Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan Rencana Tata Ruang RTR

46 penggunaan tanah ladangtegalan yang terdapat pada lahan kelas VI sebesar 14,17. Ketidaksesuaian ini banyak terjadi pada lereng yang agak curam sampai curam sehingga jika digunakan untuk sawah tadah hujan maupun tanah ladangtegalan dibutuhkan biaya yang lebih mahal. Banyaknya ketidaksesuaian penggunaan permukiman terhadap kemampuan lahannya diakibatkan adanya peningkatan penggunaan lahan terutama penggunaan non pertanian akibat peningkatan jumlah penduduk sehingga banyak lahan-lahan produktif yang seharusnya digunakan untuk area pertanian, dikonversi menjadi permukiman.

4.6. Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan Rencana Tata Ruang RTR

Kawasan Jabodetabek terhadap Kemampuan Lahan Wilayah Hasil analisis ketidaksesuaian peruntukan lahan RTR Kawasan terhadap kemampuan lahan akan terlihat sejauh mana Rencana Tata Ruang RTR Kawasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan daya dukung lingkungan atau wilayah dilihat dari segi fisiknya. Peruntukan lahan RTR Kawasan yang sesuai terhadap kemampuan lahannya seluas 493.983,8 Ha 77,23 dari total luas penelitian, sedangkan yang tidak sesuai sebesar 145.657,5 Ha atau 22,77 disajikan pada Gambar 26. Terdapat 25 kombinasi ketidaksesuaian antara peruntukan lahan RTR Kawasan dengan subkelas kemampuan lahan wilayah penelitian. Gambar 26 . Peta Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR terhadap Kemampuan Lahan Jabodetabek 47 Menurut Tabel 11 ketidaksesuaian peruntukan lahan terhadap kemampuan lahan terbesar terjadi pada lahan kelas III dengan faktor pembatas drainase yang dialokasikan untuk perumahan hunian padat perkotaan; perdagangan dan jasa; industri ringan non polutan dan berorientasi pasar zona B-1 dengan luas 42.470,4 Ha atau 6,64 terhadap luas`wilayah penelitian. Selanjutnya yaitu lahan kelas III dengan faktor pembatas drainase w yang diperuntukan untuk zona B-2 perumahan hunian sedang perdesaan; pertanianladang; industri berorientasi tenaga kerja dengan luas 24.052,0 Ha atau 3,76, diikuti lahan kelas IV dengan faktor pembatas kelerengan t yang diperuntukkan untuk zona B-2 perumahan hunian sedang perdesaan; pertanianladang; industri berorientasi tenaga kerja dengan luas 11.892,4 Ha atau 1,86. Dari sini terlihat bahwa peruntukan lahan dalam RTR Kawasan yang dialokasikan terutama untuk perumahan hunian padat dan sedang masih belum disesuaiakan dengan daya dukung lahannya. Hal ini akan berdampak juga pada penggunaan aktualnya yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan. Besarnya ketidaksesuaian RTR Kawasan terhadap kemampuan lahan ini menunjukkan bahwa RTR Kawasan yang telah dibuat lebih melihat dari sebaran penggunaan lahan saja, akan tetapi kurang memperhatikan aspek fisik lahan yang seharusnya sangat diperlukan dalam perencanaan suatu wilayah. Akibatnya jika Rencana Tata Ruang kurang memperhatikan kemampuan lahannya, berakibat pada penggunaan lahan aktual yang kurang memperhatikan pada kemampuan lahan juga. Hal ini akan dapat berdampak negatif pada area tersebut atau untuk lingkungan sekitar. Tabel 11 . Urutan 10 Besar Luas Ha dan