Analisis Cash Flow Mesin Produksi Madurasa PT Air Mancur

telah digunakan adalah sesuai untuk mengestimasi Cash Inflow dan biaya mesin. Tabel 8. Analisis Regresi Cash Inflow Mesin Produksi Madurasa PT Air Mancur Koefisien No pMesin Signifi- kansi a b 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Mesin Filling dan Packaging Sachet Madu Mesin Liquid Filler Madu Autostrip Packaging Machiner Coding Machine Daichi DH-7 Ribbon Mixer Matrial Sus 304 Mesin Filling Sachet Mesin Madu Stick Mesin Coding Image Injek Printer Classic Tank dan Mixer Mesin Conveyor Gear Pump Brand 0,044 0,008 0,032 0,042 0,023 0,042 0,046 0,033 0,030 0,012 0,007 1.691.265,00 5.754.860,00 33.717.620,00 7.716.700,00 8.747.740,00 32.981.340,00 23.121.400,00 14.516.000,00 13.619.400,00 2.598.400,00 3.105.760,00 2.205.465,50 5.764.880,00 4.618.850,00 947.110,00 1.260.320,00 4.333.030,00 2.992.600,00 1.985.510,00 1.463.400,00 412.900,00 766.390,00 Sumber : Analisis Data Sekunder Berdasarkan Tabel 8. dapat diketahui hasil dari analisis regresi masing- masing mesin produksi Madurasa PT Air Mancur. Analisis regresi linier untuk estimasi Cash Inflow masing-masing mesin produksi Madurasa dapat diketahui tingkat signifikansi. Oleh karena probabilitas masing-masing mesin lebih kecil daripada 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Cash Inflow. Selain itu, berdasarkan analisis regresi dapat diketahui koefisien masing-masing mesin produksi. Koefisien ini digunakan untuk mengetahui nilai estimasi Cash InFlow berdasarkan persamaan y = a + bX. Dari data estimasi ini dapat dianalisis estimasi Cash InFlow dari masing-masing alternatif investasi mesin.

B. Analisis Cash Flow Mesin Produksi Madurasa PT Air Mancur

Analisis Cash Flow digunakan untuk memperkirakan jumlah dana yang harus dikeluarkan serta perolehan cash back kembalinya dana dari sebuah investasi. Penilaian investasi didasarkan pada aliran kas Cash Flow karena untuk memperoleh keuntungan tambahan, perusahaan harus memiliki kas untuk ditanamkan kembali. Dan keuntungan yang dilaporkan dalam pembukuan perusahaan belum tentu dalam bentuk kas, sehingga jumlah kas yang ada dalam perusahaan belum tentu sama dengan jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Aliran kas Cash Flow terdiri dari aliran kas keluar Cash Outlay CO dan aliran kas masuk Cash Inflow CI. Aliran kas keluar merupakan besarnya dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk sebuah investasi. Penelitian ini menganalisis investasi dalam aktiva tetap khususnya mesin, sehingga, aliran kas keluar adalah dana yang dikeluarkan untuk mereparasi lama atau membeli mesin baru. Berikut ini adalah besarnya cash outflow masing-masing mesin : Tabel 9. Nilai Cash Outflow CO Mesin Produksi Madurasa PT Air Mancur Cash Outflow CO No Jenis Mesin Mereparasi Mesin Lama Rp Membeli Mesin Baru Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Mesin Filling dan Packaging Sachet Madu Mesin Liquid Filler Madu Autostrip Packaging Machiner Coding Machine Daichi DH-7 Ribbon Mixer Matrial Sus 304 Mesin Filling Sachet Mesin Madu Stick Mesin Coding Image Injek Printer Classic Tank dan Mixer Mesin Conveyor Gear Pump Brand 49.335.000,00 17.342.000,00 98.915.180,00 20.930.000,00 25.822.722,38 96.278.000,00 202.140.608,25 42.577.002,00 35.880.000,00 7.774.000,00 10.186.000,00 74.472.645,99 26.026.748,29 148.818.428,76 32.685.917,57 41.774.835,78 149.624.496,02 318.661.297,65 67.119.164,76 57.326.241,95 12.420.685,76 16.688.061,56 Sumber : Analisis Data Sekunder Berdasarkan Tabel 9. diatas dapat diketahui nilai Cash Outflow masing-masing mesin. Mesin Madu Stick memiliki nilai CO yang paling besar, yakni Rp 318.661.297,65. Sedangkan mesin Conveyor memiliki nilai CO yang paling kecil, yakni Rp 12.420.685,76. Nilai CO ini diperoleh dari perhitungan pada Lampiran 12. dan Lampiran 13. Dalam penghitungan CO untuk membeli mesin baru akan memperhatikan besarnya harga perolehan mesin lama tersebut pada saat dibeli. Harga perolehan mesin lama tersebut harus dikonversikan kepada nilai sekarang Present Value. Setelah itu, dikurangi dengan akumulasi penyusutan mesin yang akan menghasilkan nilai buku mesin pada saat sekarang pada waktu penggantian mesin. