Keuntungan Penggunaan Metode Spektrofotometri Serapan AtomSSA Pembahasan

25 Gangguan kimia yang ditimbulkan oleh ion atau gugus pengganggu dapat dihindari dengan jalan mengekstraksi ion atau gugus pengganggu tersebut Rohman, A. 2007.

2.13. Keuntungan Penggunaan Metode Spektrofotometri Serapan AtomSSA

Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom SSA yang memiliki beberapa kelebihan, yaitu: a. Metode analisis SSA dapat menentukan hamper keseluruhan unsur logam b. Metode analisis SSA dapat menentukan logam dalam skala kualitatif karena lampunya satu untuk setiap logam c. Analisis unsur logam langsung dapat ditentukan walaupun sampel dalam bentuk campuran d. Analisis unsur logam didapat juga hasil kuantitatif e. Analisis dapat diulangi beberapa kali, tetapi datanya sama Alfian, Z. 2004.

2.14. Reverse Osmosis

Reverse osmosis, Osmosis balik adalah metode untuk memperoleh air murni dari air yang mengandung garam, misalnya dalam desalinasi. Air murni dan air garam dipisahkan dengan membrane semipermeable dan tekanan dari air garam dinaikkan sampai di atas tekanan osmosisnya, yang menyebabkan air dari larutan garam mengalir melalui membrane ke air murni. Proses ini memerlukan tekanan sekitar 25 atmosfer, sehingga sulit diterapkan pada skala besar Dainith, J. 1999.

2.14.1 Cara Kerja Reverse Osmosis

Menurut Metcalf dan Eddy 2004, membrane reverse osmosis tidak membunuh mikroorganisme melainkan hanya membuang dan menghambatnya. Pada desain Universitas Sumatera Utara 26 sistem membrane RO terdapat beberapa parameter-parameter kritis yang harus diuji secara cermat, yaitu: kalsium, magnesium, kalium, mangan, natrium, besi, sulfat, barium, khlorida, ammonia, fosfat, nitrat, stronsium, dan sebagainya. Apabila parameter-parameter tersebut dibiarkan maka akan terjadi penyumbatan fouling Hartomo dan Widiatmoko, 1994.

2.14.2 Skema Proses Reverse Osmosis

Membran semi-permeable di awal-awal percobaan osmosis berasal dari kantung kemih babi. Sebelum tahun 1960, membran-membran jenis ini dinilai sangat tidak efisien, mahal, dan tidak handal untuk penggunaan aplikasi osmosis diluar laboratorium. Bahan-bahan sintetik modern, mampu memecahkan masalah ini, membuat membran menjadi lebih efektif dalam menghilangkan kontaminan, Gambar 2.2. Skematis Reverse Osmosis Proses kerja reverse osmosis 1. Bak atau drum yang telah diisi air sumur bor kemudian dipompa menuju bak penampung atas. 2. Setelah itu air sumur bor dialirkan melalui selang menuju filter karbon dan filter pasir. 3. Aliran air dari filter pasir dan filter karbon tersebut ditampung di bak atau drum penampung sementara. Universitas Sumatera Utara 27 4. Air dari bak atau drum penampung sementara tersebut dipompakan dengan menggunakan pompa diafragma sesuai dengan tekanan yang diinginkan. 5. Kemudian air masuk ke dalam membran dan melewati pori membran. 6. Air dengan konsentrasi yang lebih rendah akan lolos melewati pori membran reverse osmosis yang memiliki pori persepuluh ribu micron akan mengalir menuju bak penampung hasil. Walaupun dengan kemampuannya untuk memurnikan air baku, sebuah sistem Reverse Osmosis harus secara berkala dibersihkan untuk mencegah terbentuknya kerak di permukaan membran. Sistem Reverse Osmosis memerlukan karbon sebagai penyaring awal untuk mereduksi kandungan klorin yang akan merusak membran Reverse Osmosis; dan juga membutuhkan filter sedimen untuk menyaring material-material terlarut dari air baku sehingga tidak menyumbat di membran. Siahaan, M. 2012. Filtrasi dalam sistem pengolahan air bersihminum adalah proses penghilangan partikel-partikelflok-flok halus yang lolos dari unit sedimentasi, dimana partikel-partikelflok-flok tersebut akan tertahan pada media penyaring selama air melewati media tersebut. Filtrasi diperlukan untuk menyempurnakan penurunan kadar kontaminan seperti bakteri, warna, rasa, bau, dan Fe sehingga diperoleh air bersih yang memenuhi standar kualitas air minum. Filter penyaring terdiri dari bak penyaring, media penyaring dan perlengkapan lain untuk operasional penyaringan Asmadi. 2011. Pencucian filter atau lapisan penyaringan dilakukan: a. Pencucian dari bawah back washing dengan atau tanpa menggunakan pompa udara. b. Pencucian dari atas surface washing, yaitu pencucian terhadap bidang permukaan media dengan penyemprotan air yang tertutup lumpur. Waktu pencucian umumnya antara 10 sampai 15 menit. Universitas Sumatera Utara 28 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