Proporsi Luas Kombinasi Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap Kemampuan Lahan No Kombinasi Ketidaksesuaian Ha 1 IIIw--B-1 42.470,4 6,64 2 IIIw--B-2 24.052,0 3,76 3 IVt--B-2 11.892,4 1,86 4 IIIe,s,w--B-2 8.146,8 1,27 5 VIt--B-3 7.033,6 1,10 6 IIIe,w--B-1 6.398,1 1,00 7 IIIt,e--B-2 6.324,4 0,99 8 IIIe--B-1 5.818,8 0,91 9 IIIs,w--B-2 5.389,1 0,84 10 IIIe--B-2 4.905,1 0,77 Gambar 27 menunjukkan urutan 10 besar jumlah poligon terbanyak ketidaksesuaian di wilayah penelitian. Jumlah poligon ketidaksesuaian berjumlah 432 poligon dengan jumlah poligon terbanyak terjadi pada kombinasi kemampuan lahan III dengan faktor pembatas drainase IIIw dengan zona B-2 sebanyak 75 poligon, sebanyak 65 poligon kombinasi kemampuan lahan III dengan faktor pembatas drainase IIIw untuk zona B-1, dan 48 poligon yang merupakan kombinasi antara kemampuan lahan IV dengan faktor pembatas kemiringan lereng IVt untuk zona B-2. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah alokasi peruntukan lahan yang dominan tidak sesuai dengan kemampuan lahannya 48 banyak terjadi pada alokasi peruntukan lahan untuk perumahan hunian padat, sedang, dan rendah. Sedangkan untuk peruntukan lahan lain yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya relatif kecil. Gambar 27 . Urutan 10 Besar Jumlah Poligon Terbanyak Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR terhadap Kemampuan Lahan Gambar 28 . Urutan 10 Besar Luas Rata-rata Ha Terbesar Poligon Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap Kemampuan Lahan Urutan 10 besar luas rata-rata poligon ketidaksesuaian RTR Kawasan terbesar disajikan pada Gambar 28. Luas rata-rata poligon terluas terdapat pada kombinasi lahan kelas III dengan faktor pembatas erosikepekaan erosi e, dan teksturkedalaman tanah s, dan drainase w menjadi peruntukan lahan untuk 49 zona B-2 dengan luasa rata-rata 1.357,8 Ha, diikuti kelas III dengan faktor pembatas erosikepekaan erosi e, dan drainase w yang diperuntukkan untuk zona B-1 seluas 1.066,3 Ha, dan sebesar 831,3 Ha pada lahan kelas III dengan faktor pembatas erosikepekaan erosi yang diperuntukkan untuk zona B-1. Hasil analisis ini sesuai dengan analisis sebelumnya yang menunjukkan bahwa ketidaksesuaian terbesar terjadi pada alokasi peruntukan lahan untuk zona B-1 dan B-2 perumahan hunian padat dan sedang. Hal ini mengindikasikan masih adanya peruntukan lahan kawasan Jabodetabek yang kurang memperhatikan aspek fisik lingkungannya. Luas ketidaksesuaian peruntukan lahan RTR Kawasan Jabodetabek terhadap kemampuan lahan terbesar terjadi di Kabupaten Bekasi sebesar 39.543,0 Ha atau 6,18 dari luas wilayah penelitian, diikuti oleh Kabupaten Bogor dan Tangerang dengan luas masing-masing 38.414,1 Ha 6,01 dan 25.916,1 Ha 4,05 terhadap luas Jabodetabek Tabel 12, sedangkan berdasarkan luas kabupatenkota, Jakarta Utara merupakan wilayah dengan luas ketidaksesuaian terbesar yaitu sebesar 88,92 terhadap luas Jakarta Utara. Sebagaimana dengan urutan jumlah poligon, Kabupaten Bogor. Bekasi, dan Tangerang merupakan kabupaten dengan urutan jumlah poligon terbanyak dengan jumlah masing- masing 255, 198, dan 141 poligon Gambar 29. Dari hasil analisis ini dapat