Struktur Anatomi Kulit Kayu Kandungan Kimia Kulit Kayu

1. Bahan berpati misalnya terigu, tapioka, dan sagu. 2. Bahan berprotein misalnya tepung darah, kedelai, dan bungkil kacang tanah. 3. Turunan lignin dan ekstrak kulit kayu.

2.3 Kulit Kayu

2.3.1 Struktur Anatomi Kulit Kayu

Kulit kayu menempati proporsi 10-15 dari volume sebuah pohon, terdiri dari beberapa tipe sel dan mempunyai struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan kayu. Kulit kayu terdiri dari dua bagian, kulit bagian dalam berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses transportasi produk asimilasi dan kulit bagian luar berfungsi sebagai pelindung jaringan yang ada dibawahnya terhadap kerusakan mekanis dan temperatur Sjostrom 1981. Haygreen dan Bowyer 1996 mengatakan bahwa kulit bagian dalam dari kayu daun jarum dan kayu daun lebar mempunyai ketebalan antara 0,5 mm - 1,5 mm. Menurut Pandit dan Kurniawan 2008, kulit terdiri atas dua bagian yaitu: 1. Kulit bagian luar yang mati terdiri dari phloem yang mati dan dibatasi oleh garis-garis periderm yang saling berhubungan disebut outer bark. Komponen utama kulit bagian luar terutama terdiri dari periderm. Periderm terdiri atas tiga lapisan yaitu: a. Phellogen adalah suatu lapisan sel inisial meristematik, yang disebut kambium gabus. b. Phellem adalah lapisan sel-sel gabus yang dibentuk oleh phellogen kearah luar. c. Phelloderm adalah suatu lapisan yang terdiri dari satu baris atau lebih sel- sel tipis yang dibentuk oleh phellogen kearah dalam. 2. Kulit bagian dalam yang hidup disebut inner bark . Inner bark berwarna terang terdiri atas lapisan-lapisan phloem tahunan yang terkumpul. Komponen utama kulit bagian dalam Sjostrom 1981: a. Unsur tapisan, berdasarkan bentuknya dibagi menjadi sel tapisan terdapat pada gymnospermae dan buluh tapisan terdapat pada angiospermae. b. Sel parenkim, berfungsi sebagai penyimpan makanan dan terdapat diantara unsur tapisan dan kulit dalam. c. Sel sklerenkim, berfungsi sebagai jaringan pendukung pada lapisan lingkaran tahun dalam xylem.

2.3.2 Kandungan Kimia Kulit Kayu

Komposisi kimia kulit kayu cukup kompleks dan rumit, bervariasi antara berbagai jenis pohon dan dipengaruhi oleh unsur-unsur morfologinya. Kulit kayu memiliki kekhasan dengan adanya kandungan zat ekstraktif yang sangat tinggi. Menurut Sjostrom 1981 kandungan zat ekstraktif pada kulit kayu dapat dibedakan menjadi : 1. Zat ekstraktif yang dapat larut a. Lipofilik, yang dapat diekstraksi dengan pelarut non-polar seperti etil-eter dan diklorometana. Terdiri atas lemak, lilin, terpena, terpenoid dan alkohol alifatik tinggi. b. Hidrofilik, yang dapat diekstraksi dengan air atau pelarut organik polar, seperti aseton, etanol dan etil alkohol, meliputi senyawa fenolik tanin, lignan dan stilben. 2. Zat ekstraktif yang tidak larut, terdiri dari polisakarida, lignin dan suberin. 3. Zat ekstraktif anorganik, kandungannya sebesar 2-5 dari berat kulit kering. Terdiri dari logam-logam oksalat, fosfat dan silikat. Kalsium dan kalium merupakan logam yang paling banyak. Kulit juga mengandung unsur boron, tembaga dan mangan. Kandungan total kedua ekstraktif lipofil dan hidrofil biasanya tinggi dalam kulit dibandingkan dalam kayu dan bervariasi antara spesies yang berbeda, sekitar 20-40 berat kering kayu. Berikut ini kandungan kimia kulit kayu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Komposisi kimia kayu daun jarum dan kayu daun lebar Senyawa Kimia Kayu Daun Jarum Kayu Daun Lebar Kayu Kulit Kayu Kulit Lignin 25 – 30 40 -45 18 – 25 40-50 Polisakarida 66 – 72 30 – 48 74 – 80 32 – 45 Ekstraktif 2 – 9 2 – 25 2 – 5 5 – 10 Sumber : Harkin dan Rowe 1971 diacu dalam Haygreen dan Bowyer 1996.

2.4 Tanin