- Gelas Beaker Pyrex 250 mL - LabuTakar Pyrex 100 mL - Pipet Tetes - Spatula - Hotplate Cimarec - Kertas Saring Whatman No 42 - Neraca Analitis AND - Spektrofotometer Serapan Atom SSA Shimadzu AA-6300 - Corong - Pipet Volume Pyrex 10 mL - Botol Aquades

3.1.2 Bahan-bahan

- HNO 3p p.a E.Merck - Akuades - Larutan standar Ca 1000 mgL p.a E.Merck - Larutan standar Mg 1000 mgL p.a E.Merck - Sampel air baku - Sampel air hasil olahan - Sampel air buangan Universitas Sumatera Utara 29 3.2 Prosedur Penelitian 3.2.1 Pembuatan Larutan Standar Kalsium 100 mgL Sebanyak 5 mL larutan induk kalsium 1000 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan diaduk sampai homogen.

3.2.2 Pembuatan Larutan Standar Kalsium 10 mgL

Sebanyak 5 mL larutan induk standar 100 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan diaduk sampai homogen.

3.2.3 Pembuatan Larutan Seri Standar Kalsium 0,0; 1; 2; 3; 4 dan 5 mgL

Sebanyak 0,0; 5; 10; 15; 20; 25 mL larutan standar kalsium 10 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan diaduk sampai homogen.

3.2.4 Pembuatan Larutan Standar Magnesium 100 mgL

Sebanyak 5 mL larutan induk magnesium 1000 mgL dimasukkan kedalam labu takar 10 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan diaduk sampai homogen.

3.2.5 Pembuatan Larutan Standar Magnesium 10 mgL

Sebanyak 5 mL larutan standar magnesium 100 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan diaduk sampai homogen.

3.2.6 Pembuatan Larutan Seri Standar Magnesium 0,1; 0.2; 0,3; dan 0,4 mgL

Universitas Sumatera Utara 30 Sebanyak 0,5; 1; 1,5; dan 2 mL larutan standar magnesium 10 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan diaduk sampai homogen.

3.2.7 Pembuatan kurva kalibrasi Kalsium

Larutan seri standar Kalsium 1 mgL kemudian diukur absorbansinya dengan spek trofotometer serapan atom pada λ spesifik = 422,7 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar 2; 3; 4 dan 5 mgL.

3.2.8 Pembuatan kurva kalibrasi Magnesium

Larutan seri standar logam tembaga 0,1 mgL kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada λ spesifik = 285,2 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar 0,2; 0,3; 2,0 dan 0,4 mgL.