diketahui bahwa Kabupaten Bogor, Bekasi, dan Tangerang merupakan kabupaten yang alokasi peruntukan lahannya masih banyak yang belum disesuaikan dengan aspek fisik lahannya kemampuan lahan, sedangkan ketidaksesuaian pada kabupatenkota lain di Jabodetabek relatif rendah. Gambar 29 . Kabupatenkota dengan Jumlah Poligon Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap Kemampuan Lahan Banyaknya ketidaksesuaian antara peruntukan lahan dengan kemampuan lahan di Kabupaten Bekasi disebabkan di kabupaten tersebut sekitar 2,86 terhadap luas wilayah Jabodetabek dialokasikan untuk perumahan hunian padat zona B-1 yang terdapat di lahan kelas III. Sedangkan di Kabupaten Bogor, sekitar 1,56 terhadap luas Jabodetabek di lahan kelas IV dialokasikan untuk 50 perumahan hunian sedang zona B-2. Berdasarkan luasan setiap kabupatenkota, Jakarta Utara merupakan wilayah yang peruntukan lahannya mengalami ketidaksesuaian terbesar yaitu sebesar 1,83 lahan kelas III dialokasikan untuk zona B-1 perumahan hunian padat di area ini. Hasil ini menunjukkan bahwa alokasi lahan yang sebagian besar belum memperhatikan daya dukung lingkungan terutama kemampuan lahan banyak terjadi pada peruntukan untuk perumahan. Tabel 12 . Kabupatenkota dengan Luas Ha dan Proporsi Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR terhadap Kemampuan Lahan NO Kabupatenkota Luas Ketidaksesuaian Ha Persentase Ketidaksesuaian Jabodetabek Kabupatenkota 1 Jakarta Barat 7.750,6 1,21 66,21 2 Jakarta Pusat 3.946,0 0,62 85,44 3 Jakarta Selatan 644,8 0,10 4,75 4 Jakarta Timur 4.828,6 0,75 27,88 5 Jakarta Utara 11.789,8 1,84 88,92 6 Kab. Bekasi 39.543,0 6,18 32,79 7 Kab. Bogor 38.414,1 6,01 13,47 8 Kab. Tangerang 25.916,1 4,05 28,04 9 Kota Bekasi 4.045,9 0,63 20,92 10 Kota Bogor 1.724,4 0,27 21,15 11 Kota Depok 0,0 0,00 0,00 12 Kota Tangerang 6.997,1 1,09 39,61 13 Kota Tangerang Selatan 56,9 0,01 0,31 Luas Total 145.657,5 22,77 Gambar 30 . Kabupatenkota dengan Luas Rata-rata Ha Poligon Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap Kemampuan Lahan Luas rata-rata poligon kombinasi ketidaksesuaian peruntukan lahan RTR Kawasan terhadap kemampuan lahan wilayah Jabodetabek terdapat pada Gambar 51 30. Jakarta Timur merupakan wilayah dengan luas rata-rata poligon terbesar dengan luas 603,6 Ha. Hal ini memberikan informasi bahwa luas inkonsistensi di Jakarta Timur relatif lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah poligon peruntukan RTR Kawasan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya, sehingga luas rata-rata ketidaksesuaian nilainya terbesar dibandingkan dengan kabupatenkota yang lain. Selanjutnya yaitu Jakarta Utara dengan luas 436,7 Ha, diikuti Jakarta Barat dengan luas 369,1 Ha. Hasil ini didukung dengan hasil analisis sebelumnya yang menunjukkan bahwa alokasi peruntukan zona B-1 dan B-2 atau perumahan hunian padat dan sedang banyak mengalami ketidaksesuaian dengan kemampuan lahannya, dan diketahui bahwa permukiman yang termasuk dalam alokasi zona B-1 dan B-2, maupun B-3, dan B-4 dominan tersebar di DKI Jakarta dan Kota Depok. Oleh sebab itu, luas rata-rata poligon ketidaksesuaian juga banyak terjadi di wilayah-wilayah tersebut.

