1996. Perendaman selama 24 jam menghasilkan nilai pengembangan tebal yang lebih besar dibandingkan dengan perendaman selama 2 jam. Semakin lama waktu
perendaman, maka pengembangan tebal papan partikel akan semakin besar namun peningkatan besarnya pengembangan tebal sampai batas titik jenuh serat TJS,
dimana papan partikel telah jenuh untuk menyerap air.
4.1.4 Daya Serap Air Water Absorption
Hasil pengujian nilai rata-rata daya serap air papan partikel setelah perendaman selama 2 jam dan 24 jam disajikan pada Gambar 10. Besarnya daya
serap air setelah perendaman selama 2 jam berkisar antara 18,70 sampai dengan 26,39. Sedangkan nilai rata-rata daya serap air papan partikel setelah
perendaman selama 24 jam berkisar antara 36,15 sampai dengan 46,44.
Gambar 10a Perendaman 2 jam. Gambar 10b Perendaman 24 jam. Gambar 10 Histogram daya serap air papan partikel.
Nilai daya serap air terendah setelah perendaman selama 2 jam dan 24 jam terdapat pada papan partikel jenis ekstender ekstrak tanin T. Terjadi
kecenderungan kenaikan nilai pengembangan tebal seiring dengan berkurangnya kadar ekstender. Karena semakin sedikit kadar ekstender maka semakin banyak
resin urea formaldehida yang digunakan. Maka semakin besar pengembangan tebal yang dihasilkan karena resin urea formaldehida memiliki sifat interior yang
tidak tahan air. Hal ini sejalan dengan pendapat Haygreen dan Bowyer 1996 bahwa dengan penambahan resin maka kekuatan dan stabilitas dimensi papan
akan semakin bertambah.
Djalal 1984 diacu dalam Jatmiko 2006 menyatakan bahwa selain ketahanan perekat terhadap air dan absorbsi bahan baku, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi besarnnya penyerapan air papan partikel yaitu adanya saluran kapiler yang menghubungkan antar ruang kosong, volume ruang kosong diantara
papan partikel, dalamnya penetrasi perekat terhadap papan partikel dan luas permukaan partikel yang tidak ditutupi perekat.
Haygreen dan Bowyer 1996 menyatakan bahwa penyerapan air dapat terjadi karena adanya gaya absorbsi yang merupakan gaya tarik molekul air pada
ikatan hidrogen yang terdapat dalam selulosa, hemiselulosa dan lignin. Semakin tinggi kerapatan papan komposit, maka ikatan antar partikel akan semakin
kompak sehingga rongga udara dalam lembaran papan semakin kecil, dan keadaan tersebut akan menyebabkan air atau uap air menjadi sulit untuk mengisi rongga
tersebut sehingga semakin kecil daya serap air papan komposit maka stabilitas papan tersebut semakin baik, demikian pula sebaliknya.
Untuk mengetahui pengaruh jenis dan kadar ekstender serta interaksi antara keduanya dilakukan analisis ragam ANOVA yang tersaji pada Tabel 9
dan Tabel 10. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan kadar ekstender serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap daya serap air
papan partikel yang dihasilkan. Tabel 9 Analisis keragaman daya serap air papan partikel setelah perendaman
2 jam
SK DB
JK KT
F-hit PrF
Jenis Ekstender 2
104.9818778 52.4909389
3.53 0.0623
tn
Kadar Ekstender 1
24.3602000 24.3602000
1.64 0.2248
tn
Jenis EkstenderKadar 2
1.9808333 0.9904167
0.07 0.9359
tn
Ekstender Keterangan :
DB : Derajat Bebas JK : Jangkauan Kuadrat
KT : Kuadrat Tengah : Nyata
: Sangat nyata tn : Tidak nyata
Tabel 10 Analisis keragaman daya serap air papan partikel setelah perendaman 24 jam
SK DB
JK KT
F-hit PrF
Jenis Ekstender 2
166.7883111 83.3941556
3.16 0.0792
tn
Kadar Ekstender 1
29.6450000 29.6450000
1.12 0.3104
tn
Jenis EkstenderKadar 2
8.9596000 4.4798000
0.17 0.8461
tn
Ekstender Keterangan :
DB : Derajat Bebas JK : Jangkauan Kuadrat
KT : Kuadrat Tengah : Nyata
: Sangat nyata tn : Tidak nyata
4.2 Sifat Mekanis Papan Partikel