70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara simultan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan Dana
Alokasi Umum DAU berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD pada Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Sumatera
Barat. 2.
Secara parsial variabel Produk Domestik Regional Bruto PDRB berpengaruh signifikan positif terhadap Pendapatan Asli Daerah pada
Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan Dana Alokasi Umum DAU berpengaruh secara positif terhadap Pendapatan Asli
Daerah pada Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Barat. 3.
Variabel Belanja Modal tidak memoderasi pengaruh Produk Domestik Regional Bruto dan Dana Alokasi Umum terhadap Pendapatan Asli Daerah
secara simultan.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kabupatenkota di Propinsi
Sumatera Barat, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
71
1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
2. Bagi penelitian selanjutnya di masa mendatang dapat memperluas sampel penelitian seperti kabupatenkota di luar Sumatera Barat dan menambah
tahun pengamatan. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel
pemoderasi atau intervening yang belum dianalisis dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Produk Domestik Regional Bruto
Produk domestik regional bruto adalah total nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian diseluruh daerah dalam
periode tertentu. Angka- angka PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang banyak digunakan dalam perencanaan pembangunan regional, hal ini
terkait dengan berlakukannya undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah dan undang-undang nomor 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah, dimana daerah dituntut untuk lebih profesional dan mandiri dalam mengelola potensi sumber daya alam, sumber daya
buatan, maupun sumber daya manusia dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan
masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.
Data PDRB mempunyai manfaat sebagai berikut : a.
PDRBatasdasarhargaberlakunominalmenunjukkankemampuansumberdayaek onomiyangdihasilkanolehsuatudaerah.NilaiPDRByangbesarmenunjukkan
kemampuan sumberdaya ekonomiyangbesar,begitujugasebaliknya. b.
PRBhargaberlakumenunjukkanpendapatanyangmemungkinkanuntukdinikmatio lehsuatudaerah.
Universitas Sumatera Utara
20
c. PDRBhargakonstanriildapatdigunakanuntukmenunjukkanlajupertumbuhan
ekonomi secarakeseluruhan atausetiapsektordaritahun ketahun. d.
Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektormenunjukkan struktur perekonomiansetiapsectorekonomidalamsuatudaerah.Sektor-
sektorekonomiyangmempunyaiperanbesarmenunjukkanbasis perekonomian
suatudaerah. e.
PDRBhargaberlakumenurutpenggunaanmenunjukkanprodukbarangdanjasa digunakanuntuktujuankonsumsi,investasidandiperdagangkandenganpihak
luarnegeri. f.
DistribusiPDRBmenurutpenggunaanmenunjukkanperanankelembagaandalamm enggunakanbarangdanjasayangdihasilkanolehberbagaisectorekonomi.
g. PDRBpenggunaanatasdasarhargakonstanbermanfaatuntukmengukurlaju
pertumbuhankonsumsi,investasidanperdaganganluarnegeri. h.
PDRBdanPRBperkapitaatasdasarhargaberlakumenunjukkannilaiPDRB danPRB perkepalaataupersatuorangpenduduk.
i. PDRBdanPRBperkapitaatasdasarhargakonstanbergunauntukmengetahuipertum
buhannyataekonomiperkapitapenduduksuatudaerah.
2.1.1.1 Metode Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
PDRB dapat dihitung atas harga berlaku dan atas harga konstan.PDRB atas harga berlaku digunakan untuk melihat struktur perekonomian atau peranan setiap
sektor perekonomian pada tahun berjalan.PDRB atas harga konstan digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah baik secara keseluruhan
maupun sektoral.
Universitas Sumatera Utara
21
2.1.1.2 Metode Perhitungan PDRB Atas Harga Berlaku
Perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui dua metode, yaitu metode lansung dan metode tidak langsung. Metode tidak langsung
adalah perhitungan dengan cara alokasi dengan memakai berbagai macam indikator produksi atau indikator lainnya yang cocok sebagai alokator. Alokator
yang digunakan dapat didasarkan atas : i Nilai produksi bruto atau neto, ii Jumlah produksi fisik, iii Tenaga kerja, iv Penduduk,dan v Alokator lainnya
yang dianggap cocok untuk daerah. Metode langsung yang dimaksud adalah metode perhitungan dengan menggunakan data yang berasal dari data awal tiap-
tiap daerah. Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan 3 macam pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Produksi Production Approach
Dalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi disuatu wilayah dalam jangka waktu
tertentu 1 tahun . Unit produksi dalam penyajiannya dikelompokkan dalam 8 sektor yaitu:
a. Pertanian.
b. Pertambangan dan Penggalian.
c. Industri Pengolahan.
d. Listrik, Gas, dan Air Bersih.
e. Bangunan.
f. Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
g. Pengangkutan dan Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
22
h. Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.
