Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian

commit to user 24

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas Pemberian jus buah semangka merah. 2. Variabel Terikat Kerusakan sel ginjal tikus putih. 3. Variabel Luar a. Variabel luar yang dapat dikendalikan Variasi genetik, jenis kelamin, umur, suhu udara, berat badan, dan jenis makanan tikus putih semuanya diseragamkan. b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan Kondisi psikologis, reaksi hipersensitivitas, dan keadaan awal ginjal tikus putih.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: pemberian jus buah semangka. Jus buah semangka merah diberikan secara per oral dengan spuit pencekok dalam 2 dosis. Dosis I : 2,7 gr semangka200 gr BB tikus putihhari diberikan pada tikus putih KP 2 . Dosis II : 5,4 gr semangka200 gr BB tikus putihhari diberikan pada tikus putih KP 3 . commit to user 25 Jus buah semangka merah diberikan selama 14 hari berturut- turut. Jus buah semangka merah dibuat oleh peneliti dengan menggunakan blender buah. Skala pengukuran variabel ini adalah ordinal. 2. Variabel terikat: kerusakan sel ginjal tikus putih. Adalah besarnya skor kerusakan histologis sel epitel tubulus proksimal ginjal yang diinduksi parasetamol setelah diberi jus buah semangka merah. Besarnya skor kerusakan histologis dinilai dengan cara menghitung skor kerusakan yang terjadi pada sel epitel tubulus proksimal pada suatu daerah tertentu di pars konvulata korteks ginjal. Tiap ekor tikus putih dibuat 2 irisan jaringan dari ginjal kanan dan 2 irisan jaringan dari ginjal kiri, yang kemudian diambil secara acak 1 irisan dari masing-masing ginjal untuk diamati pada mikroskop. Pengamatan 100 sel epitel tubulus proksimal 50 sel ginjal kanan dan 50 sel ginjal kiri yang ada pada setiap daerah tersebut dihitung jumlah sel epitel tubulus proksimal yang mengalami kerusakan. Masing-masing irisan ginjal yang diamati kemudian dihitung jumlah inti sel yang mengalami pyknosis, karyorrhexis dan karyolysis, kemudian hasil penghitungan masing-masing pola nuklear nekrosis sel tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan poin kerusakan histologis masing-masing ginjal. Hasil penilaian akhir masing-masing setiap tikus putih merupakan penjumlahan antara pola nuklear nekrosis sel ginjal kanan dan ginjal kiri. Maka rumus besarnya poin kerusakan histologis adalah: P + Kr + Kl commit to user 26 Keterangan : P : Jumlah sel epitel tubulus proksimal dengan inti pyknosis. Kr : Jumlah sel epitel tubulus proksimal dengan inti karyorrhexis. Kl : Jumlah sel epitel tubulus proksimal dengan inti karyolysis. Setiap kelompok tikus putih mempunyai jumlah total 7 poin kerusakan histologis jumlah tikus putih tiap kelompok 7 ekor dan merupakan penjumlahan hasil hitung poin kerusakan ginjal kiri serta ginjal kanan. Skala ukuran variabel ini adalah skala rasio. 3. Variabel luar a. Variabel luar yang dapat dikendalikan. Variabel ini dapat dikendalikan melalui homogenisasi. 1 Variasi genetik Jenis hewan coba yang digunakan adalah tikus putih Rattus norvegicus dengan galur Wistar. 2 Jenis kelamin Jenis kelamin tikus putih yang digunakan adalah jantan. 3 Umur Umur tikus putih pada penelitian ini adalah ± 3 bulan. 4 Suhu udara Hewan percobaan diletakkan dalam ruangan dengan suhu udara berkisar antara 25 – 28 o C. 5 Berat badan Berat badan hewan percobaan + 200 gr. commit to user 27 6 Jenis makanan Makanan yang diberikan berupa pelet dan minuman dari air PAM Perusahaan Air Minum. b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan: kondisi psikologis, reaksi hipersensitivitas, dan keadaan awal ginjal tikus putih. 1 Kondisi psikologis tikus putih dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Lingkungan yang terlalu ramai dan gaduh, dan pemberian perlakuan yang berulang kali dapat mempengaruhi kondisi psikologis tikus putih. 2 Reaksi hipersensitivitas dapat terjadi karena adanya variasi kepekaan tikus putih terhadap zat yang digunakan. 3 Keadaan awal ginjal tikus putih tidak diperiksa pada penelitian ini sehingga mungkin saja ada tikus putih yang sebelum perlakuan ginjalnya sudah mengalami kelainan.

H. Alat dan Bahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan dan Produksi Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK (15:15:15) dan Pemangkasan Buah

16 126 85

Pemanfaatan Limbah Pulp Buah Semangka (Citrullus vulgaris, Schard) Untuk Pembuatan Nata De Watermelon Pulp Dengan Menggunakan Bakteri Acetobacter xylinum

38 165 83

Pengaruh Pemberian Jus Buah Semangka Merah (Citrullus vulgaris) Terhadap Motilitas Dan Viabilitas Tikus Putih (Rattus Novergicus Strain Wistar) Jantan Yang Di induksi Alkohol

0 8 25

Pengaruh Pemberian Jus Buah Semangka Merah (Citrullus vulgaris) Terhadap Jumlah Sel Leydig Tikus Putih (Rattus norvegicus strain Wistar ) Jantan yang Di Induksi Alkohol

3 52 21

Pengaruh Pemberian Jus Buah Semangka Merah (Citrullus vulgaris) Terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Tikus Putih (Rattus Novergicus Strain Wistar) Jantan Setelah Pemberian Alkohol

0 39 22

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH SEMANGKA MERAH (CITRULLUS VULGARIS) TERHADAP BERAT VESIKULA SEMINALIS DAN JUMLAH LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR) JANTAN YANG DIPAPAR ALKOHOL

1 9 25

EFEK HEPATOPROTEKTOR JUS SEMANGKA MERAH (Citrulus vulgaris) TERHADAPKERUSAKAN SEL HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) AKIBAT PAPARAN PARASETAMOL

0 5 54

Pengaruh Pemberian Propolis Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Diberikan Parasetamol Dosis Tinggi.

0 0 12

Perbandingan Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) dan Kurkuma terhadap Kerusakan Struktur Histologis Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Parasetamol Dosis Toksik.

0 0 1

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) terhadap Kerusakan Histologis Sel Ginjal Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Parasetamol.

0 0 1