Persiapan Penelitian Pengoptimuman Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbangun di Kota Bogor

penetapan lokasi penelitian, penyusunan proposal penelitian, dan pembuatan perizinan penelitian. Studi literatur dilakukan untuk mencari topik dan permasalahan yang terkait sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian. Setelah didapatkan literatur yang cukup untuk penelitian ini, selanjutnya dilakukan penetapan lokasi penelitian. Setelah didapatkan perkiraan lokasi penelitian yang cocok, langkah selanjutnya adalah penyusunan proposal penelitian dan pembuatan perizinan penelitian. Lokasi penelitian adalah Kota Bogor Jawa Barat yang mencakup enam kecamatan, yaitu Bogor Utara, Bogor Selatan, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Tengah, dan Tanah Sareal. Pemilihan Kota Bogor sebagai lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan: 1 terdapat instansi-instansi yang bersedia untuk memberikan data yang terkait dengan penelitian, 2 lokasi penelitian tidak terlalu jauh dengan lokasi penulis.

3.2 Pengumpulan Data

3.2.1 Pengambilan Data

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengambilan data yaitu mengumpulkan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini penulis harus datang ke instansi pemerintahan Kota Bogor untuk mencari data yang diperlukan.

3.2.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dan data hipotetik. Penggunaan data sekunder karena Kota Bogor cukup luas sehingga cukup sulit untuk mendapatkan data primer, sedangkan data hipotetik digunakan karena terdapat data yang dibutuhkan dalam penelitian ini namun tidak tersedia di instansi tempat pengambilan data. Jenis dan sumber data sebagaimana dalam Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan sumber data Jenis data Sumber data luas wilayah BPS Kota Bogor penggunaan lahan BPS Kota Bogor dan Bappeda Kota Bogor rataan konsumsi BPS Kota Bogor jumlah penduduk BPS Kota Bogor kesesuaian lahan hipotetik

3.3 Pengolahan Data

Dalam tahap pengolahan data, sebagian data yang telah didapatkan dari tahapan sebelumnya perlu diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. IV FORMULASI MODEL Pemodelan dilakukan untuk menentukan luas optimum ruang terbangun, ruang terbuka hijau, dan pola tanam komoditas pertanian di Kota Bogor. Pengoptimuman ruang terbangun dilakukan dengan meminimumkan proporsi kekurangan pemenuhan ruang terbangun, pengoptimuman ruang terbuka hijau dilakukan dengan meminimumkan proporsi kekurangan pemenuhan ruang terbuka hijau, sedangkan pengoptimuman pola tanam dilakukan dengan meminimumkan proporsi kekurangan produksi komoditas pertanian untuk memenuhi permintaan konsumsi masyarakat lokal.

4.1 Notasi

Dalam karya ilmiah ini digunakan notasi- notasi sebagai berikut: Himpunan: I = himpunan kecamatan, J = himpunan jenis lahan aktual, lahan aktual adalah lahan awal sebelum dilakukan optimasi, K = himpunan jenis lahan rencana, lahan rencana adalah lahan setelah dilakukan optimasi pada lahan aktual, L = himpunan komoditas pertanian, M = himpunan musim tanam. Indeks: i = indeks kecamatan, i∈I, j = indeks jenis lahan aktual, j∈J, k = indeks jenis lahan rencana, k∈K, l = indeks komoditas pertanian, l∈L, m = indeks musim tanam, m∈M. Parameter: A i = luas lahan di kecamatan i ha, A ij = luas lahan di kecamatan i dengan jenis lahan aktual j ha, α = standar koefisien ruang terbangun, yaitu persentase ruang terbangun yang harus dimiliki, β = standar koefisien ruang terbuka hijau, yaitu persentase ruang terbuka hijau yang harus dimiliki, θ k = koefisien ruang terbangun pada jenis lahan rencana k, yaitu persentase ruang terbangun yang dimiliki oleh setiap jenis lahan rencana k, γ k = koefisien ruang terbuka hijau pada jenis lahan rencana k, yaitu persentase ruang terbuka hijau yang dimiliki oleh setiap jenis lahan rencana k, μ = koefisien perlindungan kawasan hijau dan bentang alam, E = jumlah penduduk orang, P lk = produktivitas komoditas pertanian l pada jenis lahan rencana k tonha, Q jk = kesesuaian alokasi penggunaan lahan dengan jenis lahan aktual j untuk dialokasikan ke jenis lahan rencana k, dengan Q jk = 1, 0, bila sesuai selainnya    R l = rataan konsumsi komoditas pertanian l kgorangtahun, S lm = intensitas penanaman komoditas perta- nian l pada musim tanam m.