2. Pendekatan Pendapatan Income Approach
Dalam pendekatan pendapatan,PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu
wilayah dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan
keuntungan. 3.
Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach Dalam pendekatan pengeluaran, bertitik tolak pada penggunaan akhir dari
barang dan jasa didalam suatu wilayah, seperti : a.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.
b. Konsumsi pemerintah.
c. Pembentukan modal tetap domestik bruto.
d. Perubahan stok.
e. Ekspor neto, dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun.
2.1.1.3 Metode Perhitungan PDRB Atas Harga Konstan
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya
perubahan volume produksi. Produk domestik menurut lapangan usaha atas harga konstan apabila dikaitkan dengan data mengenai tenaga kerja dan barang modal
yang dipakai dalam proses produksi dapat memberikan gambaran tentang tingkat produktifitas dan kapasitas produksi dari masing-masing lapangan usaha. Secara
Universitas Sumatera Utara
23
konsep nilai atas harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum produksi pada tahun dasar.Darisegimetodestatistik,suatunilaiatasdasarharga
konstandapat diperoleh dengan cara:
1. Revaluasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengalikan kuantum pada tahun berjalan dengan harga pada tahun dasar.
2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilain tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks
produksi sebagai ektrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti
tenaga kerja, jumlah perusahaan yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang diestimasi. Ekstapolasi dilakukan terhadap perhitungan output atas harga konstan
dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap nilai output dan diperoleh perkiraan nilai tambah atas harga konstan.
3. Deflasi
Nilai tambah atas harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga.
Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga perdagangan besar, indeks harga konsumen, dll.
4. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya
Universitas Sumatera Utara
24
antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga uang digunakan sebagai deflator merupakan indeks harga konsumen dan indeks harga perdagangan besar sesuai
dengan cakupan komoditinya, sedangkan deflator untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar.
2.1.2 Dana Alokasi Umum DAU
Berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Dana Alokasi Umum DAU daerah provinsi dan kabupatenkota,Dana Alokasi Umum adalah
“dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi”. Jumlah keseluruhan DAU yang ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26 dari
Pendapatan Dalam Negeri Neto. b.
Proporsi DAU antara provinsi dan kabupatenkota dihitung dari perbandingan antara bobot urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan provinsi dan kabupatenkota. c.
Jika penentuan proporsi tersebut belum dapat dihitung secara kuantitatif, proporsi DAU antara provinsi dan kabupatenkota ditetapkan dengan
imbangan 10 dan 90. DAU merupakan salah satu komponen pendapatan pada APBD.Tujuan
DAU adalah sebagai pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah Otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Universitas Sumatera Utara
25
DAU untuk suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas celah fiskal dan alokasi dasar.Celah fiskal adalah selisih antara kebutuhan fiskal
dan kapasitas fiskal, sedangkan alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah.Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan
pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum antara lain kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan pengentasan kemiskinan. Setiap
kebutuhan pendanaan tersebut diukur secara berturut-turut menggunakan variabel jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi, PDRB, dan IPM,
sedangkan kapasitas fiskal daerah dihitung berdasarkan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil.
Prinsip dasar alokasi Dana Alokasi umum, yaitu : 1.
Kecukupan adequacy. 2.
Netralitas dan efisiensi neutrality and efficiency. 3.
Akuntabilitas accountability. 4.
Relevansi dengan tujuan relevance. 5.
Keadilan equity. 6.
Objektivitas dan transparansi. 7.
Kesederhanaan simplicity.
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah
“Pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
26
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku” Halim, 2004:96.Peningkatan Pendapatan Asli Daerah mutlak harus dilakukan
oleh pemerintah daerah agar mampu untuk membiayai kebutuhan sendiri, sehingga ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat semakin
berkurang. Sumber-sumber pendapatan asli daerah antara lain : 1.
Pajak Daerah “Pajak merupakan iuranyang dapat dipaksakan kepada wajib pajak oleh
pemerintah dengan balas jasa yang tidak langsung dapat ditunjuk.Pada pokoknya pajak memiliki dua peranan utama yaitu sebagai sumber penerimaan Negara
fungsi budget dan sebagai alat untuk mengatur fungsiregulator” Suparmoko,2002:135.
Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah terdiri dari:
1 Pajak provinsi,yang terdiri dari :
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan
e. Pajak Rokok
2 Pajak kabupatenkota,yang terdiri dari :
a. Pajak hotel
b. Pajak restoran
c. Pajak hiburan
d. Pajak reklame
e. Pajak penerangan jalan
f. Pajak mineral bukan logam dan batuan
g. Pajak parkir
h. Pajak air tanah
i. Pajak sarang burung walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan pedesaan dan perkotaan
k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
Universitas Sumatera Utara
27
2. Retribusi Daerah
“Retribusi daerah adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat karena seseorang atau badan hukum menggunakan jasa dan barang pemerintah
yang langsung dapat ditunjuk” Sutrisno,1984:202. Peraturan pemerintah No.97 Tahun 2002 tentang retribusi pengendalian lalu lintas dan retribusi perpanjangan
izin mempekerjakan tenaga kerja asing pasal satu menyebutkan bahwa “ retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu
yang khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan ”.
Pada dasarnya retribusi adalah pajak, tetapi merupakan jenis pajak khusus, karena ciri– ciri dan atau syarat – syarat tertentu masih dapat dipenuhi.Syarat-
syarat tertentu tersebut antara lain: berdasarkan undang - undang atau peraturan yang sederajat harus disetor ke kas negara atau daerah dan tidak dapat
dipaksakan. Batasan pengertian retribusi ini sendiri merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah karena seseorang dan atau badan hukum menggunakan
barang dan jasa pemerintah yang langsung dapat ditunjuk. Dari definisi diatas terlihat bahwa ciri-ciri mendasar dari retribusi daerah adalah :
a. Retribusi dipungut oleh daerah.
b. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan daerah yang
langsung dapat ditunjuk. c.
Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan barang atau jasa yang disediakan oleh negara.
3. Perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
Universitas Sumatera Utara
28
dipisahkan. Hasil perusahaan milik daerah merupakan pendapatan daerah dari
keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan
daerah yang dipisahkan,sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat perusahaan dareah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah
pendapatan daerah, memberi jasa, menyelenggarakan kemamfaatan umum, dan memperkembangkan perekonomian daerah.
4. Lain-lain PAD yang disahkan
“Penerimaan lain - lain, dilain pihak adalah penerimaan pemerintah daerah diluar penerimaan – penerimaan dinas, pajak, retribusi dan bagian laba
perusahaan daerah. Penerimaan ini antara lain berasal dari sewa rumah dinas milik daerah, hasil penjualan barang – barang bekas milik daerah, penerimaan
sewa kios milik daerah dan penerimaan uang langganan majalah daerah Hirawan, 1987: 204”.
Penerimaan lain – lain membuka kemungkinan bagi pemerintah daerah untuk melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan baik yang berupa materi
dalam hal kegiatan bersifat bisnis, maupun non materi dalam hal kegiatan tersebut untuk menyediakan, melapangkan atau memantapkan suatu kebijakan
pemerintah daerah dalam suatu bidang tertentu.
2.1.4 Belanja Modal
Belanja modal adalah belanja yang digunakan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 duabelas bulan
Universitas Sumatera Utara
29
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Dalam Erlina, dan Rasdianto 2013, nilai aset tetap dalam belanja modal yaitu sebesar harga belibangun aset
ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaanpembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan.
Syaiful 2006 menjelaskan bahwa belanja modal dapat dikategorikan menjadi 5 lima kategori utama, yaitu:
a. Belanja tanah
Belanja tanah adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpembeliaanpembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah,
pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai
tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
b. Belanja peralatan dan mesin
Belanja peralatan dan mesin adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan
dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.
c. Belanja gedung dan bangunan
Belanja gedung dan bangunan adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan termasuk pengeluaran untuk
perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi
siap pakai.
d. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan
Belanja jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantianpeningkatan pembangunanpembuatan
serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan
irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
e. Belanja fisik lainnya
Belanja Fisik Lainnya adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untukpengadaanpenambahanpenggantianpeningkatan pembangunanpembuatan
serta perawatan terhadap Fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan
jalan irigasi dan jaringan.
Universitas Sumatera Utara
30
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian
Variabel yang Digunakan
Hasil Penelitian Arief Eka
Atmaja Pengaruh Dana
Alokasi Umum terhadap Pendapatan
Asli Daerah dengan Belanja Modal
sebagai variabel intervening pada
KabupatenKota se- jawa 2006-2008
Independen: Dana Alokasi
Umum Dependen:
Pendapatan Asli Daerah
Intervening: Belanja Modal
Variabel pengeluaran
daerah, jumlah penduduk dan
PDRB berpengaruh
lurus positif terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
Maimunah 2006
Fly papper effect pada Dana Alokasi
Umum DAU dan Pendapatan Asli
Daerah PAD terhadap belanja
daerah pada Kabupaten Kota di
Pulau Sumatera Independen:
1. DAU 2. PAD
Dependen: Belanja
Daerah Dana Alokasi
Umum berpengaruh
signifikan dan positif terhadap
belanja daerah, sedangkan
Pendapatan Asli Daerah tidak
berpengaruh signifikan
terhadap belanja daerah.
