secara
geografis, Provinsi Sumatera Barat terletak pada gari 00 54’ Lintang Utara sampai dengan 30 30’ Lintang Selatan serta 980 36’ sampai dengan 1010 53’ Bujur
Timur dengan total luas wilayah sekitar 42.297,30 ��
2
atau 4.229.730 Ha
termasuk ± 391 pulau besar dan kecil disekitarnya.
Secara administratif, wilayah Provinsi Sumatera Barat berbatasan langsung dengan:
1. Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Utara.
2. Sebelah Selatan dengan Provinsi Bengkulu.
3. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau dan Jambi.
4. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.
Sumatera Barat berpenduduk sebanyak 4.846.909 jiwa dengan mayoritas beretnis Minangkabau yang seluruhnya beragama islam. Provinsi ini terdiri dari
12 kabupaten dan 7 kota dengan wilayah administratif sesudah kecamatan di
Universitas Sumatera Utara
52
seluruh kabupaten kecuali kabupaten Kepulauan Mentawai dinamakan sebagai nagari.
Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera yang terdiri dari daratan rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang
dibentuk oleh Bukit Barisan. Provinsi ini memiliki daratan seluas 42.297,30 ��
2
yang serta dengan 2,17 luas Indonesia. Dari luas tersebut, lebih dari 45,17 merupakan kawasan yang masih ditutupi hutan lindung. Garis pantai provinsi ini
seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 2.420.357 km dengan luas perairan laut 186.580
��
2
. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia termasuk dalam provinsi ini.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KabupatenKota di Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota. Setelah dilakukan
pemilihan sampel dengan kriteria yang telah ditetapkan, sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 kabupaten dan 7 kota.
4.2 Hasil Penelitian