Alat Bantu Pengumpulan Data Prosedur Penelitian

wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman umum. Pada wawancara mendalam, peneliti dapat mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan responden secara utuh dan mendalam. Wawancara mendalam memberikan kesempatan yang maksimal untuk menggali “background life ” seseorang sehingga peneliti mendapatkan gambaran dan dinamika yang hendak diteliti. Sedangkan wawancara dengan pedoman umum, peneliti menetapkan pedoman umum wawancara sebelum proses wawancara dilakukan, namun tidak menutup kemungkinan akan beralih pada wawancara informal yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spontan.

D. Alat Bantu Pengumpulan Data

Untuk mempermudah peneliti dalam mencatat hasil wawancara maka peneliti menggunakan alat bantu berupa alat perekam tape recorder dan pedoman wawancara. Penggunaan tape recorder diharapkan tidak ada informasi yang terlewatkan ketika dilakukan wawancara oleh peneliti. Tape recorder tentunya dapat digunakan dengan izin dan sepengetahuan responden. Selain penggunaan tape recorder, peneliti juga menggunakan pedoman wawancara sebagai alat bantu untuk mengkategorikan jawaban responden. Pedoman tersebut digunakan untuk mempermudah dalam menganalisa data yang diperoleh. Pedoman wawancara berkaitan dengan masalah yang ingin diungkapkan. Universitas Sumatera Utara Peneliti juga melakukan observasi terhadap reaksi responden, lingkungan tempat wawancara berlangsung, tampilan responden dan hal-hal yang dapat memperkaya konteks wawancara. Informasi yang diperoleh hanya digunakan sebagai alat perantara antara apa yang dilihat, didengar dan dirasakan dengan catatan yang diperoleh dari lapangan sebenarnya.

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap ini peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan dalam penelitian, diantaranya adalah: a. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan dinamika postpurchase dissonance pada konsumen pria dengan faktor harga sebagai pemicu. Peneliti mengumpulkan informasi dan teori-teori yang berkaitan dengan harga dan postpurchase dissonance. Selanjutnya peneliti menentukan karakteristik responden yang akan disertakan dalam penelitian ini. Peneliti juga mengumpulkan fenomena-fenomena yang didapat melalui komunikasi personal dengan sampel. b. Menyusun pedoman wawancara dan pedoman observasi. Agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan kerangka teori yang ada untuk menjadi pedoman wawancara. Universitas Sumatera Utara c. Persiapan untuk mengumpulkan data. Mengumpulkan informasi tentang calon responden penelitian. Setelah mendapatkannya, lalu peneliti menghubungi calon responden untuk menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan dan menanyakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. d. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara. Setelah memperoleh kesediaan dari responden penelitian, peneliti kemudian menghubungi responden, membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian. a. Mengkonfirmasi ulang waktu wawancara. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden. Percakapan yang berlangsung akan direkam dengan tape recorder mulai dari awal sampai akhir percakapan. Wawancara dilakukan sebanyak lima kali dengan seorang responden. Keseluruhan wawancara dilakukan di tempat yang diminta oleh responden kepada peneliti. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Waktu wawancara No. Responden Tanggal Waktu Tempat 1. I 28 Mei 2013 13.00-13.45 Kantor Responden I 2. 31 Juli 2013 15.00-15.35 3. 15 September 2013 14.00-14.20 4. 18 Maret 2014 14.00-14.20 5. 29 Maret 2014 11.30-12.00 1. II 11 Juli 2013 17.00-17.30 Taman Kampus Fakultas Psikologi USU 2. 24 Juli 2013 17.00-17.35 3. 13Oktober 2013 18.00-18.20 b. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara. Sebelum melakukan wawancara, reponden diminta untuk memahami tujuan wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. c. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim. Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti memindahkan hasil wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding dengan memberikan kode-kode pada materi yang telah diperoleh. Koding dilakukan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan Universitas Sumatera Utara mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. d. Melakukan analisa data. Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai dibuat kemudian dibuatkan salinannya. Peneliti kemudian menyusun dan menganalisa data dari hasil transkrip wawancara yang telah di koding menjadi sebuah narasi yang baik dan menyusunnya berdasarkan alur pedoman wawancara yang digunakan saat wawancara. e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran. Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi berdasarkan kesimpulan dan data hasil penelitian. Setelah itu, peneliti memberikan saran-saran sesuai dengan kesimpulan, diskusi dan data hasil penelitian. 3. Tahap Pencatatan Data Semua data yang diperoleh pada saat wawancara direkam dengan alat perekam dengan persetujuan partisipan penelitian sebelumnya. Dari hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara yang dipindahkan ke dalam bentuk ketikan di atas kertas. Universitas Sumatera Utara

F. Metode Analisis Data