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari perusahaan, diketahui bahwa mesin-mesin yang menjadi obyek penelitian ini memiliki nilai buku nol. Hal ini dapat diketahui dari Lampiran 36. Mesin produksi madurasa yang menjadi obyek penelitian telah habis umur ekonomisnya, sehingga perusahaan mencatat depresiasi atau penyusutan mesin hanya pada saat periode umur ekonomis yang pertama, periode umur ekonomis mesin selanjutnya tidak disusutkan. Penghitungan CO untuk membeli mesin baru akan memperhatikan rugi laba penjualan mesin lama. Dalam penelitian ini diasumsikan mesin lama akan dijual, sehingga penjualan mesin lama akan menghasilkan rugi atau laba. Rugi atau laba penjualan mesin lama akan mempengaruhi pajak. Bila penjualan mesin lama menimbulkan kerugian, maka terjadi penghematan pajak. Begitu pula sebaliknya, apabila penjualan mesin lama menimbulkan laba, maka perusahaan diwajibkan membayar pajak atas laba penjualan mesin lama tersebut. Nilai Cash Outflow CO untuk mereparasi mesin lama adalah sebesar biaya reparasi mesin tersebut. Adapun biaya reparasi mesin ini meliputi biaya tenaga kerja orang yang mereparasi mesin tersebut, biaya suku cadang, biaya pembongkaran, dan biaya pengelasan. Berdasarkan Tabel 10. dapat diketahui bahwa mesin Madu Stick membutuhkan CO yang paling besar, yakni sebesar Rp 202.140.608,25 . Sedangkan nilai CO yang paling kecil adalah pada mesin Conveyor yakni sebesar Rp 7.774.000,00. Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa nilai CO untuk membeli mesin baru lebih besar daripada nilai CO untuk mereparasi mesin lama. Alternatif investasi membeli mesin baru akan membutuhkan dana yang lebih besar daripada alternatif mereparasi mesin lama. Cash outflow untuk mereparasi mesin lama lebih kecil daripada cash ouflow untuk membeli mesin baru. Hal ini disebabkan karena cash ouflow untuk mereparasi mesin lama hanya merupakan dana yang dikeluarkan untuk mereparasi mesin. Sedangkan dana yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli mesin baru merupakan harga perolehan mesin baru yang harganya lebih mahal daripada harga perolehan mesin lama pada saat dibeli. Akan tetapi alternatif investasi membeli mesin baru memiliki banyak kelebihan daripada mereparasi mesin lama. Mesin baru akan memiliki umur ekonomis yang lebih panjang daripada mesin lama yang direparasi. Selain itu, peningkatan biaya pemeliharaan dan perawatan mesin cenderung tidak meningkat. Acapkali perusahaan lebih memilih alternatif mereparasi mesin lama daripada membeli mesin baru bila umur ekonomis mesin telah habis, dengan pertimbangan besarnya dana yang dikeluarkan untuk mereparasi mesin lama lebih kecil daripada dana yang dikeluarkan untuk membeli mesin baru. Namun nilai CO Cash Outflow saja belum dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk memutuskan alternatif investasi mesin. Hal ini berkaitan dengan perolehan Cash Inflow atau kembalinya dana beberapa tahun ke depan setelah mesin beroperasi. Belum tentu, penghematan dana karena perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk mereparasi mesin lama dapat mengurangi biaya produksi sehingga keuntungan dapat