Latar Belakang Tujuan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan perekat dari industri perkayuan di Indonesia lebih dari 1,4 juta ton per tahun atau bernilai lebih dari 9 trilyun rupiah per tahun Anonim 1995, diacu dalam Subyakto dan Prasetya 2003. Banyak upaya dilakukan untuk menghemat pemakaian resin sintetik perekat misalnya dengan menggantikan sebagian resin dengan bahan lain, yang berfungsi juga sebagai ekstender. Penambahan ekstender seperti tapioka, tepung sagu dan terigu sering dilakukan, dan dalam rangka menerapkan konsep “the whole tree utilization” yaitu pemanfaatan semua bagian kayu dari hutan mulai dari akar, batang, kulit dan daun. Potensi limbah kayu dari Hutan Tanaman Industri HTI khususnya dari jenis kayu akasia di masa mendatang sangat besar dengan semakin digalakkannya HTI akasia. Dengan perhitungan kulit kayu sekitar 10 dari batang kayu, maka akan didapatkan limbah kulit kayu sekitar 3 juta ton lebih per tahun Subyakto dan Prasetya 2003. Ketersediaan limbah tersebut di Indonesia cukup berlimpah sehingga peluang pemanfaatannya sebagai bahan campuran perekat papan komposit sangat memungkinkan. Namun sampai saat ini pemanfaatan dari jenis akasia masih terbatas pada kayunya, sedangkan kulitnya hanya digunakan untuk bahan bakar boiler dan sebagian besar ditinggalkan di hutan atau di sekitar pabrik sebagai limbah. Salah satu pemanfaatan limbah kulit kayu untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah tinggi yaitu dengan pemanfaatan bahan tanin yang terkandung didalamnya sebagai perekat atau sebagai ekstender bagi perekat untuk memproduksi kayu komposit. Kulit kayu akasia mengandung tanin dalam jumlah yang tinggi dan bisa mencapai 48 dari kulit kayu. Tanin tersebut dapat mensubtitusi penggunaan perekat urea formaldehida hingga 60 Subyakto et al. 2005.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh jenis dan kadar ekstender kulit akasia terhadap kualitas papan partikel yang dihasilkan. 2. Memperoleh kombinasi yang optimum dari jenis dan kadar ekstender agar menghasilkan papan partikel yang memenuhi standar kualitas.

1.3 Hipotesis