26 Kelas kemampuan lahan terluas di Jabodetabek adalah kelas kemampuan
lahan III dengan luas area 222.937,6 Ha atau 34,85 dari total luas Jabodetabek. Kelas kamampuan lahan dengan luasan terbesar kedua adalah kelas II yaitu
sebesar 192.537,6 Ha atau 30,10. Kelas kemampuan lahan VIII merupakan kelas dengan luasan terendah yaitu sebesar 2.106,6 Ha 0,33. Luas dan proporsi
masing-masing kelas dan sub kelas kemampuan lahan disajikan dalam Tabel 5.
Sub kelas kemampuan lahan dengan luasan terbesar adalah sub kelas II dengan faktor pembatas kelerengan t, erosi e, kedalaman tanah dan tekstur
tanah s IIt, e, s sebesar 26,02 dan sub kelas III dengan faktor pembatas drainase IIIw sebesar 19,96. Sub kelas IIt, e, s ini banyak tersebar di
Kabupaten Bogor 6,21, Kabupaten Bekasi 2,81, dan Kota Depok 2,78. Sub kelas kemampuan ini dominan tersebar di wilayah yang landai atau berombak
dengan hambatan ketiga faktor tersebut. Sedangkan sub kelas IIIw dominan tersebar di Kabupaten Bekasi 9,81, Kabupaten Tangerang 3,94, dan
Jakarta Utara 1,93. Sub kelas ini tersebar di sebagian besar wilayah pesisir Pantai Utara dan di daerah rawa-rawa. Sub kelas IIIw ini dominan tersebar merata
di wilayah Jabodetabek kecuali di Kota Bogor. Hal ini disebabkan sebagian besar tanah di Kota Bogor adalah tanah-tanah dengan pola drainase yang baik, sehingga
jarang memiliki hambatan seperti draianase.
4.3. Peruntukan Penggunaan Lahan Berdasarkan Rencana Tata Ruang
RTR Kawasan Jabodetabek Tahun 2008 Rencana Tata Ruang yang dipakai dalam penelitian ini adalah Rencana
Tata Ruang untuk kawasan khusus yaitu RTR Kawasan Jabodetabekpunjur tahun 2008. Wilayah yang digunakan dalam penelitian ini adalah DKI Jakarta,
Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kota dan Kabupaten Tangerang serta Kota dan Kabupaten Bekasi. Rencana Tata Ruang RTR Kawasan
Jabodetabekpunjur tahun 2008 dioverlay dengan peta administrasi Jabodetabek sehingga didapatkan peta RTR Kawasan Jabodetabek yang disajikan dalam
Gambar 7.
Berdasarkan peta RTR Kawasan Jabodetabek pada Gambar 7 dapat diketahui bahwa peruntukan penggunaan lahan menurut RTR Kawasan
Jabodetabek secara umum terbagi atas kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan lindung terbagi atas hutan lindung dan hutan konservasi. Kawasan
budidaya terbagi atas peruntukan lahan basah, perumahan hunian padat, sedang, dan rendah, serta zona B-4 dan B-7 yang ditetapkan untuk kawasan hutan
produksi.
Proporsi rencana penggunaan untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya tidak seimbang. Kawasan budidaya jauh lebih luas dibandingkan dengan
kawasan lindung yang hanya 8,11 dari total luas Jabodetabek, sebagaimana terdapat pada Tabel 6. Peruntukan lahan terluas adalah peruntukan untuk zona B-1
atau perumahan hunian padat perkotaan; perdagangan dan jasa; industri ringan non polutan dan berorientasi pasar seluas 149.704,7 Ha 23,40. Peruntukan
terluas kedua yaitu peruntukan untuk zona B-4 perumahan hunian rendah; pertanian lahan basahkering dengan teknologi tepat guna seluas 149.074,7 Ha
23,31. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi peruntukan lahan terbesar di Jabodetabek memang untuk perumahan.
27
Tabel 6 . Luas Ha dan Proporsi Luas Penggunaanperuntukan Lahan Menurut Rencana Tata
Ruang Kawasan Jabodetabek Tahun 2008
No Kawasan Zona
RTR Kawasan Luas
Ha
1 Kawasan
lindung N-1
Hutan lindung 14.917,6
2,33 2
N-2 Hutan konservasicagar alamtaman
nasionaltaman wisata alamsuakamargasatwabudayapeninggalan
sejarah 36.973,0
5,78
3 Kawasan
budidaya B-7HP
Zona B-7 yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan produksi tetap atau hutan
produksi terbatas sesuai peraturan perundang- undangan
10.783,3 1,69
4 B-4HP
Zona B-4 yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan produksi tetap atau hutan
produksi terbatas sesuai peraturan perundang- undangan
26.830,0 4,19
5 B-7
Perumahan hunian rendah dengan KZB maksimum 40. daya dukung lingkungan
rendah. hutan produksi. pemanfaatan ruangnya harus disetujui badan koordinasi
tata ruang nasional. 404,3
0,06
6 B-6
Perumahan hunian rendah dengan KZB maksimum 50. daya dukung lingkungan
rendah. pemanfaatan ruangnya harus disetujui badan koordinasi tata ruang
nasional. 2.616,2
0,41
7 B-5
Pertanian lahan basah irigasi teknis 62.424,4
9,76 8
B-4 Perumahan hunian rendah; pertanian lahan
basahkering dengan teknologi tepat guna; perkebunan. perikanan. peternakan
agroindustri. hutan produksi 149.074,7
23,31
9 B-3
Perumahan hunian rendah intensitas lahan terbangun rendah dengan rekayasa teknis;
pertanianladang 84.946,0
13,28 10
B-2 Perumahan hunian sedang perdesaan;
pertanianladang; industri berorientasi tenaga kerja
100.967,1 15,78
11 B-1
Perumahan hunian padat perkotaan; perdagangan dan jasa; industri ringan non
polutan dan berorientasi pasar 149.704,7
23,40 Luas Total
639.641,3 100,00
Keterangan: KZB= Koefisien Zona Bangun
28
Gambar 7.
Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabek Tahun 2008
4.4. Inkonsistensi PenggunaanPenutupan Lahan Aktual terhadap