17 3. Menghitung Rataan WTP
Nilai rataan WTP yang dimaksud diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai WTP yang diberikan oleh setiap responden, kemudian dibagi dengan jumlah
responden. Penentuan nilai WTP ini juga memiliki kelemahan dalam pelaksanaanya.
Kelemahan yang dimaksud adalah bias Fauzi, 2006. Bias dapat terjadi apabila terdapat nilai overstate maupun understate dari nilai sebenarnya.
2.5. Analisis SWOT
Analisis SWOT Strengths, Waeknesses, Opportunities, Threats dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi profit dan non profit
dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif Fahmi, 2010. Analisis SWOT membandingkan antara faktor
eksternal peluang Opportunities dan ancaman Threats dengan faktor internal kekuatan Strengths dan kelemahan Weaknesses. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
Weaknesses dan ancaman Threats. Alat yang biasa dipakai untuk menyususn faktor-faktor strategis perusahaan ialah matrik SWOT. Matrik ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan.
Tabel 2. Matriks SWOT
IFAS EFAS
STRENGTHS S WEAKNESSES W
OPPORTUNITIES O STRATEGI SO
STRATEGI WO TREATHS T
STRATEGI ST STRATEGI WT
Sumber : Rangkuti 2008
18 Pada analisis SWOT, matriks tersebut akan menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif dari strategis, yaitu: a. Strategi SO: Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategi ST: Strategi ini dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki
untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO: Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara memunimalkan kelemahan. d. Strategi WT: Strategi ini didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis telah banyak dijumpai. Beberapa penelitian tersebut diantaranya adalah:
1. Penelitian mengenai persepsi pengunjung terhadap kawasan wisata oleh Hermalinda 2010 di Kawasan Wana Wisata Curug Cilember. Ringkasan
penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penelitian tentang Persepsi terhadap Kawasan Wisata
Nama Peneliti
Judul Penelitian Kesimpulan
Hermalinda Penilaian
Dampak Ekonomi Pengembangan
Kawasan Wana Wisata Curug Cilember terhadap
Masyarakat Lokal. Persepsi pengunjung terhadap sarana
dan prasarana,
kebersihan, serta
pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember secara keseluruhan berada
pada kondisi baik. Wisatawan menilai bahwa dalam pengelolaan wana wisata
yang paling penting adalah sarana transportasi.
2. Penelitian mengenai analisis permintaan wisata oleh Novianty 2010 dan
Firandari 2009. Ringkasan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
19
Tabel 4. Penelitian tentang Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Permintaan Wisata
Nama Peneliti
Judul Penelitian Kesimpulan
Novianty Analisis
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Permintaan Wisata dan
Dampak Ekonomi
Kawasan Wisata
Galunggung Tasikmalaya. Faktor-faktor yang berpengaruh secara
signifikan adalah biaya perjalanan, jarak
tempuh, jumlah
anggota keluarga, dan hari kunjungan. Faktor-
faktor yang tidak mempengaruhi adalah
pendapatan, usia,
lama pendidikan,
aksesibilitas, waktu
tempuh, dan pembelian souvenir. Firandari
Analisis Permintaan dan Nilai
Ekonomi Wisata
Pulau Situ
Gintung-3 dengan
Metode Biaya
Perjalanan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi
permintaan PSG-3 secara signifikan adalah faktor biaya perjalanan, lama
mengetahui keberadaan PSG-3 dan jarak tempuh. Faktor biaya perjaanan
dan jarak tempuh berpengaruh negatif, sedangkan lama mengetahui PSG-3
berpengaruh positif.
3. Penelitian mengenai Willingness to Pay masyarakat terhadap daerah tujuan
wisata oleh Amanda 2009 dan Mita 2011. Pada penelitian Mita 2011 terdapat sedikit perbedaan karena penelitian yang dilakukan merupakan
penetapan tarif pada kawasan wisata yang telah disegmentasi. Ringkasan
penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Penelitian tentang
Willingness to Pay terhadap Kawasan Wisata
Nama Peneliti
Judul Penelitian Kesimpulan
Amanda Analisis Willingness to Pay
Pengunjung Objek Wisata Danau
Situgede dalam
Upaya Pelestarian
Lingkungan. Sebanyak 81 responden 34 orang
bersedia untuk membayar dalam upaya pelestarian
lingkungan Danau
Situgede. Nilai
rata-rata WTP
pengunjung Danau Situgede sebesar Rp 3 588.24.
Mita Segmentasi Tarif Masuk
Kawasan Wisata
Perkampungan Budaya
Betawi Kelurahan
Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa
Jakarta Selatan. Nilai
maksimum yang
bersedia dibayarkan oleh pengunjung kawasan
wisata Perkampungan Budaya Betawi PBB untuk segmentasi wisata air
adalah Rp 2 100, wisata agro sebesar Rp 4 500, dan wisata budaya sebesar
Rp 7 700.
20 4. Penelitian mengenai strategi pengembangan wisata oleh Hartono 2008 di
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Setyadi 2010 di kawasan Perkampungan Budaya Betawi. Ringkasan penelitian tersebut dapat dilihat
pada Tabel 6. Tabel 6. Penelitian tentang Strategi Pengembangan Kawasan Wisata
Nama Peneliti
Judul Penelitian Kesimpulan
Hartono Strategi Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango TNGGP
dalam Pengembangan
Promosi Kegiatan Ekowisata.
Berdasarkan metode SWOT yang digunakan, diketahui bahwa posisi
strategi TNGGP
dalam promosi
ekowisata berada pada sel kuadran ke- 2 -0.19;0.58 dalam Matriks Grand
Strategy . Hal ini berarti strategi yang
dapat dikembangkan adalah stability strategy
. Bentuk
strategi yang
diterapkan dalam konteks promosi adalah
meningkatkan kerjasama
dengan mitra-mitra TNGGP dan memilih media promosi yang tepat
untuk mempromosikan ekowisata di TNGGP baik kepada pengunjung
maupun kepada mitra-mitra.
Setyadi Strategi
Pengembangan Kawasan
Wisata Perkampungan
Budaya Betawi
Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
Kekuatan utama PBB yaitu sebagai satu-satunya tempat kawasan wisata
Budaya Betawi yang berada di Jakarta. Kelemahan utama yang perlu diatasi
yaitu belum optimalnya manajemen komite pengelola dikarenakan gaji
yang kecil dan adanya pekerjaan lain dari
anggota komite.
Dalam identifikasi eksternal, PBB memiliki
peluang yang paling berpengaruh yaitu dukungan
pemerintah terhadap
pengembangan PBB.
Sedangkan ancaman yang paling mempengaruhi
PBB yaitu adanya penggunaan lahan PBB oleh pihak lain untuk usaha tanpa
izin pengelola PBB. Kawasan Wisata PBB dalam penerapan strategi IE
tergolong dalam sel II, dimana dalam kondisi tumbuh dalam kembangkan
sehingga strategi yang lebih baik digunakan yaitu strategi intensif dan
strategi integrasi.
21 Penelitian yang telah disebutkan di atas dijadikan sebagai referensi oleh
penulis. Penelitian yang dilakukan oleh penulis fokus pada pengembangan salah satu kawasan wisata agro di DKI Jakarta yang sekaligus berfungsi sebagai RTH
atau hutan kota. Lokasi yang diambil merupakan kawasan wisata yang memiliki potensi wisata namun masih perlu dikembangkan lagi secara optimal.
22
III. KERANGKA PEMIKIRAN