3.2.9 Pengawetan dan Preparasi Sampel

Sampel ditambahkan HNO 3pekat sampai pH 2. Diambil sebanyak 100 mL kemudian dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambahkan 5 mL HNO 3pekat . Dipanaskan sampai hampir kering, kemudian ditambahkan 50 mL akuades dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL melalui kertas saring. Diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dan diaduk sampai homogen. 3.2.10 Pengukuran Kadar Kalsium dalam Sampel Absorbansi larutan diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ spesifik = 422,7 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap sampel. 3.2.11 Pengukuran Kadar Magnesium dalam Sampel Absorbansi larutan diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ spesifik = 285,2 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap sampel. Universitas Sumatera Utara 31

3.3 Bagan Penelitian

3.3.1 Preparasi dan Penentuan Kadar Kalsium Ca pada Sampel SNI 06-6989.56-2005

Ditambahkan HNO 3p hingga pH = 2,5 Dimasukkan kedalam beaker glass 100 mL Ditambahkan 5 mL HNO 3p Dipanaskan perlahan diatas hotplate hingga sisa volume 15 ml Ditambahkan 50 mL akuades Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL melalui kertas saring Diencerkan dengan akuades sampai garis tanda Diaduk sampai homogen Diukur absorbansi nya dengan SSA pada λ Spesifik 422,7 nm Catatan : dilakukan perlakuan yang sama untuk sampel air hasil olahan dan air buangan Sampel Air Baku Sampel Air Baku 100 mL Hasil Universitas Sumatera Utara 32

3.3.2 Preparasi dan Penentuan Kadar Magnesium Mg pada Sampel SNI 06-6989.55.2005

Ditambahkan HNO 3p hingga pH = 2,5 Dimasukkan kedalam beaker glass 100 mL Ditambahkan 5 mL HNO 3p Dipanaskan perlahan diatas hotplate hingga sisa volume 15 ml Ditambahkan 50 mL akuades Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL melalui kertas saring Diencerkan dengan akuades sampai garis tanda Diaduk sampai homogen Diukur absorbansinya dengan SSA pada λ Spesifik 285,2 nm Catatan : dilakukan perlakuan yang sama untuk sampel air hasil olahan dan air buangan Sampel Air Baku Sampel Air Baku 100 mL Hasil Universitas Sumatera Utara 33 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Unsur Kalsium Ca Pembuatan kurva larutan standar unsur kalsium Ca dilakukan dengan membuat larutan standar dengan berbagai konsentrasi yaitu pada pengukuran 0,0; 0,1; 2,0; 3,0; 4,0; dan 5,0 mgL, kemudian diukur absorbansinya dengan alat SSA kondisi alat pada lampiran 2. Data absorbansi untuk larutan standar kalsium Ca dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.1. Data absorbansi larutan standar kalsium Ca Konsentrasi mgL Absorbansi Rata-rata 0,0 0,0002 1,0 0.0666 2,0 0,1235 3,0 0,1751 4,0 0,2267 5,0 0,2796 Universitas Sumatera Utara 34 Gambar 4.1. Kurva larutan standar Kalsium Ca 4.1.2. Pengolahan Data Unsur Ca 4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar unsur kalsium Ca pada tabel 4.6. diplotkan terhadap konsentrasi sehingga diperoleh kurva berupa garis linier. Persamaan garis regresi untuk kurva ini dapat diturunkan dengan metode least square dengan data pada tabel 4.7. Tabel 4.2. Penurunan persamaan garis regresi untuk penentuan konsentrasi unsur kalsium Ca berdasarkan pengukuran absorbansi larutan standar kalsium Ca No Xi Yi Xi-X Yi-Y Xi-X 2 Yi-Y 2 Xi-X Yi-Y 1 0,0 0,0002 -2,5000 -0,1451 6,2500 0,0210 0,3627 2 1,0 0,0666 -1,5000 -0,0787 2,2500 0,0061 0,1180 3 2,0 0,1235 -0,5000 -0,0218 0,2500 0,0004 0,0108 4 3,0 0,1751 0,5000 0,0298 0,2500 0,0008 0,0149 5 4,0 0,2267 1,5000 0,0814 2,2500 0,0066 0,1221 6 5,0 0,2796 2,5000 0,1343 6,2500 0,0180 0,3357 Σ 15 0,8717 0,0000 0,0000 17,500 0,0532 0,9644 Universitas Sumatera Utara 35 Persamaan garis regresi untuk kurva dapat diturunkan dari persamaan garis : dimana : Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan mengunakan metode least square sebagai berikut : Dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 4.7. pada persamaan ini maka diperoleh : = 0,1452 – 0,1378 = 0,0074 Maka pesamaan garis yang diperoleh adalah :

