22
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Agrowisata Cilangkap merupakan kawasan wisata agro yang terletak di Jakarta Timur. Keberadaan agrowisata ini juga memiliki fungsi sebagai Ruang
Terbuka Hijau RTH. Menurut Departemen Pekerjaan Umum 2008, secara umum fungsi RTH dapat dibagi menjadi empat aspek, yaitu aspek ekologi, sosial
budaya, ekonomi, dan estetika. Berdasarkan aspek ekologi, Agrowisata Cilangkap memberikan manfaat terhadap lingkungan berupa penjagaan kelestarian
lingkungan hidup perkotaan, memperbaiki iklim mikro, menjaga siklus hidrologi, dan mengurangi erosi Sulistyantara, 1990. Fungsi Agrowisata Cilangkap juga
dapat dilihat dari aspek sosial dan budaya, yaitu sebagai wadah bagi masyarakat untuk berkumpul dan rekreasi. Kegiatan sosial budaya yang dilakukan tersebut
juga dapat menumbuhkan aspek ekonomi yang berasal dari aktivitas wisata yang dilakukan di Kawasan Agrowisata Cilangkap.
Saat ini, atraksi wisata yang ditawarkan oleh Agrowisata Cilangkap masih terbatas. Pada umumnya, masyarakat atau pengunjung datang ke lokasi hanya
melakukan kegiatan olahraga, menikmati keindahan alam dan kesegaran udara. Pendidikan pertanian yang seharusnya bisa dijadikan sebagai atraksi wisata
unggulan masih belum berjalan. Walaupun demikian, dengan kondisi saat ini tingkat permintaan wisata masih tergolong cukup tinggi. Menurut pengamatan
pihak pengelola, pengunjung yang datang pada akhir pekan diperkirakan mencapai 300 orang. Oleh sebab itu, analisis mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan kunjungan wisata di Agrowisata Cilangkap serta persepsi pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap penting untuk dilakukan.
Hasil dari analisis tersebut diharapkan dapat menambah informasi bagi pihak
23 pengelola untuk menentukan kebijakan pengembangan Agrowisata Cilangkap
selanjutnya. Adanya permintaan wisata ke Agrowisata Cilangkap belum diimbangi
dengan sistem pengelolaan yang optimal. Hal ini ditandai dengan belum diberlakukannya tarif masuk dan masih terbatasnya sarana dan prasarana serta
atraksi wisata yang ditawarkan. Kondisi open access dengan tingginya angka permintaan akan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan yang ada pada
kawasan wisata ini. Oleh karena itu, diperlukan penetapan tarif masuk bagi pengunjung yang datang. Pada penelitian ini, penetapan tarif didasarkan pada
besar kesediaan membayar willingness to pay pengunjung terhadap Agrowisata Cilangkap. Apabila tingkat willingness to pay pengunjung telah diketahui maka
pihak pengelola dapat menyesuaikan tarif yang akan diberlakukan. Tarif yang diterima oleh pengelola merupakan salah satu sumber pemasukan yang dapat
digunakan kembali untuk kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kualitas lingkungan serta pengembangan agrowisata yang berkelanjutan.
Beragam potensi wisata yang ada di Agrowisata Cilangkap belum dikelola dan dikembangkan dengan optimal. Dengan demikian diperlukan analisis strategi
pengembangan yang efektif yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola. Strategi pengembangan
ini dikaji
melalui faktor-faktor
yang mempengaruhi
pengembangan Agrowisata Cilangkap dengan menganalisis faktor internal serta faktor ekternal yang dimiliki oleh agrowisata ini berupa kekuatan, kelemahan,
peluang serta ancaman.
24 Berdasarkan penjelasan di atas, diharapkan tercapai sistem pengelolaan
yang optimal bagi Agrowisata Cilangkap. Kerangka pemikiran dari penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
-------- = Objek penelitian
Kawasan Agrowisata Cilangkap
Memiliki Fungsi RTH
Estetika Ekonomi
Sosial Budaya Ekologi
Memberikan Jasa terhadap
Lingkungan Sarana Rekreasi, Olahraga, dan
Pengembangan Wisata Agro Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Pengembangan Agrowisata
Cilangkap Permintaan
Wisata
Tarif yang Sesuai untuk Kegiatan Wisata berdasarkan
Nilai Rata-rata Willingness to Pay
Pengunjung Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Permintaan Wisata
Persepsi Pengunjung
terhadap Agrowisata
Cilangkap Strategi
Pengembangan yang Efektif
Analisis Willingness to Pay Analisis
Regresi Linear Berganda
Analisis Deskriptif
Kualitatif dan
Kuantitatif Analisis SWOT
Sistem Pengelolaan Agrowisata Cilangkap yang Optimal
25
IV. METODE PENELITIAN 4.1.