Keteguhan Patah Modulus of Rupture, MOR

senyawa phenol dalam ekstrak tanin sedangkan pada jenis ekstender residu sudah tidak mengandung tanin karena telah mengalami proses ekstraksi sebelumnya. Jika dibandingkan dengan nilai MOE hasil penelitian Maharani et al. 2001 yaitu 15.724,12 kgcm², maka nilai MOE papan partikel hasil penelitian ini lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh jumlah perekat yang digunakan lebih sedikit karena adanya penambahan ekstender dalam campuran perekat. Deppe dan Hoffman 1972, diacu dalam Sulastiningsih et al. 1988, pemberian campuran kulit akan menurunkan sifat mekanis papan partikel MOE, MOR, keteguhan rekat internal dan keteguhan geser.

4.2.2 Keteguhan Patah Modulus of Rupture, MOR

Nilai MOR papan partikel berkisar antara 66,49 kgcm² sampai dengan 112,37 kgcm² dengan nilai rata-rata sebesar 95,81 kgcm². Papan partikel jenis residu dengan kadar 10 R10 tidak memenuhi persyaratan nilai MOR yang ditetapkan oleh JIS A 5908 2003 yaitu minimum 82 kgcm². Histogram nilai MOR secara lengkap tersaji pada Gambar 13. Gambar 13 Histogram keteguhan patah MOR papan partikel. Hasil analisis keragaman ANOVA dengan selang kepercayaan 95 tersaji dalam Tabel 13, menunjukkan bahwa jenis ekstender memberikan pengaruh nyata terhadap MOR papan partikel. Oleh karena itu, dilakukan uji lanjut Duncan untuk mengetahui jenis ekstender yang terbaik sebagaimana terlihat pada Tabel 14. Tabel 13 Analisis keragaman keteguhan patah MOR papan partikel SK DB JK KT F-hit PrF Jenis Ekstender 2 3460.477478 1730.238739 8.70 0.0046 Kadar Ekstender 1 1.4906890 1.4906890 0.01 0.9325 tn Jenis EkstenderKadar 2 915.782744 457.891372 2.30 0.1426 tn Ekstender Keterangan : DB : Derajat Bebas JK : Jangkauan Kuadrat KT : Kuadrat Tengah : Nyata : Sangat nyata tn : Tidak nyata Tabel 14 Hasil uji lanjut Duncan terhadap keteguhan patah MOR papan partikel Perlakuan Rata-Rata MOR Jumlah Wilayah Berganda Papan Partikel kgcm² Contoh Uji Duncan α=0.05 Ekstrak Tanin 107.177 6 A Serbuk 103.962 6 A Residu 76.288 6 B Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa jenis ekstender ekstrak tanin T menghasilkan MOR terbaik dibandingkan kedua jenis ekstender lainnya. Pengaruh jenis ekstender terhadap MOR papan partikel dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14 Pengaruh jenis ekstender terhadap keteguhan patah MOR papan partikel. Pada Gambar 14 dapat dilihat bahwa jenis ekstrak tanin T menghasilkan nilai rataan MOR yang paling tinggi. Hal ini diduga karena adanya kandungan senyawa phenol yang dapat membantu proses perekatan sehingga ikatan di antara partikel semakin kuat untuk menahan beban yang diberikan sampai batas maksimum. Sedangkan jenis ekstender serbuk S, walaupun mengandung tanin namun adanya zat ekstraktif yang tinggi dalam kulit juga dapat menghambat proses perekatan. Karena zat ekstraktif dapat menghalangi perekat bereaksi dengan molekul dalam dinding sel seperti selulosa. Jenis ekstender residu R menghasilkan MOR terendah karena serbuk sudah tidak mengandung tanin akibat proses ekstraksi.

4.2.3 Keteguhan Rekat Internal Internal Bond