ditingkatkan. Bisa jadi, akibat mesin yang hanya direparasi setiap kali umur ekonomis habis, akan memperbesar biaya pemeliharaan karena frekuensi reparasi akan lebih besar. Oleh karena itu diperlukan analisis Cash Inflow CI untuk memperkirakan besarnya Cash Back kembalinya dana dari investasi mesin tersebut. Berikut ini adalah besarnya kumulatif Cash Inflow masing-masing mesin, dihitung berdasarkan umur ekonomis mesin : Tabel 10. Nilai Cash Inflow CI Masing-masing Mesin di PT Air Mancur Cash Inflow CI No Jenis Mesin Membeli Mesin Baru Rp Mereparasi Mesin Lama Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Mesin Filling dan Packaging Sachet Madu Mesin Liquid Filler Madu Autostrip Packaging Machiner Coding Machine Daichi DH-7 Ribbon Mixer Matrial Sus 304 Mesin Filling Sachet Mesin Madu Stick Mesin Coding Image Injek Printer Classic Tank dan Mixer Mesin Conveyor Gear Pump Brand 302.937.270,00 119.480.720,00 620.773.560,00 129.393.960,00 165.766.240,00 593.161.000,00 412.408.800,00 267.026.760,00 220.173.600,00 52.175.600,00 83.091.720,00 245.985.063,24 97.018.344,64 504.068.130,72 105.067.895,52 134.602.186,88 481.646.732,00 334.875.945,60 216.825.729,12 178.780.963,20 42.366.587,20 66.473.376,00 Sumber : Analisis Data Sekunder Berdasarkan Tabel 10. dapat diketahui perolehan Cash Inflow CI masing-masing mesin. Nilai CI diperoleh dari total estimasi Cash Inflow mesin berdasarkan data tahun sebelumnya 2003-2007. Berdasarkan Tabel 11. diatas dapat diketahui bahwa secara garis besar perolehan CI untuk alternatif investasi membeli mesin baru lebih besar daripada perolehan CI untuk alternatif investasi mereparasi mesin lama. Dana yang diinvestasikan oleh perusahaan tidak akan lepas dari adanya risiko. Risiko akan menyebabkan penyimpangan nilai cash inflow dari perkiraan. Penyimpangan nilai CI ini dapat lebih besar dari nilai perkiraan, atau lebih kecil dari nilai perkiraan CI. Oleh karena itu perlu adanya analisis risiko untuk menentukan nilai CI. Berikut ini adalah kumulatif nilai CI setelah risiko : Tabel 11. Nilai Cash Inflow CI Setelah Risiko Masing-masing Mesin Produksi Madurasa di PT Air Mancur Cash Inflow CI No Jenis Mesin Membeli Mesin Baru Rp Mereparasi Mesin Lama Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Mesin Filling dan Packaging Sachet Madu Mesin Liquid Filler Madu Autostrip Packaging Machiner Coding Machine Daichi DH-7 Ribbon Mixer Matrial Sus 304 Mesin Filling Sachet Mesin Madu Stick Mesin Coding Image Injek Printer Classic Tank dan Mixer Mesin Conveyor Gear Pump Brand 311.646.716,51 122.915.790,70 638.620.799,85 133.114.036,35 170.532.019,40 610.214.378,75 424.265.553,00 274.703.779,35 226.503.591,00 53.675.648,50 85.480.606,95 249.317.373,21 98.332.632,56 510.896.639,88 106.491.229,08 136.425.615,52 488.171.503,00 339.412.442,40 219.763.023,48 181.202.872,80 42.940.518,80 68.384.485,56 Sumber : Analisis Data Sekunder Berdasarkan Tabel 11. dapat diketahui nilai CI setelah risiko. Nilai CI ini dihitung berdasarkan probabilitas dan kemungkinan keuntungan. Kemungkinan keuntungan dapat bernilai negatif maupun positif, sehingga nilai CI setelah risiko dapat lebih besar atau lebih kecil daripada nilai CI sebelum risiko. Adapun perhitungan analisis risiko masing-masing alternatif investasi mesin dapat dilihat pada Lampiran 14-24. Namun nilai Cash Inflow CI setelah risiko belum dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif investasi mesin yang tepat. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kriteria investasi yakni Pay Back Period PBP, Net Present Value NPV, Profitability Indeks PI, dan Internal Rate of Return IRR.

C. Perbandingan Alternatif Investasi Mesin Produksi Madurasa