4.1.2.2. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 36 Koefisien korelasi untuk unsur Kalsium Ca adalah:

4.1.2.3. Penentuan konsentrasi

Untuk menghitung konsentrasi dari unsur kalsium Ca, maka diambil data hasil pengukuran absorbansi unsur kalsium Ca dalam air sumur bor depot, air minum depot dan air buangan depot. Data selengkapnya pada Tabel 4.8. Tabel 4.3. Data absorbansi unsur kalsium Ca dalam sampel yang diukur sebanyak 3 kali Sampel Bulan Absorbansi Rata-Rata Absorbansi A A 1 A 2 A 3 Air Baku 1 0,2554 0,2593 0,2591 0,2579 3 0,2555 0,2594 0,2592 0,2580 6 0,2557 0,2596 0,2594 0,2582 Air Hasil Olahan 1 0,1855 0,1872 0,1869 0,1865 3 0,1856 0,1873 0,1870 0,1866 6 0,1858 0,1875 0,1872 0,1868 Air Buangan 1 0,2368 0,2367 0,2378 0,2371 3 0,2369 0,2368 0,2379 0,2372 6 0,2371 0,2370 0,2381 0,2374 Universitas Sumatera Utara 37 Konsentrasi unsur kalsium Ca dalam sampel dapat diukur dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi unsur kalsium Ca ke persamaan : Tabel 4.4. Analisis data statistik penentuan konsentrasi unsur kalsium Ca pada Air Baku No Xi Xi-X Xi-X 2 1 4,5021 -0,0454 0,0021 2 4,5730 0,0255 0,0006 3 4,5694 0,0219 0,0005 N X = 4,5475 ∑Xi-X 2 = 0,0032 = 0,0399 Konsentrasi unsur Kalsium Ca pada air baku = X SD = 4,5475 0,0399 mgL Dengan cara yang sama dapat ditentukan konsentrasi unsur kalsium Ca dalam air hasil olahan dan air buangan. Data selengkapnya pada tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 4.5. Hasil penentuan konsentrasi unsur kalsium Ca dalam sampel Sampel Absorbansi Konsentrasi Unsur Kalsium Ca Bulan 1 Bulan 3 Bulan 6 A Air Baku 0,2579 0,2580 0,2582 0,2580 4,5475 0,0399 mgL Air Hasil Olahan 0,1865 0,1866 0,1868 0,1866 0,2486 0,0165 mgL Air Buangan 0,2371 0,2372 0,2374 0,2372 4,1691 0,0113 mgL

