5.5.4 Pola Tanam dan Permintaan Kon- sumsi
Masyarakat Lokal
akan Komoditas Pertanian
Luas sawah, ladang, dan pekarangan yang digunakan untuk menanam tiap komoditas
pertanian di tiap kecamatan disajikan dalam Tabel 13. Produksi, sasaran, dan kekurangan
pemenuhan permintaan konsumsi masyarakat lokal akan komoditas pertanian secara umum
disajikan dalam Tabel 14, sedangkan produksi di tiap kecamatan disajikan dalam Lampiran
11. Berdasarkan Tabel 13, lahan sawah pada musim tanam I dan musim tanam II
dikhususkan untuk menanam padi, sedangkan pada musim tanam III untuk menanam
sayuran. Pergiliran pola tanam ini dilakukan untuk memutus siklus hama penyakit,
mempertahankan dan memperbaiki sifat-sifat fisik dan kesuburan tanah, dan mempertinggi
produksi tanaman. Lahan
sawah terluas
terdapat di
Kecamatan Bogor Barat, yaitu seluas 692,52 ha,
sehingga Bogor
Barat merupakan
pemasok terbesar
komoditas padi
dan sayuran. Jenis sayuran yang ditanam adalah
tomat, terong, kacang panjang, mentimun, dan bayam, dengan lahan terluas digunakan untuk
menanam kacang panjang, yaitu sebesar 252,05 ha.
Lahan ladang dan pekarangan cocok untuk ditanami sayur, ubi, dan buah. Dari hasil
optimasi, lahan ladang dan pekarangan digunakan untuk menanam ubi dan buah-
buahan karena sayuran telah banyak ditanam di sawah. Ladang dan pekarangan terluas
terdapat di Kecamatan Bogor Selatan, dengan tanaman yang banyak ditanam adalah ubi
kayu, yaitu dengan luas tanam 202,84 ha.
Tabel 13 Pola tanam komoditas pertanian
Kecamatan Jenis lahan pertanian rencana
Musim Komoditas pertanian
Luas ha
Bogor Utara sawah
musim I padi
264,37 musim II
padi 264,37
musim III tomat
211,05 buncis
53,32 ladang, pekarangan
ubi kayu 203,33
nangka 4,71
Bogor Selatan sawah
musim I padi
435,18 musim II
padi 435,18
musim III tomat
161,43 bayam
273,75 ladang,pekarangan
ubi kayu 202,84
ubi jalar 120,91
Bogor Timur sawah
musim I padi
125,88 musim II
padi 125,88
musim III bayam
125,88 ladang, pekarangan
ubi kayu 0,93
pisang 170,78
rambutan 11,28
Bogor Barat sawah
musim I padi
692,52 musim II
padi 692,52
musim III tomat
65,49 terong
82,43 kacang panjang
252,05 mentimun
211,33 bayam
81,21 ladang, pekarangan
pisang 155,12
Bogor Tengah sawah
musim I padi
17,15 musim II
padi 17,15
musim III buncis
17,15 Tanah Sareal
sawah musim I
padi 331,73
musim II padi
331,73 musim III
tomat 1,50
terong 330,23
ladang, pekarangan ubi jalar
19,10
Tabel 14 Sasaran, produksi, dan kekurangan pemenuhan permintaan konsumsi masyarakat lokal akan komoditas pertanian
Komoditas pertanian Produksi ton
Sasaran ton Kekurangan ton
padi 17.660,31
128.664,81 111.004,50
tomat 2.715,92
2.715,92 terong
2.558,49 2.558,49
kacang panjang 1.154,39
2.952,15 1.797,76
mentimun 1.918,88
1.918,88 cabai
1.569,56 1.569,56
bayam 4.231,39
4.231,39 buncis
836,48 836,48
kacang tanah 442,82
442,82 ubi kayu
4.575,80 4.575,80
ubi jalar 1.377,69
1.377,69 jambu biji
393,62 393,62
jeruk 5.018,67
5.018,67 nangka
98,43 98,43
nanas 196,81
196,81 pepaya
1.918,90 1.918,90
pisang 2.450,77
5.756,66 3.305,89
rambutan 98,36
98,36 Berdasarkan
Tabel 14
terlihat bahwa
meskipun telah dilakukan upaya optimasi penggunaan lahan, Kota Bogor masih belum
mampu untuk melakukan swasembada pangan karena masih terjadi kekurangan produksi
komoditas pertanian. Kekurangan terbesar terjadi pada produksi komoditas padi, yaitu
sebanyak 111.004,50 tontahun. Kekurangan ini perlu dipenuhi dengan cara mendatangkan
komoditas tersebut dari daerah lain. Produksi komoditas tersebut didasarkan pada pola
penanaman di tiap musim tanam.
VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Suatu wilayah perkotaan harus mempunyai rencana strategis dalam upaya menciptakan
lingkungan yang berkualitas dan mewujudkan ketahanan
pangan. Hal
tersebut dapat
diupayakan dengan menentukan luas optimum ruang terbangun, ruang terbuka hijau dan pola
tanam komoditas
pertanian. Dengan
memodelkan secara matematis, pencapaian tujuan ini dapat lebih terukur.
Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode goal programming.
Penyelesaian yang dilakukan menggunakan LINGO 11.0 memberi informasi bahwa
sasaran pemenuhan ruang terbangun dan ruang terbuka hijau tercapai, sedangkan
sasaran pemenuhan permintaan konsumsi masyarakat lokal akan komoditas tanaman
pertanian belum tercapai. Informasi lain yang didapat yaitu informasi mengenai luas
optimum penggunaan lahan, luas optimum area
budidaya tanaman
pertanian, kekurangankelebihan luas ruang terbangun,
kekurangankelebihan luas ruang terbuka hijau, serta kekurangankelebihan pemenuhan
permintaan konsumsi masyarakat lokal akan komoditas pertanian.
6.2 Saran
Pada karya ilmiah ini belum digunakan data mengenai kesesuaian lahan berdasarkan
karakteristik lahan, dan data pola tanam aktual komoditas pertanian di Kota Bogor. Saran
untuk penulisan dan penelitian selanjutnya yaitu agar menggunakan data tersebut agar
lebih merepresentasikan keadaan Kota Bogor yang sebenarnya, dan dapat dilakukan
pembandingan
antara keadaan
sebelum dengan setelah dilakukan optimasi.