Steven Yansen
2013 Pengaruh Pendapatan
Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum
terhadap Belanja Daerah pada
Pemerintah KabupatenKota di
Wilayah Sumsel Independen:
1. PAD 2. DAU
Dependen: Belanja
Daerah PAD dan DAU
secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap Belanja
Daerah. Namun, PAD dan DAU
secara simultan
Universitas Sumatera Utara
31
tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Belanja
Daerah.
Mayzestika Maharani
Pertumbuhan ekonomi PDRB,
Pendapatan Asli Daerah PAD,dan
Dana Alokasi Umum DAU terhadap
Belanja Modal Independen:
1. DAU 2. PAD
3. PDRB Dependen:
Belanja Modal PDRB tidak
berpengaruh terhadap Belanja
Modal, PAD berpengaruh
terhadap BelanjaModal,
DAU berpengaruh
terhadap Belanja Modal.
Dewina Putri Br.
Ginting 2014
Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah terhadap Pengalokasian
Belanja Modal pada PemkabPemkot di
Provinsi Sumatera Utara
Independen: 1. Pajak
Daerah 2. Retribusi
Daerah Dependen:
Belanja Modal Secara parsial
baik Pajak Daerah maupun
Retribusi Daerah mempunyai
pengaruh signifikan positif
terhadap tingkat Belanja Modal.
Secara simultan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah
mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap Belanja
Modal.
Bati 2009 Pengaruh Belanja
Modal dan PAD Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Studi Pada
Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara
Independen : 1.Belanja
modal 2.PAD
Dependen : Pertumbuhan
ekonomi Belanja modal
dan PAD berpengaruh
secara simultan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
PAD secara parsial
Universitas Sumatera Utara
32
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi. Belanja modal
secara parsial tidak
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi
Agave Sianturi
2010 Pengaruh Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
Pengalokasian Belanja Modal pada
Pemerintah KabupatenKota di
Sumatera Utara Independen:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
Dependen: Belanja Modal
Secara simultan pajak daerah dan
retribusi daerah berpengaruh
terhadap belanja modal pada
kabupatenkota di
Sumatera Utara. Secara parsial
pajak daerah berpengaruh
signifikan terhadap
belanja modal pada
kabupatenkota di Sumatera
Utara. Sedangkan
retribusi daerah tidak
berpengaruh signifikan
terhadap belanja modal.
Rendy Yulian
Bayu Prakoso
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi umum, Produk Domestik
Regional Bruto terhadap Belanja
Independen: 1.PAD
2.DAU 3.PDRB
Dependen: Terdapat
pengaruh positif dan signifikan
antara PAD terhadap belanja
daerah,terdapat
Universitas Sumatera Utara
33
Daerah Belanja
Daerah pengaruh positif
antara DAU dengan
pengalokasian belanja daerah,
terdapat pengaruh positif
antara PDRB terhadap
pengalokasian belanja daerah.
Dwi Handayani,
Elva Nuraina
2012 Pengaruh Pajak
Daerah dan Dana Alokasi Khusus
terhadap Belanja Daerah Kabupaten
Madiun Independen:
1. Pajak Daerah
2. DAK Dependen:
Belanja Daerah
Pajak daerah berpengaruh
secara positif dan signifikan
terhadap alokasi belanja daerah.
Dana Alokasi Khusus tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap alokasi belanja daerah.
Pajak daerah dan dana alokasi
khusus secara simultan
berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap alokasi
belanja daerah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu:
Universitas Sumatera Utara
34
1. Beberapa penelitian terdahulu menggunakan seluruh unsur Pendapatan Asli
Daerah PAD sebagai variabel independen, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan produk domestik regional bruto sebagai variabel independen.
2. Penelitian ini menambahkan variabel independen baru yaitu Dana Alokasi
Umum DAU untuk melihat pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah.
3. Penelitian ini juga menambahkan variabel moderating yaitu Belanja Modal
untuk melihat pemoderasian Produk Domestik Regional Bruto PDRB, Dana Alokasi Umum DAU, dengan Pendapatan Asli Daerah PAD.
2.3 Kerangka Konseptual