4.6.1. Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap

Kemampuan Lahan Menurut Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan Hasil analisis menunjukkan bahwa kelas kemampuan lahan yang mengalami ketidaksesuaian terbesar dengan peruntukan lahan RTR Kawasan adalah lahan kelas III dengan luas 111.496,0 Ha atau sebesar 76,55 terhadap luas ketidaksesuaian. Selanjutnya lahan kelas IV dengan luas 17.185,8 Ha atau 11,80 Gambar 31. Berdasarkan kombinasi ketidaksesuaian peruntukan lahan RTR Kawasan terhadap kemampuan lahan menurut kelas kemampuan lahan, kombinasi terbesar terjadi pada lahan kelas III yang diperuntukkan untuk perumahan hunian padat zona B-1 sebesar 25,09 terhadap luas kelas III, diikuti lahan kelas III untuk peruntukan lahan zona B-2 sebesar 24,92 terhadap luas kelas III. Hal ini memperlihatkan bahwa masih banyaknya peruntukan RTR Kawasan yang kurang memperhatikan kaidah kemampuan lahan wilayah Jabodetabek Gambar 32. Kombinasi dan luas ketidaksesuaian berdasarkan kelas kemampuan lahan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 14. a Luas Ketidaksesuaian Peruntukan RTR Kawasan menurut Kelas Kemampuan Lahan Ha b Proporsi Luas Ketidaksesuaian Peruntukan RTR Kawasan menurut Kelas Kemampuan Lahan Gambar 31. Luas Ha dan Proporsi Luas Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap Kemampuan Lahan Menurut Klasifikasi Kemampuan Lahan a b 52 Gambar 32. Urutan 5 Besar Persentase Luas Luas Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap Kemampuan Lahan Menurut Kelas Kemampuan Lahan

4.6.2. Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap

Kemampuan Lahan Menurut Klasifikasi Peruntukan Lahan Gambar 33a dan b menunjukkan peruntukan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan Kawasan Jabodetabek. Peruntukan lahan RTR Kawasan yang tidak sesuai terbesar terjadi pada zona B-2 perumahan hunian sedang sebesar 72.832,5 Ha atau 50,00 dari total luas ketidaksesuaian, diikuti peruntukan zona B-1 sebesar 62.538,8 Ha atau 42,94 dari luas ketidaksesuaian, zona B-3 sebesar 9.836,5 Ha, dan terakhir adalah zona B-4 sebesar 449,0 Ha. Ketidaksesuaian peruntukan RTR Kawasan pada keempat zona tersebut ini sesuai dengan hasil yang dianalisis yaitu ketidaksesuaian terbesar terjadi pada peruntukan zona B-1 dan B-2. Berdasarkan hasil analisis ini terlihat bahwa dalam penentuan lokasi khususnya untuk perumahan kurang memperhatikan daya dukung khusunya kemampuan lahannya, sehingga hal ini akan berdampak pada aktual penggunaan lahan terutama permukiman yang dominan tidak sesuai terhadap kemampuan lahan dikarenakan pada RTRnya sudah tidak sesuai. Fakta yang banyak terjadi yaitu adanya penggunaan permukiman di area-area yang sebenarnya sangat rawan dari bencana seperti longsor, banjir, dan lain-lain. Kombinasi ketidaksesuaian berdasarkan peruntukan lahan RTR Kawasan terbesar terjadi pada peruntukan B-2 yang terdapat pada lahan kelas III sebesar 55,03 terhadap luas zona B-2. Selanjutnya yaitu peruntukan lahan zona B-1 yang terdapat pada lahan kelas III sebesar 37,36 dari total luas zona B-1 Gambar 34. Luas dan kombinasi ketidaksesuaian peruntukan lahan RTR Kawasan terhadap kemampuan lahan menurut peruntukan lahan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 15. 53 a Luas Ketidaksesuaian Peruntukan RTR Kawasan meurut Zona Peruntukan Lahan Ha b Proporsi Luas Ketidaksesuaian Peruntukan RTR Kawasan meurut Zona Peruntukan Lahan Gambar 33. Luas Ha dan Proporsi Luas Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Peruntukan Penggunaan Lahan Gambar 34. Urutan 5 Besar Persentase Luas Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTR Kawasan terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Peruntukan Penggunaan Lahan

4.7. Analisis Penggunaan Lahan Aktual terhadap Kemampuan Lahan dan