4.2 Variabel Keputusan

Variabel-variabel keputusan dalam model ini adalah sebagai berikut: d i - = kekurangan pemenuhan sasaran luas ruang terbangun di kecamatan i ha, d i + = kelebihan pemenuhan sasaran luas ru- ang terbangun di kecamatan i ha, g i - = kekurangan pemenuhan sasaran luas ruang terbuka hijau di kecamatan i ha, g i + = kelebihan pemenuhan sasaran luas ru- ang terbuka hijau di kecamatan i ha, h l - = kekurangan pemenuhan sasaran per- mintaan konsumsi masyarakat lokal akan komoditas pertanian l ton, h l + = kelebihan pemenuhan sasaran permin- taan konsumsi masyarakat lokal akan komoditas pertanian l ton, X ijk = luas lahan di kecamatan i dengan jenis lahan aktual j yang dialokasikan untuk jenis lahan rencana k ha, Y ijklm = luas lahan di kecamatan i dengan jenis lahan aktual j yang dialokasikan untuk jenis lahan rencana k dengan budidaya komoditas pertanian l pada musim tanam m ha.

4.3 Formulasi

Fungsi Tujuan Fungsi tujuan dimodelkan sebagai berikut: min z = 1000 . i i l i I l L i I i i l d g h A A R E              Parameter merupakan konsumsi masyarakat akan komoditas pertanian dalam satu tahun. Karena satuannya masih dalam kgtahun, maka perlu diubah ke dalam bentuk tontahun agar satuannya sama dengan parameter lainnya, oleh karena itu perlu dibagi dengan 1000. Nilai z adalah penjumlahan dari proporsi kekurangan pemenuhan ruang terbangun, proporsi kekurangan pemenuhan ruang terbuka hijau dan proporsi kekurangan produksi komoditas pertanian untuk pemenuhan permintaan konsumsi masyarakat lokal. Fungsi Kendala 1. Kendala sasaran pemenuhan kebutuhan ruang terbangun di kecamatan i, yaitu bahwa luas ruang terbangun di kecamatan i dengan jenis lahan aktual j yang dialokasikan ke jenis lahan rencana k diusahakan mencapai standar ruang terbangun yang harus dimiliki setiap kecamatan i, yaitu   , . k ijk i i i j J k K X d d A i I              2. Kendala sasaran pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau di kecamatan i, yaitu bahwa luas ruang terbuka hijau di kecamatan i dengan jenis lahan aktual j yang dialokasikan ke jenis lahan rencana k diusahakan mencapai standar ruang terbuka hijau yang harus dimiliki setiap kecamatan i, yaitu   , . k ijk i i i j J k K X g g A i I              3. Kendala jenis lahan aktual j yang akan dialokasikan ke jenis lahan rencana k di kecamatan i, yaitu bahwa luas kecamatan i dengan jenis lahan aktual j yang dialokasikan ke jenis lahan rencana k harus sama dengan luas kecamatan i dengan jenis lahan aktual j, yaitu , , . ijk ij k K X A i I j J       4. Kendala kesesuaian alokasi penggunaan lahan, yaitu bahwa luas seluruh kecamatan