4.1.1. Unsur Magnesium Mg

Pembuatan kurva larutan standar unsur magnesium Mg dilakukan dengan membuat larutan standar dengan berbagai konsentrasi yaitu pada pengukuran 0,0; 0,1; 0,2; 0,3; dan 0,4 mgL, kemudian diukur absorbansinya dengan alat SSA kondisi alat pada lampiran 2. Data absorbansi untuk larutan standar magnesium Mg dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1. Data absorbansi larutan standar Magnesium Mg Konsentrasi mgL Absorbansi Rata-rata 0,0 0,0003 0,1 0,1695 0,2 0,3517 0,3 0,5169 0,4 0,6732 Universitas Sumatera Utara 39 Gambar 4.1. Kurva larutan standar Magnesium Mg 4.1.2. Pengolahan Data Unsur Magnesium Mg 4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar unsur magnesium Mg pada tabel 4.1. diplotkan terhadap konsentrasi sehingga diperoleh kurva berupa garis linier. Persamaan garis regresi untuk kurva ini dapat diturunkan dengan metode least square dengan data pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Penurunan persamaan garis regresi untuk penentuan konsentrasi unsur magnesium Mg berdasarkan pengukuran absorbansi larutan standar magnesium Mg No Xi Yi Xi-X Yi-Y Xi-X 2 Yi-Y 2 Xi-X Yi-Y 1 0,0 0,0003 -0,2000 -0,3420 0,0400 11,6964.10 -2 0,0684 2 0,1 0,1695 -0,1000 -0,1728 0,0100 2,9859.10 -2 0,0172 3 0,2 0,3517 0,0000 0,0094 0,0000 0,0884.10 -2 0,0000 4 0,3 0,5169 0,1000 0,1746 0,0100 3,0485.10 -2 0,0174 5 0,4 0,6732 0,2000 0,3309 0,0400 10,9494.10 -2 0,0661 ∑ 1,0 1,7116 0,0000 0,0001 0,1000 28,7686.10 -2 0,1691 Universitas Sumatera Utara 40 Persamaan garis regresi untuk kurva dapat diturunkan dari persamaan garis : dimana : Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan mengunakan metode least square sebagai berikut : Dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 4.2. pada persamaan ini maka diperoleh : = 0,3423 – 0,3382 = 0,0041 Maka pesamaan garis yang diperoleh adalah : Universitas Sumatera Utara 41

4.1.2.2. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Koefisien korelasi untuk unsur magnesium Mg adalah:

4.1.2.3. Penentuan konsentrasi

Untuk menghitung konsenrasi dari unsur magnesium Mg, maka diambil data hasil pengukuran absorbansi unsur magnesium Mg dalam sampel. Data selengkapnya pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Data absorbansi unsur magnesium Mg dalam sampel yang diukur sebanyak 3 kali Sampel Bulan Absorbansi Rata-Rata Absorbansi A A 1 A 2 A 3 Air Baku 1 0,0398 0,0356 0,0387 0,0380 3 0,0443 0,0456 0,0424 0,0441 6 0,0496 0,0497 0,0498 0,0497 Air Hasil Olahan 1 0,3348 0,3340 0,3356 0,3348 3 0,3350 0,3336 0,3358 0,3348 6 0,3352 0,3342 0,3359 0,3351 Universitas Sumatera Utara 42 Air Buangan 1 0,0412 0,0385 0,0386 0,0394 3 0,0413 0,0386 0,0387 0,0395 6 0,0414 0,0388 0,0389 0,0397 Konsentrasi unsur magnesium Mg dalam sampel dapat diukur dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi unsur magnesium Mg ke persamaan : Tabel 4.4. Analisis data statistik penentuan konsentrasi unsur magnesium Mg pada Air Baku No Xi Xi-X Xi-X 2 1 4,2892 0,0954 0,0091 2 4,1699 -0,0239 0,0006 3 4,1341 -0,0597 0,0035 n X = 4,1938 ∑Xi-X 2 = 0,0132 Konsentrasi unsur magnesium Mg pada air sumur bor depot = X SD = 4,1938 0,0813 mgL Dengan cara yang sama dapat ditentukan konsentrasi unsur magnesium Mg dalam air minum depot dan air buangan depot. Data selengkapnya pada tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 4.5. Hasil penentuan konsentrasi Unsur Magnesium Mg dalam Sampel Sampel Absorbansi Konsentrasi Unsur Magnesium Mg Bulan 1 Bulan 3 Bulan 6 A Air Baku 0,0380 0,0441 0,0497 0,0439 4,1938 0,0813 mgL Air Hasil Olahan 0,3348 0,3348 0,3351 0,3349 0,1946 0,0005 mgL Air Buangan 0,0394 0,0395 0,0397 0,0395 3,6688 0,1826 mgL

