Latar Belakang Analisis Kadar Unsur Kalsium (Ca2+)Dan Magnesium (Mg2+) Pada Depot Air Minum Yang Menggunakan Membran Reverse Osmosis Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya bagi kehidupan tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain Winarno, 1986. Sekitar 80 tubuh manusia terdiri dari air, bahkan beberapa organ tubuh memiliki kandungan air yang tinggi, misalnya: otak 90 air dan darah 95 air. Jika tubuh mengalami dehidrasi kekurangan cairan atau ion tubuh maka dapat mempengaruhi konsentrasi. Untuk menjaga kesehatannya, manusia normal wajib mengkonsumsi air putih minimal 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Sebesar itulah ketergantungan kita pada air sehari-hari. Akhir-akhir ini sulit untuk mendapatkan air bersih. Penyebab susahnya mendapatkan air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga dan limbah pertanian. Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun dari kuatitasnya disuatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut diharapkan bias ditekan seminimal mungkin. Penurunan penyakit perut ini didasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan sakit perut. Kesehatan seseorang sangat dipengaruhi oleh adanya kontak manusia tersebut dengan makanan dan minuman Asmadi. 2011. Dari segi pemanfaatan, penggunaan air dapat dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu air rumah tangga dan air industri yang masing-masing mempunyai persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan fisik, kimia dan Universitas Sumatera Utara 2 bakteriologis, ketiga persyaratan tersebut merupakan suatu kesatuan, sehingga apabila ada satu parameter yang tidak memenuhi syarat, maka air tersebut tidak layak untuk digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca 2+ dan Mg 2+ dalam air, yang keberadaannya biasa disebut dengan kesadahan air Marsidi, R. 2001 Kadar kesadahan yang dianjurkan untuk air yang layak diminum adalah sebesar 10-300 mgL Depkes, 1990. Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah dari ion kalsium Ca 2+ dan magnesium Mg 2+ terlarut dalam air. Kedua ion ini merupakan unsur kesadahan yang paling besar, walaupun beberapa logam lainnya juga termasuk unsur sadah, namun konsentrasinya dalam air alami sangat kecil. Pada umumnya air dengan kesadahan total lebih dari 200 mgL sebagai CaCO 3 dikatakan air sadah Hauser, 2002. Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yaitu memenuhi syarat kebersihan dan keamanan. Selain itu, air bersih tersebut juga harus tersedia secara kontinyu, menarik dan dapat diterima oleh masyarakat agar mendorong masyarakat untuk memakainya. Apabila tidak demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih, yang berasal dari sumber lain yang tidak terjamin kualitas dan penyediaannya Asmadi. 2011. Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No. 492MENKESPERVII2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang dikeluarkan oleh WHO. Ada banyak logam dan unsur yang terkandung dalam air, namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada unsur kalsium dan magnesium. Standarisasi kualitas air tersebut bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam pengelolaan air atau kegiatan usaha Universitas Sumatera Utara 3 mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum. Dengan adanya standarisasi tersebut, dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai analisis kualitas air minum melalui proses reverse osmosis menunjukkan hasil terbaik terhadap penurunan kadar ion logam besi Fe 3+ , tembaga Cu 2+ dan zinkum Zn 2+ Siahaan, M.A. 2012, yang masih memenuhi standar air minum untuk kandungan logam tersebut. Oleh sebab itu penulis ingin menentukan kandungan mineral Kalsium Ca 2+ dan Magnesium Mg 2+ pada depot air minum dengan pemakaian reverse osmosis, serta kelayakan kandungannya untuk dikonsumsi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492MENKESPERVII2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.

1.2 Permasalahan