Tata Ruang dan Penataan Ruang

6 pemanfaatan data penginderaan jauh. Berdasakan literatur yang ada, telah banyak digunakan data-data penginderaan jauh untuk tujuan pemetaan dan pemantauan penggunaan lahan Anjani 2010.

1.2. Tata Ruang dan Penataan Ruang

Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007 tata ruang merupakan wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarki memiliki hubungan fungsional. Sedangkan Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang UU RI No. 26 tahun 2007. Menurut Rustiadi et al. 2011 penataan ruang merupakan upaya aktif manusia untuk mengubah pola dan struktur pemanfaatan ruang dari satu keseimbangan menuju kepada keseimbangan yang baru atau yang lebih baik. Setiap penataan ruang tidak terlepas dari adanya rencana tata ruang wilayah. Perencanaan tata ruang dibedakan atas hirarki rencana yang meliputi: Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RTRWP, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kota, serta rencana- rencana yang lebih detil lagi. Selain Rencana Tata Ruang tersebut, terdapat lagi Rencana Tata Ruang untuk kawasan khusus, diantaranya adalah penataan ruang kawasan Jabodetabekpunjur. Pemanfaatan ruang merupakan wujud dari operasionalisasi Rencana Tata Ruang atas pelaksanaan pembangunan. Pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas mekanisme perizinan dan penertiban tehadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan RTRW yang ada. Rencana Tata Ruang pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar interaksi manusiamakhluk hidup dengan lingkungannya dapat berjalan secara seimbang. Interaksi tersebut bertujuan untuk tercapainya kesejahteraan manusiamakhluk hidup serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan Algamar 2003. Pemanfaatan ruang merupakan realisasi dari Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW yang telah disusun. Namun, seiring dengan perkembangan wilayah yang semakin pesat, kompleksitas permasalahan tentang penataan ruang semakin meningkat yang disebabkan karena penggunaan dan pemanfaatan lahan yang menyimpang dari RTRW. Hal ini dapat dikatakan bahwa terjadi ketimpangan antara penggunaan lahan aktual dengan RTRW yang telah ditetapkan. Ketimpangan tersebut pun dapat dikatakan inkonsistensi penggunaan lahan dengan RTRW. Konsistensi penggunaan lahan dapat dilihat dari kesesuaian antara penggunaan atau pemanfaatan ruang terhadap RTRW. Analisis inkonsistensi penggunaan lahan terhadap RTRW bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan lahan aktual sesuai dengan RTRW ataukah malah sebaliknya tidak sesuai Afifah 2010. Penelitian yang telah dilakukan oleh Deni 2004 menunjukkan bahwa pada periode tahun 1992 hingga 2001 di Jabodetabek telah terjadi pengurangan luasan kawasan lindung sebesar 16,00. Hal lain yang terjadi yaitu semakin 7 luasnya alokasi kawasan lindung yang telah dirambah oleh masyarakat sehingga kawasan lindung Jabodetabek hanya tinggal 0,60 dibandingkan dengan total wilayah Jabodetabek Panuju 2004. Kejadian demikian menunjukkan bahwa penggunaan lahan aktual tidak konsisten terhadap Rencana Tata Ruang RTR Kawasan yang telah ditetapkan. Hal ini jika dibiarkan terus menerus akan dapat mengancam keberlanjutan dari wilayah Jabodetabek sendiri. Terdapat beberapa sasaran penyelenggaraan penataan ruang kawasan Jabodetabekpunjur yang tercantum dalam Peraturan Presiden RI No. 54 tahun 2008 pada bab I pasal 2 tentang penataan ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur, diantaranya adalah 1 terwujudnya kerjasama penataan ruang antar pemerintah kabupaten dan kota dalam kawasan Bopunjur, 2 terwujudnya peningkatan fungsi lindung terhadap tanah, air, udara, flora, dan fauna dengan ketentuan-ketentuan tertentu, 3 terciptanya optimalisasi fungsi budidaya, dan yang 4 adalah terciptanya keseimbangan antara fungsi budidaya dan lindung.

1.3. Kemampuan Lahan