4.2. Pembahasan

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya bagi kehidupan tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Sekitar 80 tubuh manusia terdiri dari air, bahkan beberapa organ tubuh memiliki kandungan air yang tinggi. Kandungan mineral yang tinggi disebabkan oleh banyaknya kandungan kalsium karbonat. Tanah yang banyak mengandung kapur mengakibatkan air di sekitarnya mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi. Sementara, air yang terdapat di daerah gambit atau rawa-rawa biasanya memiliki pH rendah sehingga tingkat kekerasan airnya juga rendah. Kandungan maksimum kalsium dan magnesium yang diperbolehkan dalam air minum masing-masing adalah 75-200 mgL dan 30-150 mgL. Kadar kesadahan yang tinggi dapat menyebabkan efek negatif terhadap kesehatan Universitas Sumatera Utara 44 misalnya penyakit batu ginjal dan karang gigi karena air sadah banyak mengandung ion logam Ca 2+ dan Mg 2+ . Penelitian ini dilakukan dengan mengukur kandungan Kalsium Ca 2+ dan Magnesium Mg 2+ dalam air baku, air hasil olahan, dan air buangan pada depot air minum yang menggunakan reverse osmosis. Sampel dianalisa pada hari keenam setelah pencucian filter yang dilakukan satu minggu sekali. Ke dalam sampel ditambahkan HNO 3p dan didestruksi hingga kering. Kemudian ditentukan konsentrasinya dengan menggunakan alat Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang tertentu. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi Kalsium pada air baku adalah 4,5475 mgL, air hasil olahan adalah 3,2486 mgL, dan air buangan adalah 4,1691 mgL. Sedangkan konsentrasi Mg pada air baku adalah 4,1938 mgL, air hasil olahan 0,1946 mgL, dan air buangan adalah 3,6688 mgL. Penentuan kadar kalsium dan Magnesium dalam air juga pernah diteliti dengan metode titrasi Yudhi, N. 2005, dimana prosedurnya terlebih dahulu dipipet 25 ml sampel kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan dengan 2 ml NaOH 0,1 M hingga pH larutan berkisar 12-13, kemudian ditambahkan sedikit indikator mureksid hingga larutan berubah warna menjadi merah muda. Selanjutnya larutan dititrasi dengan menggunakan larutan EDTA sebanyak 2,5 ml hingga berubah warna dari merah muda menjadi ungu. Fungsi larutan EDTA yaitu untuk mengikat Ca yang ada pada larutan. Didapatkan hasil kadar kalsium dalam air sumur 40 mgL. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Spektrofotometri Serapan Atom lebih mudah pengerjaannya dan hasil yang didapat lebih akurat serta pengerjaannya juga lebih cepat dibandingkan dengan metode titrasi. Universitas Sumatera Utara 45 Dari hasil penelitian yang diperoleh, air hasil olahan yang digunakan sebagai air minum mengandung kadar unsur kalsium dan magnesium masih dibawah ambang batas menurut peraturan menteri kesehatan nomor 492MenkesPerIV2010 tentang kualitas air minum. Sedangkan air buangan masih aman untuk standar kualitas air bersih. Dari hasil pembahasan diatas maka pemakaian reverse osmosis pada depot air minum dapat menurunkan kadar unsur Kalsium Ca 2+ dan Magnesium Mg 2+ . Besarnya penurunan kadar unsur tergantung pada lamanya pemakaian reverse osmosis, karena sering terjadi penyumbatan foulingclogging karena bahan- bahan tertentu pada permukaan membran seperti membran berkerak karena pengendapan garam terlarut dalam air karena konsentrasi air cukup pekat dan batas kelarutan terlampaui. Kerak dapat berupa kalsium karbonat atau sulfat, silika, dan kalsium klorida. Selain itu fouling juga dapat mengakibatkan matinya sistem secara tiba-tiba, hilangnya waktu produksi dan pergantian membran. Pencegahan dan pengontrolan terhadap fouling sangat penting dilakukan pada proses membran dan membutuhkan penanganan yang serius dan membutuhkan biaya yang besar termasuk pergantian membran. Peristiwa fouling pada membran ini harus dihilangkan dengan melakukan optimasi pada teknik pembersihan membran. Universitas Sumatera Utara 46 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan